Hari demi hari berlalu, Quinn sudah bisa menjalani hidupnya dengan normal. Meskipun terkadang ia mengalami gangguan gangguan kecil yang di berikan oleh makhluk astral disekitarnya. Quinn juga memilih untuk pergi ke kota kelahirannya dan menemui keluarga aslinya dan meninggalkan Mina. "Kamu yakin Quinn?" tanya Mina sambil membantu Quinn mengemasi barangnya. "Iya kak. Gue khawatir mama kenapa-napa" jawab Quinn lalu kembali fokus dengan barang-barang yang akan ia bawa pulang.
"Kak, makasih banyak ya udah mau bantu aku. Aku udah banyak ngerepotin kakak selama ini, terus juga aku nambah-nambahin beban kakak" jelas Quinn sambil menatap Mina saat dirinya selesai mengemasi barang-barangnya. "Ngga apa apa loh, Quinn. Aku malah seneng bisa kenal sama kamu. Dari dulu aku mau banget punya adek cewe, jadi aku milih buat rawat kamu sekalian kamu masa pemulihan" jelas Mina sambil tersenyum. "Oh iya Quinn, temen kamu yang cowo udah jarang kesini ya?"
"Hah? siapa? temen aku udah gak ada semua kak..." Mina memegang pundak Quinn dan memeluknya. "Ruka juga temen aku" bisiknya. Quinn terkejut hingga ia menatap Mina. "Hah?!" Mina mengangguk dan terkekeh atas reaksi yang diberikan oleh Quinn. "Iya Quinn.. kamu gak usah mikirin aku nanti ya? sehat sehat di kota kamu. Kalo kamu butuh, aku selalu disini" kata Mina. Quinn mengangguk paham dan membenahi tas yang akan ia bawa esok hari. "Kak Mina kenal Ruka dimana?" tanya Quinn.
"Nanti kamu juga tau" ujar Mina lalu bangkit. "Udah, tidur Quinn. Besok aku bangunin pagi pagi biar gak ketinggalan kereta" Quinn mengangguk lalu merangkak menuju kasurnya. "Selamat malem kak Mina" Mina tersenyum lalu menutup pintu kamar Quinn dan kembali ke kamarnya. Sedangkan Quinn masih terbayang akan perkataan Mina sebelumnya. "Maksudnya apa ya.."
Di sisi lain kehidupan, Ruka tengah mengobrol dengan Mahen dan Arissa di kedai Amia. Setelah perbincangan hari lalu, kini Ruka sudah bertingkah seperti ia masih memiliki tubuh yang utuh juga dengan aliran darah yang terus mengalir di setiap detiknya. "Sa, lo mau jalan jalan keluar Apres La Vie gak?" tanya Ruka pada Arissa. "Tiba-tiba... tapi mau!"
"Rey, pinjem mobil!" seru Ruka lalu mengambil kunci mobil Rey. "Lah? tumben lu ngga teleport. Mana jiwa kesetanan elu" Ruka mengerutkan dahinya lalu berkata. "Suka suka gua dong" katanya lalu mengajak Arissa keluar dari Apres La Vie. Namun, sebelum keduanya benar benar pergi, Mahen berteriak dan merengek ingin ikut. "Rusuh lu ah, naik" kata Ruka lalu menyuruh Mahen naik. Setelahnya, Ruka langsung menancapkan gas dan pergi keluar hutan dan tiba di jalan raya. "Hen, liat cara Ruka nyetir. Jangan tiba-tiba nabrak truk! kan jadinya mati"
"Lah kocak, tiba-tiba bawa bawa mati" ketus Mahen. "Anjirlah, tapi kok bisa? gue gak lagi ngikutin kalian sih waktu itu. Sibuk sama penghuni sini" kata Ruka. "Lu masih bisa ngomong anjir Ru?" tanya Mahen lalu menatap wajah Ruka. "Ngomong anjing juga bisa gua. Jawab dulu itu pertanyaan gua"
"Ada truk lawan arah, mabok tuh sopirnya. Gua udah di jalur yang bener eh tu sopir nabrak cok kocak" jelas Mahen pada Ruka. "Jir, lu pada mau kemana dah emang? Kan kak Cal mau nikah. Gimana sih?" Arissa menatap ke belakang untuk melihat Mahen dan menyuruh Mahen untuk menjawabnya. "Kak Cal yang ajak. Kita niat mau ke jogja terus healing sekitar dua tiga harian gitu" kata Mahen. "ah pokoknya gitu deh. ngerti kan Ru?" Ruka mengangguk. "Untung aja calon kak Ca indigo. jadi bisa komunikasi terus bilang maaf ke ibunya. Eh malah ibunya nyusul kak Ca. tapi kondisinya emang udah ini sih waktu itu juga. kalo lo salah satu Servant of after life, lo bakal liat disana rame" jelas Ruka sambil fokus menyetir, meskipun mereka tidak akan mati untuk kedua kalinya, Ruka tidak akan membuat mereka celaka dan membuat memori buruk itu terulang dan membuat Arissa juga Mahen kehilangan tangannya lagi.
"Napa emang?" tanya Mahen. "You know lah." kata Ruka singkat. Mahen mengangguk paham atas perkataannya, begitu juga Arissa. "Kita mau kemana by the way?" tanya Arissa. "Rumah Qiu" Mahen mengangkat satu alisnya dan bertanya kenapa kita pergi ke rumahnya? bukannya ia tinggal bersama Mina? Ruka hanya mengangkat bahunya seolah ia tidak tau mengenai itu. "Bya kenapa gak diajak dah Ru?" Ruka menoleh dan menatap Arissa.
KAMU SEDANG MEMBACA
see you there
Fantasyhanya kisah singkat tentang kebahagian yang sesungguhnya. rumah tidak selalu berbentuk bangunan.