Kapan kebahagiaan itu datang mendekapku, aku tidak ingin melihatnya terus terluka, maafkan aku karena kamu terus mempertahankan orang tak sempurna sepertiku.
.
.
.
Menurutmu hal apa yang paling dinantikan sepasang pengantin telah menikah? tentang anak? mungkin benar, tidak semua pasangan mungkin yang langsung akan mendapatkan buah hati, seperti diriku.
Di usia empat tahun pernikahan kami, kami masih menunggu seorang bayi kecil yang akan meramaikan rumah kami.
Aku dan suami mungkin tidak apa menunggu lama, tapi mamah?ibu mertuaku itu sudah lama menanti, bukan kami yang banyak menelan sabar atau pun ibu.
❀°°❀°°❀
"Sayang, tumben sudah pulang." ujar Solar, menghampirinya, memeluk tubuh mungil sang istri, ia beri kecupan hangat dibibir tipis yang selalu menjadi favoritnya.
"Kebetulan pekerjaan dikantor tidak terlalu banyak, jadi aku pilih pulang lebih awal, ooh ya aku sempat membeli beberapa buah, ada alpukat,apel dan strawberry, aku baca dari internet buah-buah ini bisa membantu kesuburan rahim." ujarnya, Solar mengecup pipi pria tampan itu.
"Kamu tidak perlu sampai seperti ini, dengan ramuan dan program kehamilan itu mungkin sudah cukup."
"Aku kan hanya mencoba berusaha."
Solar mendorong tubuh suaminya pelan, "Sudah-sudah kamu mandi gih, bau tau~" ia mencubit hidungnya sendiri, berpura-pura merasakan bau tak sedap dari suaminya.
"Enak saja wangi tahu." pria itu lalu mencium ketiaknya sendiri dan badannya, ia lalu putuskan untuk menaiki tangga menuruti perintah istrinya untuk mandi.
Malam pun tiba, Solar ditemani sang suami mereka tengah berada diruang tamu menonton acara favoritnya, sementara sang suami tengah sibuk mengupas kulit buah-buahan untuknya.
"Aaaa."
"Ish kayak anak kecil!" wanita itu mempoutkan bibirnya namun ia akhirnya menuruti kemauan sang suami.
"Anak pintar." pria itu memberikan sedikit hadiah berupa kecupan hangat di kening istrinya.
Sebuah lengan merengkuh pinggang si wanita, obsidian nya menatap sang pelaku yang kini tersenyum memandangnya.
"Boleh aku....melakukan itu?" netra ruby nya tampak serius menatap sang istri dengan sebuah senyuman kecil yang terpatri diwajahnya.
"I'm yours...." tak lama ia merasakan sebuah tarikan, ah, ternyata pria itu menggendongnya menaiki lantai atas kamar mereka.
Sinaran pagi masuk melalui gorden kamar pasangan yang telah melakukan kegiatan itu semalam.
Solar sudah berpakaian rapih dengan sebuah kemeja dan celana bahan yang tampak apik membungkus tubuh nya.
"Alin, aku duluan ya, dibawah sudah ada makanan jika kamu lapar." ia mengguncang tubuh suaminya beberapa kali, pria itu sudah bangun tapi ia masih asik bergemul dibawah selimut, ia mencium kedua kelopak mata sang suami.
Tara! Seolah sihir lantas pria itu langsung membuka kedua matanya lebar, "Morning kiss~" ia menunjuk ke arah bibirnya.
Namun sayang sebuah pukulan melayang di lengannya. "Pagi pagi udah mesum, gak ada, gak ada! cepat bangun terus mandi!" pria itu mengerucutkan bibirnya, lucu seperti anak ayam, sementara Solar tertawa kecil melihat raut wajah suaminya.
"Nanti malam deh aku kasih bonus." tawarnya, raut muka pria itu telah berubah menatapnya dengan binar, seolah mendapat hadiah besar.
"Buru-buru sekali pak." ucap si sekretaris, "Iya mau ngedate sama istri nanti."
Pria bermanik hitam itu terkekeh pelan mendengar ucapan bossnya, "Baiklah selamat bersenang-senang."
Ceo itu menatap sekretaris sekaligus kawan lamanya, "Terimakasih."
❀°°❀°°❀
Pria itu sudah sampai di sebuah rumah sakit tempat istrinya bekerja, ia menelfon Solar, sambil menunggu nya.
"Ah maaf Alin kayaknya aku pulang malam hari ini." tampak guratan kesedihan terlihat jelas diwajah tegas pria itu.
"Ya sudah, selamat bekerja istriku, jangan lupa beristirahat jika kau lelah."
Sebuah kekehan ringan terdengar dari sana, "Terimakasih suamiku, my gledek~"
Ia membalas kekehan istrinya dengan sebuah tawa ringan.
❀°°❀°°❀°°
Wanita itu baru sampai di rumahnya pukul sebelas malam, ia menarik handle pintu itu dan hal pertama yang ia lihat adalah suaminya yang tengah tertidur diruang tamu dengan tv yang masih menyala.
Dengan pelan ia mendekati tubuh itu, "Alin bangun, yuk pindah." pria bermanik ruby itu membuka matanya menatap istrinya.
"Ooh sudah pulang, ayoo." ia menarik tangan istrinya pelan menaiki tangga menuju kamar mereka.
Sementara si pria tiduran diranjang, sang wanita baru saja selesai dari acara mandinya dan keluar dengan piyama yang membalut tubuhnya.
"Kamu menungguku?" ia mendekati tubuh yang lebih besar itu.
Hali menggangguk kecil, ia mengubah posisinya menjadi duduk.
"Aku ingin menagih bonus itu~" dengan pelan ia mencubit lengan suaminya yang kini mengaduh kesakitan.
"Dasar mesum." ucapnya sebal.
"Ayolah, janji hanya dua ronde!" ia menarik-narik tangan mungil istrinya.
"Hmmh, janji ya?awas kalo minta lebih!" ia menggangguk angguk, tanpa lama pria yang lebih besar itu langsung menjatuhkan tubuh istrinya menjadi di atasnya.
Hali mulai melucuti pakaian yang mereka berdua kenakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement
FanfictionSejak itu semuanya menjadi berantakan, hanya karena sebuah kecerobohan. ❀°°❀°°❀ {Semua karakter hanya milik monsta, saya hanya meminjam karakternya} Jangan lupa vote dan komen, thank you❣️ See u♡