Jiayi POV.
"Aku sebenarnya tidak enak mengatakan ini padamu, tapi semua pekerjaan ini harus kamu selesaikan sekarang." Ucap Ms. Adeline.
Atasanku itu menatap mejaku yang sesak oleh tumpukan file dan buku berisi administrasi data perusahaan yang melambung tinggi memenuhi ujung kepalaku.
"Semangat, Han Jiayi !!" Senior Tommy menyemangatiku.
"Miss, apa ada sesuatu yang salah ?"
Aku menghampiri ruangannya di dalam. Dia membetulkan kacamata yang melorot di pangkal hidungnya.
"Duduklah Han." Wanita dari negeri asing itu mempersilakan duduk.
"Aku tidak mau bertele-tele, Miss Ed."
"Kamu melakukan kesalahan, itu fatal. Jangan pernah mengatakan pada siapapun kalau kamu bekerja di hari libur."
"Aku tidak mengatakannya."
"Kamu yakin ?"
Terhenti sejenak. Kepalaku memutar memori di kemarin lusa.
"Sekarang Aku ingat hanya mengatakan itu pada seseorang. Kamu tahu orang yang bernama Rui Sujia ?"
"Maksudmu Direktur Rui ? Oh God... Kamu beruntung masih bekerja disini, wanita muda itu sangat kejam dan tak kenal ampun."
"Dia Direktur ?"
"Iya, Direktur keuangan. Apa yang kamu pikirkan saat bicara padanya Lian ?"
"Aku tidak tau, kami bertemu dan kejadiannya terjadi begitu saja."
"Baiklah, mulai sekarang jangan pernah membawa nama perusahaan lagi di saat liburmu. Paham An Lian ?!"
"Baik...Dan aku harap Miss Ed tidak memanggil nama asliku. Jika Ayah tau dan semua tau akan bahaya."
Kami saling memperingatkan. Miss Adeline mengangguk.
••••••••
"Kamu baru pulang ?"
Jam menunjukkan waktu 11 malam.
"Jadi kamu yang menghukumku sampai lembur, Sujia ?" Alihku tidak menjawab basa-basi bacotnya.
Kulihat pakaian Rui Sujia yang sexy dan minim bahan. Bau alkohol menyeruak. Dia pasti habis clubbing. Rambutnya agak berantakan.
Ku tekan tombol lift yang membawa kami naik keatas gedung. Rui tidak menjawab, percuma bertanya pada orang teler yang mabuk.
Sampai tiba-tiba dia memelukku erat, "Kamu wangi Han...Hhhrrh" Dia sedikit menggeram.
"Rui, sadarlah !!" Aku menepuk punggungnya. Pelukannya melemah dia pingsan.
Hah. Merepotkan. Aku menarik tubuhnya yang akan terjatuh. Membawa Rui ke apartemenku.
Saat ku rebahkan tubuhnya di sofa, tiba-tiba dia berulah dan kembali memelukku.
Aku duduk disampingnya menyeimbangkan badan. Rui Sujia menatapku lekat.
Posisi wajah kami berdekatan, deru nafas dan bau alkohol tercium sangat kuat. Saling berpandangan.
Wajah putihnya memerah, efek mabuk. Sorot mata Rui sayu.
Cuuuppp....
Sebuah kecupan mendarat di bibirku. Aku yang kaget secara kasar mendorongnya.
"Arrgghh.." ia menjerit karena didorong olehku lalu pingsan lagi.
"Uhhh, wanita mabuk sialan beraninya menodai bibir suciku." Rasa geli menggeriam sampai keatas leher.
"Lebih baik aku tidur sekarang !! Sebentar dia pasti butuh selimut dan bantal."
Dibalik rasa kaget dan kesalku masih saja memikirkan dia, aku segera masuk kamar membuka lemari tanpa lupa membawa selimut dan bantal untuk Rui.
Kuselimuti tubuh berisi Sujia, dia sexy. Jika saja aku lelaki mungkin Rui tidak akan selamat. Selain cantik wanita dewasa ini pandai menjaga porsi tubuhnya.
Saat akan memasangkan bantal pada Sujia, ragu-ragu takut dia melakukan hal aneh-aneh seperti tadi.
Dengan gerakan secepat kilat aku mengangkat kepala Rui dan menaruhkan bantal dibawahnya.
Huh selesai. Nafasku terbuang bebas setelah sempat tertahan barusan.
••••••••
Rui Sujia POV.
Aku bangun dengan keadaan sadar. Merutuki diri sendiri karena sudah berani mencium Han Jiayi.
Jujur aku tidak mabuk dan hanya berpura-pura saja, saat di club aku tak sengaja menyenggol gelas alkohol bekas orang di meja dan mengenai tubuh bagian depanku.
Oleh karenanya bau alkohol ditubuhku terendus ke sekitar.
Tadinya aku ingin mengerjai si Han Jiayi dan mengacaukan apartemennya sambil pura-pura mabuk.
Namun nahas aku malah terhipnotis mata indahnya Han Jiayi, dan membuat bibirku malah tak sinkron mengecup si anak magang.
Pipiku masih memerah, antara malu dan kesal karena lepas kontrol.
Kakiku setengah merayap keluar dari apartemen Jiayi, Aku harus pergi dari apartemennya.
Saat berhasil membuka pintu dan keluar, waktu sudah menunjukkan pukul 3 dini hari.
Aku malah ikut terlelap selama 4 jam di apartemen tetangga. Haruskah aku meminta maaf ?
Tapi dia juga salah sih sudah bohong padaku kemarin. Batinku tak mau kalah.
Telepon berdering, Han Jiayi menelpon. Bodoh aku malah langsung mengangkatnya karena panik.
"Ha-halo.." sial malah gugup lagih.
"Sujia apa kamu sudah di rumahmu ?"
"Iya, Han. Aku sekarang di apartemenku."
"Baiklah, aku pikir kamu kemana tadi." Han Jiayi terdengar lega.
"Yasudah tidur lagi, besok pagi harus kerja masih ada waktu beberapa jam lagi untuk istirahat." Han Jiayi cepat menimpal.
"Iya Han.." singkatku tak tau harus bereaksi seperti apa. Aku merasa bersalah dan malu atas kejadian semalam.
"Kamu juga tidur Han.. istirahatin tubuhnya, mimpi yang indah ya ! Selamat malam !" Kataku dengan lembut.
Lah kenapa jadi bernada lembut begitu sih, aku terheran atas sikapku ini yang mendadak baik, tenang, dan hangat. Kayak bukan gayaku banget deh.
Jantungku berdebar deg-degan, sangat aneh. Kuraih air minum di gelas.
Melepas dahaga yang mendadak membidas tenggorokan, terlebih untuk mendinginkan tubuh yang seketika gerah.
Terngiang suara sexy bangun tidurnya Han Jiayi barusan, membuat pikiranku mengelana.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
*°~%√PETUALANG CINTA}°%~*
RandomNo Deskripsi Konten sensitif ⚠️ G×G area Menyimpang Belok No war !! gasuka skip aja !!