"Yang lain lagi seru-seruan disana, Lo malah sendirian disini?" Ia duduk disamping laki-laki yang sedang duduk termenung sendiri dikursi dekat kolam renang.
Laki-laki itu melirik sebentar seseorang yang duduk disampingnya lalu beralih menatap layar ponsel yang sedari tadi masih menyala dan menampilkan wajah seseorang yang beberapa tahun ini ia rindukan.
"Lo masih mikirin dia?" Laki-laki itu melirik sekilas sang empu suara sebelum mematikan layar ponselnya dan memasukkannya kedalam saku jaketnya.
"Hmmm.." Laki-laki itu berdehem sebentar lalu menatap keatas, menatap langit malam yang dipenuhi dengan indahnya cahaya bintang.
"Sampai kapan Lo mikirin dia, Rakh." Dia Rakha Narendra Daniswara, sang ketua geng Ryder.
Malam ini anggota Ryder sedang melakukan acara berbaquean sebagai perayaan atas kemenangan atas balapan yang Rakha menangkan malam ini. Dan besok sebagian hadiahnya mereka sumbangkan kepada beberapa orang yang ada di jalanan.
Mereka nampak menikmati acara malam ini. Namun tidak dengan Rakha. Dia malah menyendiri dan sibuk dengan pikirannya sendiri.
"Sampai gue lelah berharap." Rakha menatap Afan yang duduk disampingnya dengan sekilas. Lalu ia menyandarkan punggung lelahnya di sandaran kursi yang ia dudukki. Ia memejamkan matanya berusaha menikmati hembusan angin malam yang menerpa kulit bebasnya.
"Lo gak bisa terus-terusan seperti ini, Rakh. Lo harus bangkit. Masih banyak cewek diluar sana yang bahkan mau sama Lo." ujar Afan.
Rakha menatap Afan dengan tatapan tidak sukanya, "Emang masih banyak cewek diluar sana yang mau sama gue, Fan! Tapi gak ada yang sesempurna Mala. Dia beda! Dia sepesial buat gue!" tekan tegas Rakha.
"Come on, Rakh. Sampai kapan Lo terjebak dengan perasaan Lo yang bahkan nyiksa diri Lo sendiri." Afan mendesah frustasi.
"Sampai gue selesai dengan kehidupan gue. Gak ada yang bisa gantiin nama dia dihati gue, Fan." lirihnya.
"Raga gue emang disini, Fan. Tapi fikiran dan hati gue selalu tertuju sama dia." sambungnya.
______________
"Kamu yakin mau pindah lagi ke bandung?" tanya seorang wanita paruh baya yang sat ini duduk disamping putrinya.
Gadis itu menatap wanita paruh baya yang ada disampingnya lalu menganggukkan kepalanya, "Iya, Bund. Mala rindu sama Rakha. Mala cuma mau lihat Rakha secara langsung. Udah cukup selama ini aku mantau Rakha dari jauh. Mala kalah sama rasa rindu Mala, Bund." lirih Mala.
"Tapi dia sekarang udah beda, sayang. Rakha yang kamu kenal dulu gak sama dengan Rakha yang sekarang. Dari cerita yang bunda dengar dari kamu, Rakha udah banyak perubahan. Walaupun bunda belum pernah lihat bagaimana sosok Rakha." jelas Linda, sang ibunda Mala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mala untuk Rakha
أدب المراهقينPertemuan kita memang singkat. Tapi kisah yang pernah kita lalui bersama terasa begitu indah. Mengenalmu adalah hal yang paling indah di hidupku. Tapi kehilanganmu adalah hal yang paling menyakitkan dalam hidupku. Rakha Narendra Danishwara, seorang...