Bagian 18

20 10 1
                                    

18; Jelous.

Cemburu untuk yang bukan siapa-siapa lagi itu ternyata sakit, ya?
Dia, 10/10. Tidak ada kurangnya -)

🖤

SIANG menuju sore yang panas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SIANG menuju sore yang panas. Semua tau itu, siang ini begitu terik. Matahari seakan-akan sombong sehingga menampakkan seluruh kegagahannya pada semua semesta raya.

"Arghh, panas banget anjir!" Renaldi mengibaskan bajunya yang sudah terbuka.

Wah, badan sixpack laki-laki itu terlihat sempurna. Bahkan, roti sobeknya dikagumi banyak orang.

"Iya, gue tau lo punya roti sobek. Jangan di umbar-umbar juga dong. Ga enak sama yang udah pensiun," ujar Rosyid.

"Eh Rosyidin, gue ga maksud. Ini cuacanya emang benar-benar panas."

"Ye, santai aja dong mamen. Gue cuma becanda doang. Yaelah, baperan banget sekarang. Mentang-mentang udah gue tinggal dua bulan ke Padang."

Zeno menggelengkan kepalanya. Sejak tadi, sejak mereka mulai sama-sama lagi, mereka selalu saja ribut.
Ya, Tom and Jerry.

"Ga bosan ribut mulu?"

"Ga bosan jomblo mulu?"

"Upss!" Rosyid menutup telinganya.

"Gue ga denger, suer!"

"Jomblo juga ga bikin mati," ujarnya sembari memiringkan handphone. Arena game dimulai. Saatnya laki-laki dingin itu memasuki dunia miliknya yang sesungguhnya.

"Yap! Seratus buat Zeno."

"Iya deh, iya si paling jomblo."

"Gue bukan ga bisa pacaran, tapi gue ga mau."

Rosyid merangkul pundak Zeno. Mengajaknya berbicara lebih dalam.

"Gue pengen nanya lebih dalam deh. Motivasi lo jomblo akut itu, apa sih? Ganteng iya, kaya juga iya, cool apalagi. Lo ga ada kurangnya."

"Simpel Syid, gue ga mau."

Rosyid melepas rangkulannya. "Kalo kaya gini mah, emang susah. Kasian gue lama-lama sama lo."

"Cinta itu punya jalannya masing-masing. Kalo udah ketemu, pasti bakal bersatu."

"Buset, dalam bener pembahasan nya," celetuk Renaldi.

RAinn [ON GOING!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang