Matahari mulai naik menandakan siang telah datang, dan pasangan Halisol masih melanjutkan acara tidurnya setelah semalaman habis gempur.
Tapi tak lama, wanita dengan rambut hitam panjangnya mulai terbangun, ia mengerjab beberapa kali sebelum akhirnya mulai berdiri walau sedikit kesulitan karena tangan kekar itu memeluk pinggang nya, Solar dengan pelan melepas pelukan itu, ia melangkahkan dirinya untuk turun dan mulai menyiapkan acara sarapan mereka dipagi ini.
•-•-•
"Kenapa tidak membangunkan ku?" Solar merasa sedikit tersentak, ia menatap suaminya dengan seulas senyum.
"Kau terlalu nyenyak tidurnya, aku tidak tega membangunkanmu." Hali tersenyum tipis, ia mengusak surai sang istri dengan cinta.
"Maafkan aku, kau pasti merasa sedikit kesulitan, apalagi bagian bawahmu–pasti masih perih."wajah wanita itu mulai memerah terutama di pipi gembilnya, ia mencubit lengan si pria.
"Kamu sih!" Hali hanya terkekeh melihat wajah istrinya yang tampak salting saat ini.
"Sudah ayo sarapan." Wanita itu menyendokkan nasi dan lauk-pauk di piring sang suami terlebih dulu.
Setelahnya mereka menikmati sarapan pagi bersama dengan diselingi candaan ringan.
•-•-•
"Akhir-akhir ini banyak banget ya kasus perselingkuhan apalagi sampe kdrt segala, jadi takut nikah deh." ujar mereka yang tengah menikmati waktu istrahatnya.
"Ada apa, tumben rame-rame gini." tanya si wanita dengan pakaian dinasnya.
"Eh dokter Aru, gak ada apa-apa kok, ini kita cuma ngobrol biasa aja."
"Ngobrolin apa?" wanita itu mulai tertarik ikut bergabung dengan mereka.
"Kehidupan menikah, ternyata banyak kasus-kasus perselingkuhan selama ini dan alasannya pun hampir-hampir mirip semua, ada yang khilaf, yang ini yang itu, udah deh capek saya denger alasan klasik itu, kalo saya jadi istri si tukang selingkuh saya langsung minta cerai, kalo menurut dokter gimana?"
Solar tersenyum tipis, ia berdehem sebentar sebelum mulai menjawab, "Kalo menurut saya, mungkin benar bisa saja khilaf atau ada satu alasan lain yang pasangan itu tidak bisa memberi tahu seluruhnya, bukannya manusia itu memang rata-rata pernah membuat kesalahan jadi saya memaklumi hal itu, mungkin saja dengan memberi kesempatan pada mereka bisa saja mereka menjadi pribadi yang lebih baik lagi." ucap Solar.
"Dok, enteng banget ngomongnya tinggal maaf-maaf, kalo hal itu terjadi dikehidupan dokter sendiri gimana?masih mau maafin?" Solar kini mengulas senyumnya, ia menatap mereka dengan hangat, tak ada aura-aura emosi sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Agreement
FanfictionSejak itu semuanya menjadi berantakan, hanya karena sebuah kecerobohan. ❀°°❀°°❀ {Semua karakter hanya milik monsta, saya hanya meminjam karakternya} Jangan lupa vote dan komen, thank you❣️ See u♡