CHAPTER 10

710 97 2
                                    

Enjoy!
Maaf kalo typo.


Akhirnya hari pertama syuting drama terbaru di mulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya hari pertama syuting drama terbaru di mulai. Cliff sedang berada di ruang tunggu untuk membenarkan make upnya, karena take selanjutnya akan di lakukan 30 menit lagi, ketika sedang asyik bermain benda kotak itu tiba-tiba saja Milan, lawan mainnya itu masuk.

"Sorry tapi boleh gak gw bicara berdua sama Cliff, ada hal penting yang mau di omongin buat adegan selanjutnya dan ini masih rahasia." Milan mengedipkan matanya pada para staf disana, tentunya mereka percaya dan berteriak heboh karena Cliff dan Milan adalah pemeran utama, hal ini bukan rahasia lagi kalau bisa jadi diantara mereka terjadi 'cinlok' dan Staf sangat bersemangat akan hal itu.

Setelah semua staf keluar, tinggalah mereka berdua di ruangan itu. Cliff menaruh handphonenya secara kasar lalu menatap tajam ke arah Milan.

"Gw ngechat lo dari minggu lalu pas selesai baca naskah gak direspon, lo tau gak sih, gw sakit hati." Ucap Milan dengan nada bercandanya.

"Sebenarnya lo mau ngomong apa sih? Gak usah buang-buang waktu gw."

"Lo masih belum maafin gw tentang kejadian 1 tahun yang lalu? Gw cuma mau bilang kita harus tetep profesional kan di depan kamera."

"Kurang profesional apa gw? Lagian kalo gak ada hal penting ya gak usah temuin gw, gampang kan."

Milan berdehem pelan, ia mendekati Cliff dan memutar kursi itu agar berhadapannya dengannya lalu Milan menunduk agar wajah mereka saling berdekatkan. "Ini sebabnya gw gak bisa lepasin lo, Cliff. Sifat dingin lo itu yang buat gw penasaran." Bisik Milan.

"Terus gw peduli? Lo yang dulu selingkuhin gw, sekarang ngemis-ngemis minta balikan?" Cliff melipat kedua tangannya di dada, ia menatap wajah Milan dengan datar.

"Ralat, lebih tepatnya lo yang buat gw selingkuh. Kalo lo lupa, gw bertahan pacaran sama lo selama itu karena gw cinta tapi ternyata lo manfaatin gw."

"Pffftt...." Cliff menutup mulutnya lalu tertawa sinis. "Lo gak ngerti konsep 'selingkuh' ya? Sebagian perkataan lo bener sih, tapi ujung-ujungnya ini balik ke pendirian lo, kalo lo emang secinta itu sama gw ya godaan apapun didepan pasti gak bakal lo cobain kan?"

"Cliff." Panggil Milan penuh penekanan.

"Gw tau lo bisa masuk drama ini karena Arsella kan. Terus, lo juga yang bocorin hal tentang Arsella itu anak bokap gw. Pada akhirnya lo itu cuma cowo menyedihkan buat gw Milan, karena sekeras apapun lo mau balas dendam sama gw pake embel-embel Arsella, lo gak bakal bisa menang." Cliff mendorong bahu Milan agar menjauh. "Gw gak peduli sama apapun, yang gw pengen cuma Jason. Jadi, apapun caranya gw bakal mertahanin Jason. Sekalipun gw harus bunuh lo buat ngilangin bukti-bukti." Cliff tersenyum pada Milan.

Milan menahan emosinya, ia mengepalkan tangannya dan bersiap akan meninju Cliff namun hal tak terduga terjadi.

Flash kamera tiba-tiba saja mengarah kepada mereka berdua, dengan Milan yang mengangkat tangannya bersiap akan memukul Cliff.

"Ini akan menjadi topik hangat." Ucap pria dengan topi dan masker hitamnya.

Cliff tersentak saat mendengar suara itu, tubuhnya sedikit menegang. Itu kekasihnya. Apa Tama mendengar apa yang mereka bicarakan? Hal itu cukup membuat Cliff merasa panik.

"Tolong hapus foto itu, kami hanya bertengkar kecil." Cliff tersenyum tipis dan menghampiri Jason, ia mengambil kamera milik pria itu dan mengutak-atiknya. "Milan, kita bicarakan ini nanti."

Mau tak mau Milan pergi dari sana sambil bergumam tidak suka.

Saat Cliff akan mengembalikan kamera itu tiba-tiba saja tangannya yang satu lagi menarik masker hitam milik Jason. Terpampang jelas wajah tampan kekasihnya itu.

"Tama ngapain di sini?" Tanya Cliff khawatir, kepribadiannya berubah seketika.  "Kenapa pura-pura jadi Staf begini, kalo ada yang liat Tama bagaimana?"

"Siapa?"

"A-apa?" Cliff mengigit bibirnya.

"Cowo tadi, aku tau dia lawan main kamu tapi kenapa sampe ribut-ribut?" Nada dingin Jason layangkan.

"B-bukan apa-apa."

"Jawab yang jujur, Cliff Pranata!" Ucapan Jason sedikit meninggi membuat Cliff memejamkan matanya takut.

"J-jangan, Tama jangan marah sama Nata. Tama, Nata bakal jujur. J-jadi jangan marah ya?" Cliff meraih kemeja yang Jason pakai, matanya berair menahan tangis.

"Hei, sayang. Maaf kalo buat kamu takut, aku gak marah." Jason mengusap pipi Cliff lembut.

"Dia, dulu mantan Nata. Tapi hubungan kita dari dulu emang gak baik dan sampai sekarang juga gak ada apa-apa kok, tadi dia cuma nanyain tentang dialog aja dan sempet marahan sedikit. Segini nih." Cliff menunjukkan tangannya (🤏🏻).

Jason tersenyum lembut. "Iya aku percaya, kamu jangan nangis."

"Ciummm." Rengek Cliff.

"Kamu udah make up."

"Terusss?? Kalo sudah make up tandanya Nata tidak boleh kiss Tama yang banyak?" Cliff cemberut.

Jason tersenyum, ia merengkuh pinggang Cliff dan menciumnya tepat di bibir merah muda si manis.

Diam-diam dalam ciuman itu Cliff tersenyum penuh kemenangan, Jason memang tidak akan pernah bisa menolaknya sampai kapanpun.

Diam-diam dalam ciuman itu Cliff tersenyum penuh kemenangan, Jason memang tidak akan pernah bisa menolaknya sampai kapanpun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cliff ☠️

Kayanya ini bakal gak aku lanjut dulu sebentar.

OCEAN BLUE || Jichen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang