Setelah membuat janji serius dengan Liel Barra keluar dari kamar, tapi sebelum itu.
"Kitty, Daddy akan kebawah. Mandilah bersama kakak mu lalu turun, hm?" Titah Barra memberitahu Liel.
"Ay ay captain!" Jawab Liel dengan gerakan tangan hormat ke arah Barra.
"Lucu sekali kucing kecil ini" puji Barra mengecup pipi Liel dengan gemas.
"Kau dengar ucapan ku tadi kan?" Tanya Barra kepada Arsen.
"Ya" jawab singkat Arsen.
"Baiklah kitty, Daddy akan benar-benar keluar" pamit Barra kepada Liel.
Liel hanya mengangguk-aguk kan kepala nya lucu.
"Lucunya" puji Barra lagi, namun yang Kali ini ia mengusak gemas rambut halus Liel.
Liel tak protes dengan melihat keadaan rambut nya setelah diusak gemas oleh Barra. Toh ia juga belum Mandi, itu pikirnya.
"Mari bunny, bersihkan diri bersama kakak" ajak Arsen setelah Barra sepenuhnya keluar dari ruangan itu.
"Kakak" cicit Liel.
"Iya sayang, ada apa?" Tanya Arsen dengan lembut.
"Gendong~" ucap Liel dengan suara kecil. Beruntung Arsen memiliki pendengaran yang tajam sehingga ia mampu mendengar perkataan adiknya.
"Baiklah Bunny" jawab Arsen tersenyum hangat mengangkat tubuh kurus Liel kedalam gendongan koala nya.
"Hei Pak tua, cepat ke mansion" ucap seseorang kepada seseorang di balik handphone genggam itu.
"Ramah lah sedikit Barra" jawab orang itu dengan Nada dingin.
Ya, orang yang menelpon itu adalah Barra, setelah keluar dari kamar tempat Liel berada ia memutuskan untuk keruangan pribadinya.
"Aku tak Akan mengulangi perkataan ku" jawab Barra dengan angkuh.
"Barang bagus apa yang membuat ku harus kembali ketempat itu?" Tanya orang di sebrang Sana.
"Bukan barang Tuan Aldalberto Greyson yang terhormat" geram Barra.
Dia, Aldalberto Greyson, salah satu orang terhormat di negara ini. Ayah kandung dari Barra Patra Greyson. Tuan Berto sebenarnya bukan yang pertama merintis karir keluarga Greyson, tetapi ayahnya lagi. Kebetulan ia adalah anak tunggal atau satu yang membuat seluruh kekayaan Greyson jatuh semuanya ke tangannya.
"Ohoho, santai Saja Barra" jawab Tn.Berto dengan Nada mengejek.
"Aku serius" Nada dingin dikeluarkan Barra.
"Baiklah, aku akan segera" setelah mengatakan nampak helaan nafas terdengar.
Ternyata Berto bukan seperti anaknya Barra. Berto ramah namun aura nya tidak bisa dikatakan rendahan, itu membuat banyak orang yang menyukainya.
"Siapa yang kau telfon?" Tanya orang di sebrang Sana.
"Aku akan mematikan panggilan ini, jelaskan lah kepada ibu" setelah mengatakan itu Barra langsung menutup telfon tanpa mendengar jawaban sang ayah.
"Siapa?" Tanya dingin sang wanita yang sedari tadi menyimak percakapan Berto didalam telfon.
Ah~ ternyata sifat kejam dan dingin itu berasal dari nyonya kita.
"Barra, dia mengundang kita ke mansion Greyson" jelas Berto.
"Bukankah pekerjaan mu belum selesai?" Pertanyaan lagi-lagi keluar dari bibir semerah darah itu.
Pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan dalam Dunia bawah di negara Russia. Bukan perusahaan atau apapun itu, yang itu biarlah menjadi tugas anaknya, Barra.
"Tidak apa Ambar" jawab Berto.
Ambar bumi Greyson, jika dikatakan Tn.Berto adalah yang berkuasa maka jawaban itu tidak sepenuhnya benar. Di keluarga Greyson orang yang paling disegani adalah Ambar. Wanita cantik dari Russia itu mempunyai pribadi yang tegas dan jiwa pemimpin sudah tertanam sejak ia lahir.
"Не заставляй себя, Берто" ucap Ambar sebelum pergi meninggalkan ruangan itu.
"Jangan memaksakan diri, Berto" itulah jika perkataan tersebut di terjemah ke bahasa yang kita gunakan.
Berto tak menjawab kekhawatiran itu, karena jikapun ia menjawab Ambar tidak akan mendengarnya karena jarak mereka sudah terbatas pintu.
Didalam kamar kedap suara milik Barra jangan lupakan dua orang yang sedang membersihkan diri tadi.
"Bunny, apa kau merasa hangat sekarang?" Tanya Arsen setelah memasangkan Baju yang sekiranya hangat untuk kesayangan nya.
"Eung, Liel merasa hangat" jawab Liel setuju dengan mengangguk kan kepalanya lucu.
"Sudah selesai bukan?" Tanya Arsen lagi.
Liel hanya menanggapi pertanyaan Arsen dengan anggukan yang berarti setuju.
"Jika iya, Mari kita kebawah bunny" ucap Arsen melihat pergerakan Liel.
"Ayo!" Ucap semangat Liel tunjukkan kepada Arsen.
Dengan gerakan cepat Liel turun dari kasur empuk itu dengan melompat.
Sungguh! Jantung Arsen berhenti sejenak melihat kelakukan Liel yang tak bisa diprediksi itu.
"Jangan lakukan itu bunny" ucap tegas Arsen memperingati Liel.
"Melakukan apa?" Tanya Liel bingung melihat wajah kakak nya yang sudah memerah menahan amarah.
Oh sungguh Gabriel, tidak kah kau tidak bertanya sekarang? Lihatlah muka kakak mu yang menahan emosi itu.
"Turun dari kasur dengan lompatan, kau nakal" ucap Arsen kemudian bergerak mengangkat Liel untuk masuk kedalam gendongan koala nya.
"Ugh, tidak kakak! Liel ingin Jalan sendiri~" keluh Liel mengutarakan kemauannya.
"Anggap ini sebagai hukuman, anak nakal" ucap Arsen kekeh dengan menepuk pelan bokong Liel.
"Ish~ Liel bukan anak nakal!" Ucap Liel yang tak digubris oleh Arsen.
Arsen tak menanggapi, ia terus berjalan keluar kamar dan memerintah kepada salah satu maid yang lewat untuk membersihkan kekacauan yang dibuatnya bersama Liel didalam kamar pribadi Mr.barra.
"Tuan ada panggilan dari Tuan kembar" ucap Damian memberi tau Barra.
"Hm" jawaban singkat Damian dapatkan dari sang empu.
"Ada apa?" Barra berkata dengan orang di sebrang telfon dengan nada dingin.
Jangan Tanya apakah Damian masih ada disana tidak. Damian sungguh tak ingin mendengar percakapan tuannya itu, ia tak ingin mati muda.
"Tiba-tiba?" Ucapnya lagi.
"Pintu terbuka" ucapan terakhir dan Barra langsung memutuskan sambungan telfon itu.
"Daddy!" Panggil Liel dengan semangat.
"Kitty, apa sudah selesai?" Sahut Barra dan melontarkan pertanyaan basa-basi.
"Eung" angguk Liel dan bergerak meminta untuk turun dari gendongan Arsen.
"Daddy, tadi berbicara dengan siapa?" Tanya Liel penasaran dan memeluk Daddy nya manja.
Kemana perginya sikap Gabriel yang pemalu itu? Atau mungkinkah dia sudah nyaman dan menerima tawaran itu?
"Kau akan tau kitty" jawab Barra membalas pelukan Liel dengan erat.
"Ekhem, ayo kita memulai sarapan" ucap Arsen menyadarkan keduanya bahwa ada dia disana.
"Ya, kitty mau Daddy gendong?" Tawar Barra.
"Tidak, Liel akan berjalan sendiri" tau pertanyaan itu untuknya, Liel langsung menolak tawaran itu.
"Baiklah. jangan berlari sayang" pekik Barra di akhir melihat Liel yang sedikit berlari.
Liel yang mendengar hanya cengengesan dan berjalan dengan lambat, ia takut dengan Nada yang dikeluarkan Barra tadi. Sungguh, ia merasa jika ia masih berlari tadi, maka saat itu juga Barra akan memotong kaki nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
B'BIEL (TIDAK SELESAI)
RomanceGabriel, pemuda 13 tahun yang bekerja untuk menjalani hidup. Gabriel, ya hanya Gabriel tanpa nama belakang. Seorang perempuan, ah tidak dia seorang pemuda yang cantik hampir menyamai perempuan, atau bahkan perempuan akan dikalahkan kecantikan nya ol...