Part 3

871 103 44
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Tahan ya, mungkin ini sedikit perih."

"Tahan ya, mungkin ini sedikit perih."

"Tahan ya, mungkin ini sedikit perih."

Dejavu! Memori otak Rakha tiba-tiba berputar bak seperti kaset rusak. Ia seperti dibawah oleh mesin waktu ke masa lalu. Tangannya tiba-tiba merambat memegang tangan Mala yang mulai mengobati luka yang ada disudut bibirnya akibat pukulan tadi.

"Lala."

Deg! Jantung Mala seperti berhenti dengan tiba-tiba. Pergerakan tangannya seketika berhenti diambang udara.

"Apa Rakha ngenalin gue?" batin Mala berteriak. "Gak. Rakha gak boleh ngenalin gue."

"Lala?" gumam Mala pelan.

"Eh, sorry." Rakha dengan cepat melepas genggaman tangannya. Lalu ia memalingkan wajahnya dari hadapan Mala.

"Tadi gue refleks." ucap Rakha sembari berdiri dari duduknya. "Luka gue udah gapapa." setelah mengucapkan kalimat itu, Rakha memutuskan untuk melenggang pergi dari sana meninggalkan Mala.

"Gue kira Lo udah lupa sama gue, Kha. Ternyata Lo juga masih ingat sama gue." lirih Mala pelan. Ia menundukkan kepalanya, berusaha menyembunyikan raut wajah sedihnya.

"Maafin gue, Kha. Maafin gue, gue harus ngelakuin ini." lirih Mala.

"Ra." Mala mendongakkan kepalanya saat ia rasa ada tepukan pelan di bahunya.

"Lo kenapa?" tanya Cantika. Ia menatap sekelilingnya memastikan apakah ada orang lain selain mereka berdua.

"Gue gapapa?" jawab Mala dengan raut wajah sedih.

"Lo gak bisa bohong, Ra." Mala menatap Cantika dengan tatapan sendunya lalu menundukkan kepalanya sembari meremas kedua jemari tangannya.

"Apa gue bisa bertahan dengan keadaan seperti ini, Can. Gue dekat dengan Rakha, tapi gue harus pura-pura gak ngenalin dia. Gue sakit, Can. Gue gak bisa kayak gini." lirih Mala.

Cantika sekarang faham apa yang Mala rasakan. "Kenapa Lo gak jujur aja sama Rakha kalau Lo, Lala." ucap Cantika.

Mala menggeleng cepat, "Gue gak sanggup, Can. Gue gak mau sampai nyakitin Rakha untuk ke dua kalinya." Mala menatap Cantika dengan mata yang berkaca-kaca.

"Gue ngerti perasaan Lo, Ra. Tapi sampai kapan Lo kayak gini?" tanya Cantika.

"Gue gak tahu, Can." Mala menggeleng kepalanya pelan.

"Kalau Lo emang ditakdirkan buat, Rakha. Dan sekeras apapun Lo menyembunyikan ini semua. Gue yakin, pasti nanti semesta sendirilah yang akan nunjukin siapa diri Lo ke Rakha." ujar Cantika.

"Gue takut, Can. Gue takut kalau Rakha benci sama gue." ucap Mala.

"Gue yakin, Ra. Rakha gak akan benci sama Lo." Cantika memeluk Mala, ia tahu saat ini hati Mala sedang rapuh. "Udah jangan sedih lagi."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mala untuk RakhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang