Judul lama: Dear, My Ex
Pacar dan mantan pacarnya jadi dekat.
"Kalian benar-benar membuatku sinting."_Seungwan
"Di kehidupan selanjutnya, aku ingin terlahir sebagai putra kalian." _Felix
"Keadaanku jauh membaik sekarang. Aku menyesali kondisiku saa...
Suhu udara yang dingin akan membuat rasa nyeri apapun semakin menusuk. Namun, syukurlah Felix sudah merasa lebih baik dan diperbolehkan pulang hari ini.
Saat dirinya terbaring lemah, dan saat ini dimana dia bisa berdiri tegap dan berjalan dengan nyaman bersama orang yang ia kasihi, membuat Felix menyadari bahwa kesehatan adalah anugrah dari Tuhan yang tak bisa digantikan dengan apapun.
Oleh karena itu juga, rasa syukur dalam dadanya yang selalu mengalir deras, kebahagiaan selalu menyertainya. Itu semua terpancar melalui senyuman hangat di wajah Felix, sehingga orang disekitarnya juga ikut merasakan hawa bahagia yang ia bawa. Felix menyadari, bahwa dirinya hanya manusia, tetapi ia rasa, menebarkan cinta kasih seperti malaikat juga bisa dilakukan seorang manusia.
"Kenapa banyak sekali butter-nya?" Tanya Seungwan saat melihat Felix mengambil 5 pack butter.
Mereka sedang di super market untuk membeli bahan-bahan kue. Seperti yang sudah Felix janjikan, mereka akan membuat cookies.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Iya, besok kan ada acara amal di gereja. Aku mau memberi cookies untuk jemaat yang datang menyumbang besok."
"Begitu rupanya. Aku jadi semakin bersemangat!"
"Benar kan!"
Mereka berjalan berdampingan dengan Felix yang mendorong troli.
"Mau buat berapa banyak?" Tanya Seungwan saat mereka berada di depan rak telur.
"Hum, aku ingin buat 5 resep? Apa itu kebanyakan?"
"Ahh, terlalu banyak. Buat 3 saja, lagipula kau tidak boleh terlalu lelah."
"Nee, araseo Nuna," ujar Felix dengan nada patuh. Yang benar saja 5 resep, dia barusaja pulang dari rumah sakit kemarin.
Sudah masuk bulan Desember dan udara mulai membeku, tetapi belum turun salju. Orang-orang mulai memakai mantel bulu, karena anginnya berubah kencang sewaktu-waktu. Kegiatan organisasi volunteer gereja mulai sibuk di hari-hari ini. Banyak project yang akan dilakukan, mulai dari kegiatan amal, sampai membagikan hadiah dengan berpura-bupra menjadi Sinterklas.
"Bagaimana persiapan project Sinterklasnya, Nuna?" Felix bertanya karena melewatkan rapat pertama saat ia di rumah sakit.
"Tahun ini seperti tahun lalu, kita akan mendatangi rumah jemaat yang mendaftarkan alamatnya." kata Seungwan.
"Tapi kali ini donaturnya lebih banyak. Rupanya orang-orang menyukai project Sinterklas kita. Jadi, karena anggarannya berlebih, kita juga akan datang ke panti asuhan dan membagikan hadiah disana." Mendengarnya, membuat Felix semakin bersemangat menyambut Hari Natal. Hari Natal adalah hari favoritnya. Hari yang paling ia tunggu-tunggu sepanjang tahun.
"Benarkah? Itu bagus!"
Hari Raya Natal sebentar lagi. Mereka akan memakai kostum Sinterklas dan mengantarkan hadiah untuk anak-anak jemaat gereja. Pada kegiatan itulah Seungwan dan Felix bertemu tahun lalu. Mereka waktu itu ditugaskan mengantarkan sedikitnya 5 hadiah perorang. Felix yang berinisiatif mengajak Seungwan bicara pertama kali.