[END] Masyarakat Awam Bisa Menjadi Orang Benar

Bab 151-155

Dalam kasus banjir di Kabupaten Pi beberapa tahun yang lalu, hakim Kabupaten Liu diberhentikan karena ketidakmampuannya melawan banjir, dan dia meninggal karena sakit segera setelahnya. Sehari setelah kematiannya, keluarga Liu mengalami kebakaran, dan ruang belajar Liu Gong hancur total. Catatan makanan dan air yang tidak lengkap yang kemudian diperoleh Fu Geng secara tidak sengaja disimpan oleh Liu Yu, guru piano Fu Jun, Liu Fuzi.

Kalau dipikir-pikir lagi, api itu pasti buatan manusia. Dan jika Liu Gong tidak meninggal karena penyakit serius, dia pasti sudah meninggal.

Saat dia memikirkan hal ini, mata Fu Geng menjadi dingin.

Ngengat-ngengat itu diikat di satu tempat, jadi mereka harus bekerja sama. Yang di atas menekan dan menolak membalas, sementara yang di bawah berusaha sekuat tenaga untuk menyembunyikan keadaan. jadi Liu Gong menjadi kambing hitam. Sedangkan bagi beberapa personel terkait, yang diperlukan hanyalah sedikit teguran ringan dan upaya terang-terangan dan sembunyi-sembunyi untuk menyelamatkan masyarakat, dan masalah tersebut akan terselesaikan.

Fu Geng diam-diam mencibir dan memberi isyarat kepada Xingzhou untuk mengambil kain bersih. Dia membungkus beberapa rumput busuk dan pasir di dalamnya, lalu membungkus kain itu dan menaruhnya di pelukannya.

Sekarang sudah senja, dan ada banyak orang di tanggul. Fu Geng tahu keberadaannya tidak bisa lama-lama disembunyikan, karena seseorang di tanggul sudah melihat ke arah sini.

“Tuan, ayo cepat pergi,” bisik Xingzhou, lalu dia memanggil beberapa orang yang menemaninya untuk melindungi Fu Geng, menghalangi pandangan orang-orang itu.

Fu Geng tiba di sini larut malam, dan hanya membawa serta tiga orang pembantu terpercaya bernama Ping Nanhou dan Ping Zhou. Adapun Hu Zhong, dia punya rencana lain. Hilangnya keduanya sekaligus hanyalah tabir asap yang membuat orang salah mengira bahwa mereka pasti bersama. Dia juga meminta orang kepercayaannya untuk merekatkan janggut palsu, mengenakan pakaian Hu Zhong, dan berpura-pura menjadi Hu Zhong, untuk membingungkan pandangan pihak lain.

Tiga tahun kesabaran dan tiga tahun penyelidikan rahasia akhirnya membuahkan hasil besar hari ini. Pada saat itu, Fu Geng tiba-tiba teringat pada Wang, dan merasa sedih di hatinya.

Ketika dia masih hidup, dia tidak bisa melindunginya. Sekarang dia bisa dianggap sebagai orang yang baik hati dan baik hati. Dia bahkan berharap untuk bertemu dengannya lagi. Di belahan dunia lain, di jalan menuju neraka, dia harus meminta maaf secara pribadi dan meminta maaf padanya.

Fu Geng menghela nafas panjang dan mengangkat matanya untuk melihat tenda di samping tanggul. Ada tempat peristirahatan pejabat daerah, dan yang di tengah adalah tenda Cheng Yu. Dia mengangkat kakinya dan berjalan ke sana.

“Tuan, kamu mau pergi kemana? Ayo cepat pergi,” kata Xingzhou dengan cemas.

Fu Geng menoleh ke arahnya dan berkata dengan senyum tipis di matanya: "Apakah menurutmu kita bisa pergi sekarang?"

Ekspresi Xingzhou berubah drastis ketika dia mendengar kata-kata itu. Saat dia hendak berbicara, dia mendengar suara datang dari depan: "Apakah orang di depan adalah Tuan Zhizhou?"

Ekspresi sarkastik muncul di wajah Fu Geng. Saat dia menoleh, ekspresi sarkastik itu digantikan oleh Duan Su, seorang Shangguan. Dia terbatuk dan berkata, "Ini aku. Siapa di sini?"

Orang yang datang adalah seorang pria paruh baya gemuk, mengenakan gaun panjang, sepertinya dia dari kantor pemerintah. Setelah mendengar kata-kata Fu Geng, ekspresi wajah pria itu berubah. “Saya pejabat rendah.” Ini Zhou Xu, Perdana Menteri Kabupaten Pi. Saya tidak tahu bahwa Yang Mulia ada di sini, tetapi saya tidak dapat menyambut Anda. Saya harap Tuan Zhizhou akan memaafkan saya.” mengatakan ini, dia tiba-tiba meninggikan suaranya satu oktaf dengan ekspresi menyanjung di wajahnya dan berkata dengan keras: “Tuanku Zhizhou ada di sini, semuanya, datang dan temui saya segera.”