Chapter 4

15 2 0
                                    

Faye membersihkan pakaian dan anggota tubuh yang berlumuran darah siswa laki-laki itu sebelum pulang.

Beberapa pelayan menatap aneh melihat pakaiannya yang basah, namun tidak ada seorangpun yang bertanya, seolah tidak peduli apapun yang terjadi padanya.

Faye memasuki kamar untuk berganti baju, saat itulah dia menyadari anting di telinga kirinya menghilang.

Saat kecil Faye sangat takut ditindik, sampai sekarang telinganya tidak memiliki lubang anting. Karena ingin memakainya, Faye akhirnya membeli anting tempel.

Dan sekarang anting tempel berbentuk jamur kesayangannya hilang. Faye tidak sadar kapan dia menghilangkan anting itu, namun karena itu merupakan anting tempel, Faye tidak ambil pusing, mungkin terjatuh disuatu tempat. Lagi pula itu hanya anting murah imitasi.

Faye melepas anting jamur disebelah kanan, kemudian memakai anting tempel berbentuk bunga semanggi untuk mengganti antingnya yang hilang.

***

Keesokan harinya Faye kembali mengisi tempat bekal. Setelah itu dia mulai duduk makan bersama keluarganya.

"Ayah, sekolah menyediakan kartu makan. Aku sudah mencobanya. Makanan disana sangat enak." Druella memamerkan kartu siswa yang tergantung dilehernya.

"Benarkah? Kalau begitu makan apapun yang kau suka."

"Ayah, kemarin aku mengajak kakak makan bersama, tapi dia tidak mau." Wajah sedih Druella membuat Klaus sedikit murka.

"Tidak bisakah kau menjadi kakak yang baik? Bagaimana bisa kau menolak adikmu?." Klaus menunjuk Faye menyalahkan.

"Ayah-"

"Cukup. Aku tau hatimu memang jahat. Druella sayang, kau tidak perlu makan bersamanya." Klaus membujuk Druella yang masih menampilkan wajah sedih.

Herra mencoba menambahkan. "Druella, biarkan dia makan sendiri. Lagi pula kau pasti punya teman untuk diajak makan."

"Tapi Ibu, sebagai saudara, aku ingin dekat dengan kakak disekolah."

"Druella, kenapa kau masih begitu baik? Lihat dia, yang dipikirkannya hanya dirinya sendiri." Klaus mendengus sinis kepada Faye.

Faye hanya diam sambil melanjutkan makan. Apapun yang dia katakan tidak pernah didengar oleh Ayahnya. Bukannya dia tidak mau makan, tapi dia tidak bisa menggunakan kartu makan.

Druella diam-diam tersenyum senang. "Ayah, jangan memarahi kakak. Aku yang salah."

"Sayang, kau tidak pernah salah. Kakakmu yang salah."

Faye berdiri setelah selesai makan. Dia tidak mau berlama-lama dimeja makan ini. "Ayah, Bibi, aku berangkat." Dia menunduk sopan meninggalkan meja makan.

"Kakak, tunggu." Druella mengejar Faye, namun dengan sengaja dia terjatuh.

"Druella!" Herra langsung berdiri menghampiri anaknya.

"Ibu, aku tidak apa-apa." Druella meringis pelan seolah merasakan sakit."

Faye terus melangkah tidak peduli apa yang terjadi dibelakangnya.

"Berhenti!" Herra berteriak pada Faye, namun Faye tetap berjalan. "Kubilang berhenti!"

"Berhenti kau anak nakal!" Teriakan Klaus akhirnya membuat Faye berhenti melangkah. Dia menoleh kebelakang melihat Druella yang terduduk dilantai memegangi lututnya.

"Adikmu terjatuh, dan kau tidak peduli? Apa kau benar-benar manusia?"

Faye menatap ayahnya heran. "Apa aku yang membuatnya jatuh?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 08 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Legitimate Child Who SuffersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang