💗💗 HAPPY_READING 💗💗
Hai, kawan!
I moon 😎
-Everything happened too suddenly. Ready or not ready, you have to accept it.--
°
°
°Setelah Vania memulai dansa, banyak pasangan lain yang ikut serta. Tamu lain yang tidak berdansa menikmati hidangan diatas meja. Sementara Nabila hanya berdiri di samping Azura dengan ekspresi acuh tak acuh dan terasing.
Barra ingin mengajak Nabila berdansa. Sebelum pria lain mengambil tindakan, Barra sudah berjalan menuju Nabila. Kakek Liam terkejut sekaligus bahagia. Sementara Azura tidak mengatakan apa-apa, hanya melihat reaksi Nabila.
"Will you dance with me?" ajak Barra sambil menjulurkan tangannya.
"Aku tidak tau cara berdansa," tolak Nabila secara spontan.
Sudah Azura duga. Dia menatap tajam ke arah Nabila.
"I will teach you. Ikuti saja gerakanku," ujar Barra.
Nabila ingin menolak lagi, tapi banyak orang yang menatapnya. Agak tidak sopan menolak orang di depan umum dua kali. Akhirnya dengan enggan, Nabila setuju.
Di bawah lampu kristal, Barra menuntun Nabila untuk berdansa. Tangan kanan Nabila digenggam ringan di telapak tangan Barra. Dan tangan kiri Nabila berada di bahu kokoh milik Barra.
Mereka begitu dekat dan ambigu. Barra menatap wajah cantik Nabila. Sedangkan Nabila fokus mengamati dan mengikuti langkah Barra untuk berdansa.
"Sorry," bisik Nabila saat tidak sengaja menginjak sepatu hitam milik Barra.
"That's okay," balas Barra ikut berbisik.
Lambat laun, alunan musik berhenti, dan dansa sudah selesai. Nabila menghela nafas lega dan segera berpisah dari Barra tanpa sepatah katapun.
"Kalian tampak serasi." Azura berkomentar dengan serius.
Nabila memilih diam tidak menanggapi komentar mommy nya. Vania dan pasangan dansanya menghampiri Azura. Dengan terang-terangan hubungan mereka terungkap.
"Mom, Kak Bila, perkenalkan. Ini, Kelvin, My boyfriend. Kelvin, ini My Mommy and My Sister, Kak Nabila." Vania tersenyum cerah saat memperkenalkan pacar dengan keluarganya.
"Halo, Tante, Kak Nabila. Saya Kelvin, pacarnya Vania." sapa Kelvin.
"Halo, Kelvin. Sejak kapan kamu pacaran sama Vania?" Azura bertanya dengan penasaran.
"Baru satu minggu, Tante," jawab Kelvin dengan jujur.
"Mom, wawancaranya nanti aja. Sekarang saatnya potong kue." Vania mencegah Azura untuk terus mengobrol.
"Baiklah," balas Azura.
Proses pemotongan kue pun dimulai. Pertama, Vania membuat permintaan dalam hati sambil menutup mata. Kemudian, Vania meniup lilin angka 17 hingga api lilinnya padam total. Kemudian, Vania mulai memotong gue dengan telaten.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dokter & Miliarder [Barra - Nabila]
RomanceApa itu cinta? [Cinta itu bisa jadi surga bisa jadi neraka, tergantung dengan orang yang seperti apa engkau menjalaninya.] -- By: Tinamoon *** Prolog: Prioritas dalam hidup salah satunya adalah menikah, tapi tidak bagi Nabila. Prioritasnya adalah m...