D A M O N
S A L V A T O RSeorang gadis, bernama Evelyn, melarikan diri ke hutan. Perempuan itu melarikan diri dari seseorang yang baru saja membunuh keluarganya. Entah masalah apa yang dimiliki oleh kedua orangtuanya, Evelyn sama sekali tidak tahu. Apakah itu bisnis atau semacamnya. Yang ia rasakan saat ini adalah kehancuran dan kesedihan kehilangan Kedua orang tuanya.
Ia berlari sangat cepat, tanpa menoleh ke belakang. Satu hal ketika dia berlari, dia menyadari bahwa hujan mulai turun rintik-rintik melalui celah daun pohon. Hingga tak lama kemudian hujan semakin lebat tiba-tiba.
Evelyn tergagap ketika air hujan menghantam wajahnya. Ia mengusap air itu dengan terus berlari menghindar sesekali menoleh ke belakang. Ia yakin orang itu masih mengejarnya karena dia mendengar suara daun dan tanah yang basah mencipratkan air akibat di hentak oleh sebuah kaki.
Namun keberuntungan tidak berpihak padanya. Evelyn jatuh ke tanah tengkurap dengan tangan tidak sengaja mencengkram duri tumbuhan liar. Punggungnya terbuka lebar, seekor singa bisa saja menerkam tubuhnya yang mungil.
“Sshh argh?!”
Evelyn mencoba menggerakkan tubuhnya ke depan dengan tangannya, sambil menyeret dirinya, tetapi sakit di pergelangan kakinya sangat menyakitkan, mungkin keseleo. Dia mengerang, tetapi kemudian... tiba-tiba dia mendengar langkah seorang pria di belakangnya. Dia menelan ludah, terlalu takut untuk melihat ke belakang.
Namun sial, sekarang pria itu benar-benar ada di belakangnya, meletakkan satu kakinya di punggung Evelyn. Evelyn menjerit sedikit, tetapi dia menahannya. “Akh...”
“Berani sekali kau pergi...” kata pri itu, atau bisa dibilang namanya adalah, Damon Salvator. Pria yang memiliki banyak relasi di kota ini. Pria yang terkenal akan kesuksesan dunia industrial dan terkenal akan tidak punya hatinya. Apalagi, julukan yang diberikan oleh orang-orang mengenainya, seperti sebuah kebenaran. Mr. Cruel or Mr. Ruthless.
lalu dia menundukkan tubuhnya sehingga kepalanya berada di samping Evelyn. Tubuh Evelyn berada di antara kedua kakinya dan lututnya.
“Lebih baik kau patuhi perintahku atau aku akan menghabisimu di sini tanpa ampun.” Damon melanjutkan perkataannya sambil menjambak rambut Evelyn, napasnya mengenai telinga Evelyn, membuatnya takut, tubuh Damon menjebak tubuhnya.
Evelyn mengerang kesakitan. “arghnghh hurt...”
“Shut up.”
Damon mengeratkan cengkeramannya pada rambut Evelyn dan menariknya lebih keras, dia menundukkan kepalanya lebih dalam hingga mulutnya berada di samping telinganya. “Jika kau berteriak atau mengatakan sesuatu yang tidak ingin kudengar, ku pastikan kau akan merasakan gigiku di telingamu.”
Damon bernafas, suaranya begitu dekat di telinga Evelyn. Napasnya yang panas membuat tubuh Evelyn menggigil. “Got it?”
Damon menjambak kembali sedikit keras ketika tidak mendengar respon dari Evelyn. “Answer me, Little One.”
Evelyn tidak bisa menjawab saat rambutnya di tarik terus. Ia seperti rambutnya akan copot sebentar lagi akibat tarikan tersebut. “Ngkhh it hurts..”
“Aku bilang, aku tidak ingin mendengarmu mengatakan apa pun kecuali jawabanmu.”
Dia menggerakkan tubuhnya, perawakannya yang tinggi besar menjebak Evelyn sepenuhnya dan wajahnya berada di belakang telinga Evelyn.
“Answer me.”
Evelyn tidak bisa bertahan. Hingga akhirnya dia menyerah seolah mengibarkan bendera putih di hadapan Damon. “I u—understand.....”
Damon terkekeh kejam. “Good girl. Itulah yang ingin aku dengar dari mulut kecilmu.”
Damon memperhatikan air mata Evelyn mengalir dan membasahi wajah manisnya. Dia tidak suka melihat mangsanya menangis. Itu akan menambah hasratnya untuk membunuh seseorang. Untuk Evelyn saat ini, tidak. Masih belum.
“Berhentilah menangis seperti itu atau aku akan memberimu sesuatu untuk ditangisi.”
Evelyn bukan wanita tangguh. Dia adalah wanita cengeng. Evelyn hanya memasang muka saja ketika ia berada di luar rumah. Dengan begitu, dunia luar dan dunia dalam dirinya begitu kontras dan tidak menarik.
Damon mengerutkan kening mendengar tangisannya.
Dia melepaskan tangannya dari rambut Evelyn dan memegang dagunya, lalu mengangkat wajahnya sehingga dia bisa menatap wajah Evelyn, dan memaksanya berhenti menangis.
“Apa yang sudah kukatakan padamu, little crybaby?” tanyanya sambil menatap lurus ke mata Evelyn.
Cengkeramannya di dagu Evelyn kuat, memaksanya untuk menatapnya dan menegakkan kepala, wajah mereka berjarak beberapa inci.
“Berhentilah menangis atau aku akan menggigit pipimu.”
Damon menatap mata Evelyn dengan serius.
Melihat air matanya terus membasahi pipinya, tangan Damon bergerak untuk menghapus air matanya. Namun, itu bukanlah sentuhan yang lembut, justru sebaliknya, itu adalah sentuhan yang paling cepat dan kasar.
“Jika kau gadis baik, maka bersikaplah seperti gadis baik.”
“Jangan bergerak,” ucap Damon sambil memerintah dengan suaranya yang dalam.
Ia berlutut di depannya dan tubuh mungilnya dipaksa duduk di antara kedua kakinya dan bersandar pada batang pohon besar. Ia memegang kedua tangannya yang besar dan kasar, mencabut beberapa duri yang menusuk telapak tangannya yang lembut.
“Akh!”
Evelyn refleks ingin mengambil kembali tangannya.
“I said don't move.”
Damon menggeram memperingatkan setelah cengkeramannya mengencang. Perbedaan ukuran tangan mereka terlihat jelas, tangannya yang besar dan berurat dengan mudah melingkari tangan Evelyn yang tipis dan lembut.
“Berhentilah berjuang, itu hanya akan memperburuk lukamu.”
Usai membersihkan luka akibat duri di tangan Evelyn, Damon mengeluarkan sapu tangan dari saku jasnya dan menuangkan obat bius.
Damon memegang tengkuk Evelyn kasar membuat Evelyn waspada takut. “What are you doing?”
“Jika aku membawamu dalam keadaan sadar seperti ini, aku bersumpah, kau akan berteriak dan menulikan pendengaranku.” katanya serak dan rendah.
Setelah itu Damon membungkam mulut Evelyn dengan sapu tangan bercampur obat bius. “Still quite. Just breathe....” seringainya.
Hingga dua menit kemudian, efek dari obatnya mulai terasa, dan tubuh Evelyn menjadi lemas, matanya mulai terpejam, dan kepalanya tertunduk ke depan. Damon menyeringai kejam melihat tubuh Evelyn yang kehilangan kesadaran akibat perbuatannya.
Damon merengkuh tubuh mungilnya dalam pelukannya, meletakkan satu lengannya di belakang punggung dan lengan lainnya di bawah kedua kakinya. Ia mendekapnya di dada bidangnya, kepala Evelyn bersandar di bahunya.
Damon berbisik pelan dengan kaki terus berjalan keluar hutan. Matanya gelap dan tajam dengan terus mencengkram erat tubuh Evelyn di gendongannya.
“Come with me into the depths of hell, little one.”
[Ikutlah denganku ke kedalaman neraka, gadis kecil.]D A M O N
S A L V A T O R
KAMU SEDANG MEMBACA
Damon Salvator
General Fiction❝Come with me into the depths of hell, little one.❞ [Ikutlah denganku ke kedalaman neraka, gadis kecil.] Ini tentang Damon Salvator dan kehidupan pribadinya. -content warning! Hars word, dirty joke, alcohol, smoking, blood, intimate, promiscuity, k...