"Aku mawah loh, canah janan dekat dekat" renjun terus saja menjauh dari doy.
"Abang cuma mau cek popok nya adek loh, liat udah penuh" jae trus saja mengekori renjun yang berlari kesana kemari.
"Enggak cana, janan dekat dekat" doy yang kesabarannya setipis tisu mengangkat renjun ke pangkuannya membuka popok itu.
Membawa renjun ke kamar mandi sekalian memandikan anak itu.
"Mau pup" wajah renjun mengkerut mengejan.
"Sini duduk" doy mengangkat renjun kw toilet duduk anak. Sesekali doy mengelus perut renjun.
"Eunghh cucah, eungh cakit" renjun terus mengejan. Wajah putihnya memerah padam. Mata jernihnya sesekali mengedip lucu.
Plup
"Yey belhasil" renjun langsung bertepuk tangan setelah berhasil mengeluarkan pup nya.
"Pintar adek abang" doy mencubit hidung mungil renjun.
"Cudah abang" setelah selesai pup doy lanjut memandikan adiknya sampai bersih. Renjun mengambil sabun menuangkan sabun itu ke gelas kecil biasa untuk dia berkumur.
"Abang adek bikin es klim" renjun memainkan sabun itu sampai busanya menggunung.
"Abang beli dong" doy
"Janan beli ini mahal abang ndak punya uang" doy tertawa bagaimana bisa dia punya adik selucu ini.
"Nah sudah selesai sekarang abang cek gigi adek" doy membuka mulut renjun disekitar bibir bawah adiknya terdapat luka sariwan pantas saja adiknya lebih cadel dari biasanya.
"Coba berkumur pakai ini, tapi jangan ditelan ya" renjun mengangguk mengambil obat kumur.
Setelah selesai mandi rendy langsunh diakusisi jev dia langsung memeriksa sariawan yanh di derita adiknya.
"Makannya jangan makan pedes mulu, sariawan kan. Kasih obat yang banyak jev" jungwoo mengompori jev, rendy tentu saja marah dia langsung mencubit kaki abangnya.
"Sini abang kasih obat dulu" bukannya nurut rendy malah menjauh dari mereka mojok di pinggir kasur.
"Adek siapa sih" jev menghela nafas.
"Nggak tau" mereka hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat renjun seperti itu.
"Abang nakal" renjun pundung akhirnya .
Dengan satu tarikan di ujung baju anak kecil itu langsung berpindah tempat. Doy tanpa rasa iba memaksa renjun membuka mulut. Jev langsung meneteskan obat sariawan tepat di lukanya.
"Huwaaa" renjun langsung memegang bibirnya yang nyeria. Adiknya langsung berguling guling kesetanan.
"Cakit cakit, huwaaa" ketiga abangnya hanya diam saja. Mereka memilih diam saja.
"Biarin itung itung buat hukuman dia karna makan pedes mulu" doy abang terkejam nomot satu di antara ketiga abangnya.
Taeyoung yang baru pulang langsung di sambut adiknya yang menangis. Dia langsung berlari ke kamar adiknya. Tampak tiga orang dewasa yang sedang merenung milihat balita berguling guling di kasur.
"Kalian apakan adik kalian hah, kalau nggak mau jagain bilang biar abang aja" taeyoung memarahi mereka bertiga habis habisa hampir tiga puluh menit.
"Udah marah marahnya. Liat mulut adek" jev
Taeyoung langsung memeriksa bibir adiknya. Pantas saja di sana ada bekas obat sariawan.
"Hehe abang nggak tau" taeyoung tersenyum canggung. Dia langsung menggendong renjun menimang nimang adiknya hingga renjun tertidur.
Keringat adiknya sudah basah kuyup. Matanya bengkak karena terlalu lama menangis.
"Maafin abang, sana kalian makan abang udah pesen makanan buat kalian" ketiga pemuda itu langsung pergi ke ruang makan.
"Makasih bang" doy.
"Thanks bang" jev
"Terima kasih banyak bang akhirnya capek juga ngurus bayi singa" jungwoo
Taeyoung memandang adiknya. Dia tersenyum sangat lebar. Mungkin senyum ini akan selalu dia berikan untuk adiknya.
"Eungh" renjun menggeliat.
Taeyoung langsung menepuk nepuk bokong renjun.COBA KALIAN CERITAIN KENAKALAN APA AKA YANG KALIAN LIAT DARI ANAK KECIL ENTAH ITU SEPUPU PONAKAN ATAU ADEK.
AKHIRNYA BAYI KITA MULAI SEMBUH 🩷
KAMU SEDANG MEMBACA
angry boy
FanfictionTaeyong Doyoung jaehyun dan jungwoo baru mengetahui rahasia besar bahwa mereka mempunyai satu adik yang tinggal bersama oma mereka, apa yang membuat Daddy mereka memisahkan adiknya dari keluarganya???