2. Hari Penculikan

177 26 9
                                    








Di lain tempat, Soobin yang tadi minta pamit ke toilet kini ia malah terjebak di sana. Seseorang dengan sengaja menguncinya dari luar. Entah perbuatan siapa, Soobin terus menggedor-gedor pintu dan berteriak minta tolong.

"Siapa pun yang melakukannya ini sunggu tidak lucu! Aku mohon buka pintunya! Jangan membuat lelucon tidak masuk akal!" teriak Soobin. Dan tak ada satu pun yang mendengarnya.

Sebenarnya saat ia masuk toilet ini ada dua orang lain lagi yang menyusul. Soobin mengira mungkin mereka juga merupakan tamu yang diundang Yeji. Meskipun Soobin tidak mengenalinya, salah satu dari mereka keluar lebih dahulu. Sebelumnya mereka berbicara dan mengeluarkan sesuatu dari tas salah satunya. Setelah itu yang satunya menyusul dan meninggalkan Soobin sendiri.

Begitu Soobin selesai dengan urusannya, ia terkejut pintu toiletnya tidak bisa dibuka. Mencoba beberapa kali juga tetap tidak bisa. Soobin menebak mungkin orang tadi iseng menguncinya dari luar. Tapi jelas-jelas ini bukan lelucon yang mengundang tawa.

Sudah sepuluh menit ia terkunci di sini. Namun belum juga ada yang menyadarinya. Sialnya tas yang berisi handphone yang ia bawa ke toilet mendadak hilang. Tidak mungkin jika dua orang tadi adalah pencuri. Soobin merutuk kesal. Mungkin ini adalah perbuatan para fans yang balik membenci dirinya. Tapi ini berlebihan.

Tak berapa lama Soobin mendengar suara tembakan sebanyak dua kali. Di saat yang bersamaan juga lampu di toilet itu padam. Soobin menjerit takut dan menyandar diam di tembok toilet. Ia hampir menangis. Ia berdoa agar tak ada kejadian berbahaya lain.

Tapi mendengar suara tembakan tadi, mungkin kah ada seorang tamu undangan yang membawa senjata api? Soobin berhasil menjatuhkan air matanya. Ia takut, ia terus memeluk dirinya dan tak berhenti berdoa. Ia juga menyebut nama Kim Mingyu.

Pintu toilet terbuka. Dua orang pria berpakaian serba hitam masuk. Dalam keadaan masih gelap, salah satu dari mereka menyalakan senter.

"Di sini rupanya."

"Siapa kalian?!" seru Soobin ketakutan.

"Kami menjemputmu. Sekarang kau bisa keluar."

"Apa yang sedang terjadi?" tanya Soobin.

"Kami harus mengeluarkanmu dulu."

Soobin menurut saja. Ia keluar bersama dua orang tadi dan mereka mengapitnya.

"Ikuti intruksi kami." perintahnya tegas.

Soobin pun menurut lagi. Keadaan luar setelah dari toilet juga gelap gulita. Mungkin ada masalah dengan saklar listriknya. Dalam keadaan seperti ini, ia sama sekali tidak tahu jalur menuju tempat pesta. Itulah sebabnya ia hanya mengandalkan dua orang ini untuk menuntunnya.

Mereka sampai di luar gedung acara. Soobin memperhatikan semua di sekelilingnya. Ini di taman belakang gedung. Sementara keadaan di dalam gedung masih gelap gulita. Tapi kenapa dua orang itu menuntunnya ke arah sini?

"Kenapa kalian membawaku keluar?"

Pertanyaan Soobin tadi dijawab dengan datangnya sebuah sedan hitam metalic. Mobil itu berhenti tepat di depan Soobin. Pintu belakangnya dibuka dari dalam.

"Masuklah." perintah orang yang berada di dalam mobil. Orang itu juga mengenakan pakaian serba hitam.

Spontan Soobin menggeleng dan menolak. "Tidak, aku tidak mau naik ke sana! Aku juga mencurigai kalian!"

Dua orang yang masih berada di dekat Soobin mencegah pemuda itu agar tidak kembali ke dalam.

"Apa-apaan kalian!" Soobin menghardik. "Jangan halangi aku!"

LOVESICK CHOI [Yeonbin] 🔞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang