Melodie : 37

4.4K 527 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Archie!"

Wajahnya tidak terlihat. Hanya sampai lehernya bahunya saja. Tapi suaranya, Sudah pasti itu adalah dia. Pembunuh gila titisan iblis.

Sejak melihat berita peledakan Turin. Aloisia sudah menebak pasti akan terjadi sesuatu yang tidak mengenakan. Sejak tadi Ia sudah menebak-nebak ini semua ada hubungannya dengan Archie. Ia menepis semua itu dan memusatkan pada pikiran- Ibunya tersesat. Kini Aloisia harus melihat ibunya yang di sandra oleh Archie. Bilah pisau itu menempel pada kulit ibunya. Kepalanya menggeleng sedikit saja. Kulitnya akan robek.

"Archie! Archie kumohon jangan sakiti ibuku ..."

Hanya ibunya yang dia miliki. Jika ibunya telah tiada. Maka hidupnya akan di penuhi kegelapan. Aloisia menatap Tecla. Tangan Aloisia mencengkram kerah Tecla. Berteriak padanya. "Katakan padaku dimana ibu ku?! Dimana bajingan itu menyekapnya?!"

Tecla menggeleng kuat. Aloisia masih tidak mempercayainya meski sudah berjam-jam- Menempuh jalan jauh untuk membantunya. "Aku tidak Sia! Aku bersumpah! Aku tidak ada hubungannya di ini."

"Bohong! Katakan padaku! Atau aku akan membunuh mu!" Aloisia mengguncang tubuh Tecla.

"Sia ..." Suara berat Archie yang memanggil namanya. Menarik kembali perhatiannya.

Aloisia melepaskan tangannya dari kerah Tecla. "Archie! Aku mohon ... Aku berjanji akan melakukan apapun. Asal jangan kau sakiti ibu ku."

Air mata Aloisia menetes melihat air mata ibunya. Ketakutan menyelimuti dirinya. Ia tidak ingin kehilangan satu-satunya harta yang paling berharga dalam hidupnya.

Archie pasti dendam pada Ibunya. Pisau yang di tusukan ibunya pasti cukup dalam. Orang normal pasti tidak akan bisa pulih dengan cepat seperti itu.

"Archie ..." Suara Aloisia bergetar memanggil nama pria itu. Dia hanya bisa melihat- Menjadikan ketidakberdayaan dirinya sebagai cemilan.

Satu kali tarikan kuat. Lakban yang mengunci mulut Alessia terlepas. Kemudian di tancapkannya pisau ke perut Alessia.

"Aaarrrghhhh!" Teriakan keras keluar dari mulut Alessia.

"Ibu!" Air mata Aloisia semakin deras. Begitu teriakan ibunya terdengar. Darah segar keluar dari dalam perut ibunya. "Archie! Archie! Kumohon Archie!"

Layar menjadi hitam legam. Aloisia jadi kalang kabut.

"Aarrgghh! Aaarrrghhhh!"

"Archie! Archie kumohon hentikan Archie!"

Tidak terlihat apapun. Hanya suara menampilkan suara teriakan Alessia saja.

"Archie! Archie kumohon! Archie!"

"Aaaarrrrrggghhhh!"

Tubuh Aloisia merosot kebawah. Tangannya menutup kedua telinganya. Tak sanggup Ia mendengar suara ibunya yang berteriak-teriak kesakitan. "Hentikan Archie! Hentikan! Kumohon hentikan!"

Melo-die [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang