Bab 3

49 7 0
                                    

Han Jiayi dengan nama asli An Lian ikut serta ke UGD bersama anak dari pasien yang turun dari Ambulance.

Semua mata terkejut memandang siapa yang datang. Terutama para tenaga medis RS. Harapan Cinta yang melihat kearah seorang perempuan berusia 26 tahun, dengan keunggulannya sebagai ahli bedah.

Dokter Residen segera memeriksa tubuh Wanita ini. Tak lama suami dari Wanita tua itu datang.

"Untung saja berkat pertolongan pertama Dokter, nyawa Ibu ini masih bisa tertolong."

Ucapan Dokter Residen terdengar oleh anak dan suami dari wanita tua. Yang baru Han Jiayi tau kalau dia adalah Nyonya Fang pebisnis tersohor.

Karena Ayahnya seorang pebisnis yang mengelukan Nyonya Fang, membuat Han baru tersadar dan tau wajah dari sang Konglomerat ini.

"Lebih baik bawa pasien ke ruang operasi dan juga aku bukan Dokter." Kataku memberi penegasan di akhir.

"Terimakasih sudah menolong Ibu Saya, siapa nama Anda ?"

"Aku Han Jiayi, staff magang Perusahaan Winter."

Dokter Residen terkejut, kenapa Dokter An Lian mengubah namanya.

Tapi pria itu tidak ambil pusing dia hanya fokus pada kesehatan pasiennya.

"Nona Han terimakasih sudah menolong, jika bukan karena keberanian Anda tadi, Ibu Saya mungkin sudah tidak selamat." Ucap laki-laki kisaran 40 tahunan.

"Sama-sama, Kalau tidak ada yang dipertanyakan lagi Saya permisi."

"Ya terimakasih, Nona." Ucap Suami dan Anak Nyonya Fang bersamaan.

Dokter Residen pun ikut keluar, "Dokter An, kenapa anda berpura-pura seperti itu."

"Dokter Lee, tolong jangan sampai mereka tau kalau aku seorang Dokter. Saat waktunya tiba aku akan kembali bekerja di rumah sakit ini lagi. Sekarang aku sedang punya masalah jadi tutup rapat tentang identitas pribadiku." Ucapku panjang lebar.

"Saya mengerti Dokter. Sayang sekali padahal Dokter An adalah Dokter terbaik di rumah sakit kita." Ucap Dokter Lee menyayangkan.

"Aku harus pergi, tolong urus pasien sebaik mungkin."

Langkahku segera pergi menjauh. Diriku sendiri pun menyayangkan harus cuti sebagai Dokter, tapi apalah daya tidak ada pilihan lain selain menanggung hukuman dari Ayah.

•••••••

Kuseret koper dari apartemen, setelah memutuskan pindah ke lokasi baru yang dekat dengan tempat kerja, membuat satu pria yang beberapa tahun lebih tua dariku heran bertanya.

"Kamu akan pergi kemana An ?"

"Dasar bedebah berengsek, gara-gara kamu aku dihukum Ayah !!" Semprotku emosi.

"Apa ? Bedebah ?! Dasar kamu ini..."

"Kenapa ? Kamu hanya terus menyulitkanku saja, selalu memoroti uangku dan tidak mau bekerja. Sekarang rasakan kamu akan dikirim ke pihak militer oleh Ayah. Kelakuan dan otakmu memang perlu di didik supaya benar."

"Mi-militer ? Apa maksudnya ?"

Tidak lama Ayah menelpon ke ponsel Kak Quanlin.

Aku tidak perlu berlama-lama, dan pergi membiarkan si Quan mati gaya setelah mendengar kabar ini.

•••••••

Seorang wanita berdiri menunggu di depan Lift.

Wanita yang cantik itu segera masuk, Tatapan wanita tadi langsung tertuju padaku yang ada di sampingnya.

Sekilas melihat wajahnya, "Lantai berapa ?"

"24 Nona." Kataku singkat.

Dia lalu menekan tombol 24 tanpa memencet tombol lantai lainnya lagi.

"Apakah kamu tetangga baruku ? Lantai kita sama." Wanita itu kembali bersuara.

"Iya." Jawabku acuh tak acuh.

"Aku Rui Sujia, kamu Han Jiayi anak magang di Winter ?"

Aku menyelidik ke arahnya, bagaimana wanita di depanku ini tau tentangku. Tapi aku belum pernah bertemu dengan dia.

Ataukah karena aku terlalu riweh dan sibuk hingga lupa, sampai-sampai mendadak amnesia tidak memperhatikan sekitar.

"Iya, kamu bekerja di Winter juga ?"

"Ya, aku staff keuangan. Terimakasih sudah menolong Nyonya Fang kemarin." Katanya sembari senyum.

"Sama-sama. Kamu saudari Nyonya Fang ?" Terkejut.

"Bukan, Nyonya Fang itu tamu yang sedang berkunjung ke Winter kemarin."

"Oh, aku paham." Senyumku kecil merasa lega.

"Nanti malam, aku akan bergabung ke apartemenmu. Merayakan hari tetangga baru."

"Tidak perlu." Tangkas menolak.

"Kenapa ?"

"Aku tak memiliki persiapan apapun. Jadi, bagaimana kalau ditunda saja."

"Tenang Han, aku yang akan membawa persiapannya. Kamu hanya perlu diam dan merayakan."

"Itu.. akuu mmm—"

Jika sudah begini tak enak menolak. Sungguh aku lelah dan ingin beristirahat saja.

"Aku akan datang di pukul 7 malam, mengerti !"

"Ya, terserah Suji saja." Berakhir pasrah.

Lift terbuka, kami segera masuk ke apartemen masing-masing.

Masih ada cukup waktu sampai jam 7 malam untuk tidur dulu sebentar.

"Ahhhh... Lelah sekali." Kurebahkan tubuh ke kasur dan secepatnya mengarungi alam mimpi.

••••••

Sujia duduk di sofa, "Dia bukan tergolong  gadis sembarangan sampai bisa menempati lantai 24 khusus VIP. Siapa Han Jiayi sebenarnya ?"

Dalam kebingungan, dirinya menyempatkan untuk menelpon asisten pribadi agar membawa perbekalan dan hadiah bagi orang baru pindahan.

"Han Jiayi, gadis yang menarik.. dia.. cantik.. terutama senyumnya manis menawan."

Mengingat kejadian di lift tadi, tanpa sadar air muka Rui Sujia mengembang penuh suka.

******

Sehat itu mahal
Lebih baik mencegah daripada mengobati
Tetap jaga kesehatan dan kurangi aktivitas yang memforsir diri

******



*°~%√PETUALANG CINTA}°%~*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang