.........Viana lelah sehabis pulang sekolah, dengan sempoyongan dia berjalan ke kamar mandi membasuh wajah nya perlahan kemudian dia melihat wajah nya di depan cermin wastafel.
"Jika mereka melihat wajah ku seperti ini. Aku akan di puja lagi?" gumam Viana kemudian dia tertawa.
"Wajah jelek itu memang susah mendapatkan teman. Aku akan melihat sampai lulus apakah aku akan terus sendiri?"
"Jika aku tetap sendiri maka aku harus kembali lagi. Aku tidak ingin bertemu dengan dia lagi, aku lelah bekerja untuk nya."
Viana memperhatikan wajah nya kemudian dia menatap sinis diri nya sendiri.
"Wajah ini akan terus memakai wajah palsu dalam waktu yang lama, perlakuan yang aku dapatkan benar-benar menyebalkan tapi aku tidak akan menyerah. Aku ingin lihat sendiri bagaimana wajah palsu ini bisa merubah hidup ku jadi lebih baik atau lebih buruk," tegas Viana kemudian dia segera keluar dari kamar mandi.
Viana membuka HP nya melihat beberapa postingan instagram anak SMA populer di sekolah nya, terlihat jelas jika Aurora benar-benar sangat di kagumi banyak orang.
"Dia memiliki banyak pengikut, Rata-rata pasti dari SMA Langit 3. Wajah nya memang cantik tapi tidak dengan kelakuan nya," gerutu Viana sinis.
Viana menghabiskan waktu nya melihat semua postingan instagram milik Aurora.
"Kenapa tidak ada foto Aurora bersama dengan Lio?" ucap Viana terkejut.
"Aku yakin beberapa hari lalu masih ada posting foto Aurora dengan Lio. Posting itu sudah di hapus?" kaget Viana kemudian senyuman aneh terukir jelas.
"Wah apa ini? Cinta segitiga berakhir?"
"Aurora seperti nya sudah memilih salah satu di antara kedua nya ya. Aku jadi iri dia di perebutan kan dia pria tampan di sekolah," seru Viana di tutup seringai nya.
Viana memastikan layar HP nya kemudian dia teringat dengan pertemuan nya dengan Lio dan untuk pertama kali nya Viana bisa mengobrol langsung dengan Lio walau hanya lima menit saja.
"Dia terlihat sangat tergila-gila dengan Aurora sampai datang langsung menegur ku. Tapi dia kalah duluan sekarang, kasihan sekali pangeran satu ini."
"Bagaimana jika dia jadi milik ku saja?"
........
"Hey jelek!"
"Kamila ada apa?"
"Tolong kerjain PR ku!"
"Itulah PR mu, kenapa aku yang kerjakan?" tanya Viana kebingungan.
"Kamu ingin jadi teman ku kan? Kerjakan saja PR ku maka akan aku pertimbangan kan," beritahu Kamila dengan bangga namun jatuh nya tetap saja memperbudak Viana.
Viana yang awal nya tersenyum langsung terdiam datar.
"Maaf aku lebih suka sendiri," balas Viana dengan sinis.
"Kamu!" bentak Kamila sambil menarik kera seragam Viana.
"Kamila aku minta maaf! Aku tidak bisa mengerjakan PR mu!" mohon Viana panik.
"Dasar tidak berguna!" kesal Kamila sambil mendorong Viana.
Viana ter jatuh di lantai namun tidak ada yang menolong nya sama sekali malah semua murid di kelas menonton diri nya dengan wajah menghina.
"Kerjakan saja atau ku hajar kamu!" ancam Kamila murka.
"Memang nya kamu siapa berani suruh aku?" saut Viana ketus.
"Ha? Berani kamu sekarang?" kaget Kamila.
"Aku hanya berkata jujur."
Viana bangkit menatap kesal ke arah Kamila namun Kamila langsung menampar pipi Viana lagi, Viana hanya bisa diam menundukkan kepala menahan rasa sakit.
"Dasar sampah!"
Maaf yang sampah kamu.
Viana hanya bisa diam saja sambil mengumpat di dalam hati nya, membuat masalah dengan Kamila hanya akan mengurus emosi nya saja.
"Kamila hentikan saja. Percuma memaksa dia kalau sudah tidak mau tetap saja dia tidak akan mau," ujar Bianca dengan wajah malas.
"Kamu membela nya sekarang?" tanya Kamila marah.
"Tidak. Tapi itulah fakta nya," saut Bianca sinis.
"Sudah jelek, tidak berguna lagi, lebih baik kamu mati saja!" tegas Kamila menghina Viana di depan semua murid di kelas.
Viana hanya diam saja tanpa berkata apapun.
"Ada apa ini? Aku dengar ramai sekali kelas ini dari luar," tanya seorang pria yang baru saja masuk ke dalam kelas.
"Kak Lio!"
"Viana kamu kenapa?" tanya Lio kebingungan.
"Gak papa kak! Dia hanya buat masalah saja jadi aku tegur," saut Kamila dengan bangga.
"Aku tanya Viana bukan kamu," tegas Lio sinis.
Viana perlahan mulai terisak tangis kemudian dia segera pergi dari kelas tanpa mau berkata apapun.
"Kamu yang buat masalah?" tanya Lio sinis menatap Kamila.
"Tidak Kak! Dia itu pintar derama biar terlihat aku yang buat dia nangis!" panik Kamila menjawab.
Lio menghela nafas panjang lalu melangkah pergi dari sana. Satu kelas di buat terkejut dengan kedatangan kakak kelas mereka Lio, Lio adalah orang yang tidak pernah mampir ke kelas lain jika tidak ada yang menarik perhatian nya.
"Kak Lio barusan ke kelas kita. Selama ini dia tidak pernah mampir kesini," kaget Bianca.
"Kenapa Kak Lio mempedulikan di jelek?"
"Sejak kapan di jelek ini dapat perhatian Kak Lio?"
"Si jelek itu membuat masalah duluan."
Suasana kelas jadi heboh namun Viana yang sekarang sudah berada di toilet malah tertawa di depan cermin wastafel.
"Apa-apaan tadi? Aku di tampar hanya karena tidak mau mengerjakan PR nya? Sial sekali nasib ku," ujar Viana di sela tawa nya.
Viana teringat dengan kedatangan Lio tadi yang seperti peduli dengan nya, walau entah benar begitu atau tidak.
"Dia perhatian dengan ku atau hanya basa basi saja?"
Viana melihat pipi nya yang mendapatkan bekas tamparan.
"Dia menampar ku lalu apa yang harus aku balas?" gumam Viana kebingungan.
Saat sedang asik bicara sendiri, beberapa murid datang ke toilet, mau tidak mau Viana segera pergi dari sana sebelum dia menarik banyak perhatian. Namun saat Viana hendak bergegas kembali ke kelas, ada seseorang yang langsung menghalangi jalan nya.
"Dari mana kamu?"
"A-aku dari toilet Kak Lio," jawab Viana gugup.
"Kamu baik-baik saja?" tanya Lio dengan nada malu.
Viana yang dengar itu terkejut namun kemudian dia tersenyum tipis.
"Aku baik-baik saja."
Dia ini kenapa?
.......

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Face ( Hiatus)
Teen FictionWajah cantik seorang perempuan adalah sebuah anugrah yang sangat sempurna, wajah cantik memberikan banyak keuntungan tapi di belakang banyak kekurangan muncul namun hanya bisa di rasakan oleh seseorang yang sudah mengalami nya langsung. Yang pertam...