II. KISS ME?

14 3 0
                                    

          Hari ini secara resmi Anna menjadi kekasih Ares Wang, kekasih palsu lebih tepatnya, sebab Anna tak menginginkanya.

Entah Anna harus menyebutnya apa keberuntungan atau kesialan.

Menjadi kekasih pangeran kampus yang populer seantero Universitas bukanlah hal menyenangkan bagi Anna, belum lagi harus menghadapi penggemar wanitanya yang terkenal bar-bar. Baru satu hari berita jadian mereka di mulai, beritanya sudah memenuhi papan pengumuman.

Gila!

"Apa! Ares bukan gay?"

Anna langsung membekap mulut Adeline, sebelum gadis bersuari blonde itu berkata lebih jauh.

Sektika mereka menjadi pusat perhatian di kantin, semua pasang mata menatap mereka karena suara Adeline seperti guntur yang menggelegar hebat.

"Hya, bisa pelankan suaramu." Bisikan Anna membuat Adeline menyengir seraya memberikan tanda pis.

Mulutnya memang suka lepas kendali. Tapi siapapun yang mendengarnya pasti akan seheboh Adeline juga.

"Jika mereka tahu dariku bisa-bisa aku di serang mereka, makanya ini jadi rahasia, paham."

Adeline mengangguk. "Ok ok sorry, aku terlalu terkejut-Astaga." Adeline meneguk minumanya dan menyentuh dadanya yang terasa akan meledak.

"Jadi itu hanya rumor? Lalu di foto itu?"

Flasback

"Aku tidak mau!"

Ares semakin myunggingkan bibir merahnya, berjalan mengitari Anna dengan intimidasi.

"Tidak ada penolakan karena kau telah menyerahkan dirimu padaku."

Tunggu! Maksud Anna bukan begitu.

"Tapi ini bukan solusi, ku fikir kau menyuruhku meminta maaf di depan umum atau hal yang lebih masuk akal, mungkin."

"Itu saja tidak cukup, harus kau yang membersihkan sendiri dengan cara memberi tahu mereka bahwa rumor itu tidak benar."

Ares berhenti di belakang punggung Anna, mendekat kedaun telinga lalu berbisik pelan. "Aku lebih suka dengan cara pembuktian ketimbang hanya kata-kata."

Tubuh mungil itu merinding dan reflek membalik tubuh mengjadap sang lawan. Suaranya jadi gemetar, namun Anna tak ingin terlihat demikian.

"Jadi, kau stright?"

Lagi-lagi Ares tersenyum misterius.

"Menurutmu? Bagaimana jika aku ternyata keduanya?"

"What the hell!"

Suara Adeline yang seperti guntur kembali menggelegar di seluruh kantin.

"Ups, sorry kelepasan."

Untung saja Anna tidak jadi menyumpal mulut temanya itu dengan tisur di atas meja. Adeline benar-benar tidak bisa diajak bergosip.

DARK WHISPERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang