Bab 9

15 2 0
                                    

Sudah satu minggu anak magang itu tidak muncul lagi, ini adalah kali ke-24 ia menekan bel tetangganya.

Rui menghela nafas, yang ia tau jika helikopter yang membawa Han Jiayi merupakan milik pemerintah.

Tidak ada yang tau pasti kemana Han Jiayi pergi, tapi ada salah satu tempat yang menjadi titik pemberhentian helikopter itu. Yakni Rumah Sakit Harapan Cinta.

••••••

"Kamu sudah menemukannya ?"

"Maaf Direktur Rui kami kehilangan jejaknya. Kami sudah periksa di cctv Rumah Sakit Harapan Cinta namun nihil kamera keamanan rumah sakit mereka sedang diperbaiki saat itu.

Kami pun sudah bertanya pada Dokter disana, tapi tidak ada yang namanya Han Jiayi yang bekerja di rumah sakit, bahkan kami juga sudah menunjukkan foto Nona Han, dan hasilnya tetap tidak diketahui." Jelas Tse Min panjang lebar.

"Kamu sama sekali tidak berguna Tse Min, sudah kuberi tiga hari untuk mencari seseorang, apa kamu masih layak dijadikan mata-mata dan detektif di perusahaanku ?"

"Mohon ampuni aku, Direktur Rui."

"Kamu boleh pergi, dan jangan harap aku akan membayarmu kali ini."

"Direktur Rui aku akan bekerja lebih keras kedepannya."

"Ya dan ini adalah kesempatan terakhirmu, jika membuat kesalahan sekali lagi maka kamu akan diberhentikan dari pekerjaanmu tanpa toleransi."

"Te-terimakasih Direktur Rui atas kemurahan hati Anda, Aku tidak akan mengecewakan Anda lagi."

Lelaki itu segera pamit dan pergi dari hadapan Direktur Rui, keringat dingin membasahi seluruh wajah. Aura menakutkan memang sangat melekat di dalam diri Direktur Rui Sujia.

Mereka tidak bisa berkutik jika melihat sisi lain dari anak pemilik perusahaan winter tersebut.

•••••••

"Direktur Rui ?" Suara sekretarisnya membuyarkan pikiran dan tanda tanya besar tentang Han Jiayi.

"Ada apa ?" Kagetnya.

"Miss Adeline dari administrasi sudah datang dia ada di depan pintu masuk."

"Ya, suruh dia masuk saja."

"Baik, Direktur."

Wanita bule itu segera masuk, Rui Sujia menyambut dengan datar Adeline.

Perasaannya pun mulai tidak enak secara mendadak.

Terasa sulit baginya meski sekedar menelan ludah, Miss Adeline gugup luar biasa ketika sepasang mata itu melihat tajam kearahnya, bagai seekor elang yang tengah menemukan mangsa.

"Direktur ada apa memanggil Saya."

"Duduklah." Suara tegas itu seolah menekan telinga dan efek ke tubuh Adeline luar biasa menyebar sampai ke inti-intinya.

"I-iya Direktur."

Sofa yang luas itu ia duduki sedangkan di sisi tengah ada sofa tunggal yang akan di duduki Rui Sujia.

"Miss Adeline kamu tau kenapa aku panggil kamu kesini kan ?" Sambil berjalan lalu duduk di sofa Rui bertanya.

"E-enggak Direktur." Tubuh Adeline bergetar hebat.

"Mulai sekarang kamu dipecat."

"Apa ?! Tolong jelaskan kenapa Saya mendadak di pecat ?"

"Han Jiayi bawahanmu ? Aku dengar dia sudah tak bekerja lagi selama satu minggu ?

Dan kamu masih menyembunyikannya di perusahaan seolah Han Jiayi tetap bekerja di Winter ?

Apa kamu mau menggantikannya dipecat ? Perusahaan pun kamu mainkan, Apa kamu tidak malu ?"

"Sebenarnya Aku sudah memberitahu Pak Presdir Rui Zan, Ayah Anda, tentang masalah Nona Han Jiayi. Tapi Presdir memilih untuk mempertahankan Nona Han."

"Hubungan seperti apa yang Ayahku miliki dengan anak magang itu ?"

"Aku tidak tau, tapi Pak Presdirlah yang membawa Han Jiayi kesini dan menitipkannya secara langsung padaku."

"Kamu boleh keluar."

"Ya, Aku mohon Direktur jangan memecatku."

"Aku tidak akan memecatmu, keluar sekarang !" Tegasnya.

Rui Sujia megepalkan tangan. Apa mungkin Han Jiayi juga selingkuh dengan Ayahnya. Ia benar-benar akan membunuh si Han Jiayi jika itu terjadi.

••••••••

"Ada perlu apa kamu kemari ?"

"Ayah, tau Han Jiayi anak magang di bagian administrasi ?"

"Ya, Ayah tau. Ada apa kamu menanyakan anak itu ?"

"Siapa dia sebenarnya ? Kenapa Ayah melindungi Han Jiayi ?"

"Kamu bahkan tidak tau apapun Sujia, dia anak sahabatku, An Lao Chan !!"

"Mana mungkin ? Marga mereka juga sudah berbeda, Marga An dan Marga Han. Apa Ayah sedang berbohong padaku ?"

"Terserah mau percaya atau tidak, namanya bukan Han Jiayi tapi An Lian dan anak itu adalah Dokter terbaik di Rumah Sakit Harapan Cinta."

"Dokter ?"

"Iya Dokter bedah, karena ini Ayah minta jangan kamu mengusiknya lagi di Winter. Miss Adeline mengatakan jika kamu marah karena ulah Han Jiayi,

Anak itu sedang berjuang menyelamatkan nyawa Wakil Presiden Negara kita, dia memang Dokter terbaik,

Bukan tanpa alasan rombongan Negarawan datang jauh kemari dari Ibukota Beijing,

hanya karena ingin disentuh Han Jiayi dan ingin Han yang melakukan bedah operasinya.

Saat ini dialah Dokter terbaik yang berdedikasi di dataran China. Kamu hanya perlu bangga memiliki pegawai sepertinya."

"Kalo begitu Aku permisi, aku akan melanjutkan pekerjaanku lagi." Rui Sujia pergi dari ruangan besar milik Ayahnya.

"Nak, jangan terlalu tegang, bersikaplah santai."

Rui Sujia menutup pintu ruangan, dan mulai menghubungi sopir pribadinya untuk pergi ke Rumah Sakit Harapan Cinta.

Dia hanya ingin bertemu dengan gadis bernama An Lian.

Hatinya mulai berdebar tak karuan saat nama gadis itu tertanam di hatinya.

"An Lian, apakah kamu tidak merindukan aku ?"

Senyum tipis melengkung, tidak sabar melihat wajah yang selalu ada dipikirannya akhir-akhir ini.

Pesona An Lian a.k.a Han Jiayi benar-benar kuat. Bertemu adalah jalan pintas agar dia bisa mengobati rasa rindu yang kian kuat dari hari ke hari.

Wanita cantik itu merona, pipinya bersemu merah karena seorang anak magang di Winter, yang ternyata orang yang luar biasa dalam potensi medis.

Mungkin anak itu akan kaget melihat Sujia mengetahui kebenaran tentang dirinya.

*********

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

*°~%√PETUALANG CINTA}°%~*Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang