Pertemuan

43 19 9
                                    

Matahari bersinar begitu panas terasa sampai di kepala. Membuat kepala pusing dan menjadi sangat haus. Di perjalanan aku mampir dahulu untuk membeli minuman. Cuaca hari ini sungguh sangat menguras tenaga dan pikiran.

Pakaian ku sudah basah dipenuhi oleh keringat. Setelah membeli minuman aku melanjutkan perjalananku untuk mencari lowongan pekerjaan.

Aku di sekolah sangat pintar. Tapi nasibku saja yang buruk. padahal semasa kuliah nilaiku juga tidak terlalu jelek. Tapi mencari pekerjaan sangatlah susah. Aku harus lebih bersemangat lagi.

Setelah menaruh lamaran ke sana kesini. Aku pulang dan menunggu bus di halte. Tidak sengaja aku bertemu dengan seseorang. Dia orang yang pernah mengisi hatiku dan pernah mewarnai hari-hariku dahulu.

Dia bernama vino. Laki-laki yang pernah mengisi hatiku. Dia adalah cinta pertamaku. Vino memulai obrolan menyapaku.

"Halo Silvi, apa kabar?" Ucapnya dengan tersenyum.

"Halo juga, siapa ya maaf?" tanyaku balik pura-pura lupa karena aku malu dengan penampilanku.

"Aku vino teman sekelas kamu dulu. Masak kamu lupa kita kan selalu sekelas dari mulai taman kanak-kanak sampai sekolah SMA," ucapnya

"Vino, maaf aku lupa. Kamu sudah banyak berubah. Kabarku hari ini lumayan baik. Kamu bagaimana kerja di mana sekarang?" tanya ku dengan ekspresi penasaran.

"Aku bekerja di perusahaan advertising," ucapnya.

Dalam hati aku ingin menanyakan lowongan pekerjaan. Tapi aku malu, aku urungkan pertanyaan itu.

Aku bergegas mau naik bus. "Bus ku sudah datang aku naik dulu. Apakah kamu juga naik bus ini?" tanyaku.

Vino sambil mengeraskan suaranya dan melambaikan tangannya. "Tidak, aku naik bus selanjutnya. Hati-hati Silvi sampai ketemu lagi."

Lambaian tangan Vino, aku balas dengan tersenyum. Aku tidak menyangka akan bertemu dengan vino. Vino adalah orang yang sangat aku sayangi ketika aku mengenal cinta.

Saat diperjalanan aku mengingat masa laluku bersama vino. Masa-masa indah di sekolah dan masa-masa indah kebersamaan kita.

Setelah bus sampai di halte pemberhentian. Aku turun terus pulang dengan jalan kaki. Karena letak halte bus dengan rumahku tidak terlalu jauh. Aku sudah terbiasa jalan kaki.

Di perjalanan aku mengingat kenangan ku, aku mengingat kenangan ku dulu bersama vino sewaktu sekolah SMA. Vino selalu antar jemput aku sampai depan rumah. Aku tidak pernah bersusah-susah jalan kaki. Semenjak putus dengan vino, aku baru merasakan pulang dan pergi ke sekolah jalan kaki.

Setelah sampai rumah aku merebahkan tubuhku sejenak. Kaki ini terasa sangat capek sekali. Karena enam hari dalam seminggu selalu di suruh berjalan. Semoga hari esok aku bisa melihat vino lagi. Harapan seorang perempuan yang tidak bisa lepas dari kenangan lama dan orang lama. Aku masih ingin melihat wajahnya meskipun dia bukan ditakdirkan untuk ku Tuhan.

 Aku masih ingin melihat wajahnya meskipun dia bukan ditakdirkan untuk ku Tuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
First Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang