𝚄𝙽𝙶𝙺𝙰𝙿𝙰𝙽

13 2 2
                                    

"Nge-datenya lancar? Harusnya lancar dong sampai pulang malem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nge-datenya lancar? Harusnya lancar dong sampai pulang malem."

Begitu keluar kamar, Dhana mendapati Dal di depan kamarnya sendiri, bersandar pada pembatas yang melingkari glamping. Ia tahu jika perempuan itu sedang menyindir dirinya tentang kencan tadi siang. Apa dia lupa ada kamera di sana?

Berpikir sejenak di depan pintu, akhirnya Dhana berbicara. "Mau ngobrol sebentar?" tanyanya dari bawah, karena Dal belum turun dari glamping.

Meskipun tidak terlalu tinggi, glamping ini memiliki beberapa undakan tangga. Yang ketinggiannya membuat Dhana harus mendongak sedikit untuk melihat perempuan itu.

Tanpa kata, perempuan itu pun mendekat. Dhana tak segan mengusap pucuk kepala Dal yang langsung dihadiahi tatapan peringatan. Padahal dia pikir perempuan itu sudah nyaman di depan kamera, sampai bisa menyindirnya tadi.

"Don't touch me!" seru Dal penuh peringatan. Hal itu membuat Dhana malah tergelak. Entahlah, dia merasa pacarnya sedang merajuk dan itu sangat menggemaskan.

Tak sadar mereka sudah berjalan jauh dengan pikiran menerawang, sampai ke saung yang disebut pondok cinta. Dal sudah akan duduk di pinggiran, tetapi Dhana malah menyuruhnya untuk masuk lebih dalam.

"Nanti kedinginan kalo di sana," tegur pria itu dan Dal mengikutinya saja.

"Tadi balik jam berapa?"

Dal menghela napas mengingat kencan hari ini yang kacau. "Jam 4 aku langsung minta balik."

"Kalian kemana?"

Sebelum menjawab, Dal menarik bantal dan masuk ke pelukannya agar hangat. Dhana pun ikut menarik bantal, tetapi hanya diletakkan atas pangkuan sebagai tumpuan tangan.

"Ke Ranca Upas, untungnya pas di sana udah agak siangan. Ngajak metik stroberi lagi, makan siang. Terus langsung pulang." Setiap kata yang keluar dari mulut Dal, sarat akan kekesalan, Dhana bisa rasakannya. Meskipun perempuan itu cukup menahan diri karena ada kamera yang mengintai mereka dari setiap sudut pondok cinta ini.

"Terus habis makan siang, dia mau balik ke Ranca Upas buat ngeliat Rusa. Sore-sore ke sana, kan, pasti dingin banget. Jadi aku minta balik."

"Makanya kalian langsung balik jam 4?"

"Dia sempat ngajak ke tempat lain karna mikirnya aku nggak suka Ranca Upas. Dia ngajak ke kolam air panas, tapi aku udah capek seharian di sana. You know lah, seorang introvert."

Tanpa sadar tubuh Dhana condong ke depan untuk mengusap-usap bahu Dal agar perempuan itu lebih tenang. Untung hanya mengusap bahu dan Dal tidak refleks menepisnya karena kaget, tubuhnya hanya tersentak dan Dhana langsung sadar. Sejak tadi perempuan Dal seolah menyalurkan rasa lelah, dan perasaan tidak nyaman sehingga membuat tubuh Dhana mengikuti nalurinya untuk menenangkan.

"Kamu jaga kesehatan, besok pasti banyak kegiatan."

Dal mengangguk, ada banyak hal di pikirannya yang ingin dia sampaikan semua pada Dhana. Namun, mengingat ada banyak kamera membuatnya frustasi. Apalagi mereka tidak bebas bermain ponsel sampai harus mengendap-endap ke kamar mandi.

Choose Me! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang