I. ONE DAY

9 2 0
                                    

"Terkadang ada banyak alasan untuk membenci seseorang, tetapi tidak ada satu pun alasan untuk mencintai."

Ini bukan hanya tentang cinta dan benci, namun lebih dari itu.

○○○○○○○○○○




             Suara nafas terdengar beradu dengan langkah kaki yang terburu-buru menaiki puluhan anak tangga, gedung setinggi lima lantai itu harus di tempuh melalui jalan darurat. Sangat merepotkan, disusul helaan nafas dan umpatan dari bibir mungil itu untuk memaki sang sumber masalah terbesar dalam hidupnya.

Akhirnya ratusan anak tangga itu berakhir diujung gedung fakultas hukum. Langkahnya tertatih serta peluh membanjiri tubuh. Hampir saja mati konyol.

Ini gila.

Joanna Kim, mahasiswa dari fakultas hukum semester tujuh. Ujian kuliahnya kian bertambah kala ia berani menggali lubang kuburanya sendiri.

Seminggu yang lalu, ia tak sengaja mengunggah sebuah foto yang mengundang kemarahan dari para pemuja pangeran kampus.

Ini mungkin konyol.

Bukan, tapi lebih tepatnya sial. Anna, sekali lagi memaki dirinya karena kecerobohanya, membuat hidupnya kini tidak tenang, hampir satu kampus memusuhinya.

Coba saja waktu itu ia tidak mengunggah foto itu. Fotonya bersama sang sahabat yang ternyata ada sebuah penampakan dua pria tengah menjalin kasih.

Ya, ini lebih gila. Sebuah fakta bahwa pujaan mereka ternyata adalah gay!

Dia gay!

"TURUN!"

Bulu roma Anna seketika meremang, mendengar suara sedingin bongkah es kutub utara itu mengitrupsi. Niat Anna akan nekat terjun bebas layaknya atlet para layang dari ketinggian gedung fakultas hukum jika pria itu tetap menuntunya.

Gadis Kim itu masih tak mau berbalik. Tangan mungilnya berpegangan erat-erat pada pagar pembatas rooftop agar tak jatuh sungguhan. Hei, niatnya hanya ingin mengacam bukan mau menghilangkan nyawa sungguhan.

"TURUN DUNGU!" sekali lagi suara itu membuat Anna gemetar. Keringat dingin membasahi wajah cantiknya tatkala tubuhnya berbalik tanpa turun dari pembatas rooftop.

"Kau!" pekiknya begitu nyaring.

Sumpah demi apapun Anna membenci pria di depannya itu yang kini bagaikan kulkas berjalan. Datar, dingin, jutek dan menyebalkan.

Persetan dengan para gadis yang mengilainya. Bagi Anna, ARES WANG adalah pria paling mengerikan yang pernah ia temui.

"Mau apa kau mengikutiku? Tidak puaskah kaun membuatku menjadi bulan-bulanan mereka?" teriak Anna penuh amarah.

Percayahlah, ia benar-benar gemetar bukan main saat baru sadar ternyata gedung fakultas hukum lebih tinggi dari yang ia bayangkan.

Sial.

Pria pemilik gelar pangeran kampus itu lantas tersenyum miring. Senang menikmati wajah menyedihkan gadis malang di depannya itu. Menurutnya gadis itu sangat berani menyetor nyawa dengannya.

"Tentu saja untuk melihatmu lebih menderita." Katanya mengejek.

Mulut Anna sukses menganga lebar. Ia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Ares. Sebegitu dendamnya kah?

Tentu saja, siapa yang tidak marah jika privasimu tersebar di media dan menciptakan rumor-rumor aneh serta gila dengan tagar "ARES MEMILIKI KEKASIH PRIA"

DARK WHISPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang