𝟎𝟐. 𝐓𝐢𝐧𝐠𝐤𝐚𝐭 𝐁𝐚𝐬𝐞?

305 140 497
                                    

𐙚 Sebelum masuk ke cerita penuh misteri ini, jangan lupa untuk memberikan vote. Dukungan kalian sangatlah berarti

Pagi itu, atmosfir sekolah seakan menyatu dengan kemurungan langit yang kelabu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi itu, atmosfir sekolah seakan menyatu dengan kemurungan langit yang kelabu. Awan pekat menggantung rendah, membungkus bangunan sekolah dalam balutan keabuan yang seolah menyerap setiap jejak harapan.

Langkah Luna terasa berat saat ia berjalan menuju loker, dihantui oleh kegundahan yang menusuk, seperti duri halus yang tak terlihat, setelah melihat pengumuman yang terpampang di setiap sudut sekolah.

Nama-nama yang terpilih untuk ikut serta dalam "Stairs Game," permainan misterius yang mendadak muncul, terpampang di sana, mencuri perhatian dan mengguncang hati semua orang yang membacanya.

Udara, biasanya diam dan hening, seolah berbisik meresap dalam setiap celah dinding; jantung Luna berdegup lebih cepat, setiap langkahnya seakan menuntun pada jurang yang tak terlihat. Di ambang pintu kelas, Emma menunggu dengan wajah yang diselimuti ketegangan.

Mata Emma, biasanya jernih, kini tampak keruh, dipenuhi kekhawatiran yang mendalam. "Luna, kita harus bicara," bisik Emma, suaranya hampir terserap oleh kesunyian yang menegangkan, seakan kalimat itu sendiri membawa rahasia yang tak boleh didengar oleh dunia luar.

Tanpa perlu kata-kata lebih lanjut, Luna mengikuti Emma ke lorong sunyi di dekat perpustakaan, tempat yang jarang disambangi manusia.

Di sana, di balik bayangan rak-rak buku yang tinggi, Emma menyerahkan selembar kertas-tidak lebih dari selembar kertas putih yang biasa, namun terasa seberat takdir itu sendiri. Daftar nama-nama terpilih, yang akan memasuki arena permainan penuh teka-teki dan ancaman, tertera di sana.

Mata Luna menyapu deretan nama-nama itu, beberapa di antaranya begitu akrab, namun yang lain seolah muncul dari kelamnya bayangan.

Luna menarik napas dalam-dalam, seolah mencoba meredam kegelisahan yang mengapung di permukaan benaknya saat melihat namanya tercantum di urutan pertama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Luna menarik napas dalam-dalam, seolah mencoba meredam kegelisahan yang mengapung di permukaan benaknya saat melihat namanya tercantum di urutan pertama.

Nama itu, yang biasanya hanya sebuah identitas, kini seolah menjadi beban yang tak tertanggungkan. "Ini tidak mungkin hanya kebetulan," gumamnya, kata-kata yang terucap lebih untuk meyakinkan dirinya sendiri, mencoba meraba apa yang tersembunyi di balik permainan ini.

Ladder of LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang