Shock. Itulah yang dirasakan Raya saat ini.
Pun ia berharap Abi sedang bergurau dan tidak serius dengan ucapannya."L--Lo bohong kan Bi? Lo bercanda kan?" tanya Raya dengan suara bergetar. Ia merasa Dejavu. Teringat saat Raisa mengabarkan kematian Randy belasan tahun silam.
Keyla dan Meisya memperhatikannya dengan raut penasaran.
"Buat apa gue bohong? Kalau Lo nggak percaya, lo bisa datang langsung ke rumah sakit X sekarang."
Raya menjatuhkan handphonenya dengan lemas, seiring air matanya yang mulai terjun dan mengalir deras. Oh Lord.. Apalagi ini?
Keyla memegang pundaknya. "Kenapa Ray?"
Raya menjawab dengan wajah linglung. "Divio kecelakaan."
"Astagfirullah!" pekik Keyla. Meisya sendiri menutup mulutnya yang refleks menganga.
Raya segera pamit pada Meisya, disusul Keyla yang berlari mengekorinya.
Berulang kali, Raya gagal memasukan kunci mobil. Tangannya gemetaran. Wajahnya dihiasi kepanikan yang tidak main-main.
Keyla yang menyaksikan tidak tahan lagi, dan langsung menyuruh Raya keluar, dengan maksud bertukar posisi.
"Biar gue aja yang nyetir."
Sepanjang perjalanan Raya tak henti-hentinya menangis. Ia melangitkan doa, berharap Divio baik-baik saja.
"Ray lo tenang yah. Gue yakin Divio baik-baik aja." Keyla berusaha menenangkan sambil fokus menyetir.
Gadis itu hanya diam sambil terus terisak.
Benar kata orang-orang. Penyesalan selalu datang belakangan. Dan sekarang, Ia benar-benar menyesal telah mengabaikan Divio selama beberapa hari terakhir.Setibanya di depan rumah sakit, secara mengejutkan kedua gadis itu bertemu dengan Mamah Divio yang juga baru datang bersama Papi Raya.
Sejenak Raya mematung di tempatnya. Sebelum akhirnya ia mencoba tidak mempedulikan keberadaan dua manusia tersebut dan melanjutkan langkah, diikuti Keyla.
Di depan ruang ICU, terlihat Abi yang tengah berdiri menanti kedatangan mereka.
"Bi, gimana keadaan Divio?" tanya Raya, kalap. Bahkan terlihat lebih kalut dari Mamah Divio sendiri.
Abi menjelaskan, "Saat ini dia koma. Tubuhnya kehilangan banyak darah, dan membutuhkan donor secepatnya."
Raya auto lemas mendengarnya. Begitu pun dengan Mamah Divio yang hampir tumbang. Beruntung Papi Raya yang berdiri di belakangnya, langsung menahan dengan sigap.
Keyla merangkul bahu Raya, menguatkan sahabatnya yang tampak terguncang. Lalu pada Abi ia bertanya, "Golongan darah Divio apa? Stok darahnya ada kan?"
Ekspresi Abi menunjukkan hal buruk. Kekasih Keyla itu menggeleng samar. "Sayangnya rumah sakit kami tidak memiliki stok. Karena Divio memiliki golongan darah yang cukup langka, yaitu golongan darah O rhesus negatif."
Tangis Mamah Divio seketika pecah. Beliau terisak dalam pelukan Papi Raya. "Ya Tuhan.. Bagaimana ini."
Raya yang memiliki daya ingat yang tajam, tiba-tiba teringat sesuatu.
Tujuh belas tahun yang lalu..
Saat itu, Raya baru tahu golongan darahnya setelah menjalani tes darah. Ia mendekati Papi nya yang tengah duduk menonton TV, di ruang keluarga.
"Pi, Golongan darah Papi apa? Kalau aku sama sama Mami, sama-sama B."
Papi Raya tersenyum tipis. "Papi punya golongan darah yang langka. Kalau Papi sebutin, kamu pasti baru denger sekarang."

KAMU SEDANG MEMBACA
TRIO SOMPLAK (SELESAI)
Novela JuvenilMenceritakan 3 Gadis yang bersahabat sejak masuk SMA dan memiliki permasalahan yang sama, yakni susah move on. Keyla Maheswari : Tidak bisa move on dari mantannya yang tergoda cabe-cabean. Raya Monica : Tidak bisa move on dari pacarnya yang meningga...