Chapter 3

10 1 0
                                    

Setelah pemilihan ketua kelas, Wali kelas membuat pengocokan nama untuk tempat duduk. Faye merasa lega melihat namanya tidak disamping nama Druella.

Dia mendapat tempat duduk dibagian belakang dekat jendela sesuai dengan keinginannya, sementara Druella mendapat tempat duduk dibagian tengah.

"Salam kenal, aku Airy." Murid perempuan disamping tempat duduk baru Faye menyapa.

Murid perempuan itu terlihat cantik, barang-barangnya bermerek. Sudah dipastikan dia berasal dari keluarga kaya.

"Aku Faye."

Murid perempuan itu tertawa lucu. "Aku tau namamu ketua kelas."

Faye sedikit malu dipanggil ketua kelas. Tidak bisa menjawab, Faye hanya tersenyum canggung.

Airy menahan tawanya melihat senyum canggung itu. "Kau terlihat imut."

Faye menatap Airy bingung. "Aku?"

"Ya, kau. memangnya siapa lagi?"

Faye menggaruk kepalanya canggung. "Aku pikir kau salah orang."

"Kenapa aku salah orang?" Airy semakin tertarik melihat Faye.

"Aku tidak imut." Faye tanpa sadar memegang jerawat kecil dipipinya.

"Kurasa kau hanya kurang percaya diri. Menurutku tingkahmu imut." Airy tersenyum seperti matahari. Faye sedikit terpesona, belum pernah ada orang yang begitu baik padanya.

"Terimakasih."

"Tidak masalah. Omong-omong jangan sentuh wajahmu seperti itu."

Faye berhenti menyentuh jerawat dipipinya. Hormon remaja menimbulkan beberapa jerawat kecil dipipinya. Faye tidak memiliki uang untuk membeli perawatan wajah. Dia hanya memiliki sabun pencuci wajah murah.

"Pengaturan tempat duduk sudah selesai, sekarang aku akan menjelaskan tata tertib dan peraturan sekolah." Suara Wali kelas menghentikan kegiatan siswa yang menyapa satu sama lain.

Beberapa peraturan dibacakan sampai pada aturan makan di sekolah. "Untuk makan siang, sekolah menyediakan kartu makan yang dipakai dikantin sekolah. Biaya makan akan dihitung dan dibayar pada akhir bulan oleh orang tua kalian."

Faye menundukkan kepala setelah mendengar aturan makan siang. Ayahnya tidak mungkin mau membayar kartu makan miliknya.

Sebagai gantinya Faye akan membawa bekal setiap hari. Sama seperti saat bersekolah di Garcia. Bedanya di Garcia tidak ada kartu makan. Siswa bebas membawa bekal atau makan dikantin.

Sedangkan di Tropium, sekolahnya yang sekarang menyediakan kartu makan.

Makanan yang tersedia di kantin sesuai dengan kebutuhan gizi remaja. Orang tua murid tidak perlu khawatir dengan makan siang anak mereka.

"Aku suka sistem makan disini." Airy berbisik pelan mengajak Faye bicara.

Faye hanya mengangguk canggung. Dia tidak tau harus menjawab apa karena sudah pasti dia tidak akan pernah menggunakan kartu makan.

"Ketua kelas, kemari dan bagikan kartu."

Faye berdiri menghampiri Reins. Dia mengambil kartu diatas meja guru. Faye memperhatikan kartu yang berada ditangannya.

Di setiap kartu terlihat nama dan foto siswa. Ternyata kartu makan sama dengan kartu siswa.

Faye membagikan kartu sesuai tempat duduk. Sampai saat ditempat duduk Druella.

"Faye, terimakasih. Bagaimana jika kita makan siang bersama?"

Faye menghentikan gerakan tangannya yang ingin menyerahkan kartu pada Druella. Senyuman polos Druella mengingatkan Faye pada saat mereka di Garcia.

Legitimate Child Who SuffersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang