chapter 8

466 48 11
                                    

                         {PAPRIKA TV}

"[Name] mau pesan apa? " Tanya Bumjae, sebenarnya [name] ini sudah telat pergi ke PTJ tapi dia malah santai saja. Seperti tidak ada beban hidup, padahal banyak sekali berkas yang menumpuk.

"Seperti biasa" Jawabnya dengan tersenyum, Bumjae sudah menghafal sekali coffee pesanan [name]. Karena  [name] selalu beli coffee ditempatkan Bumjae.

"Ok, ditunggu ya" [Name] duduk di dekat jendela , sambil melihat pemandangan kota soul.

Tiba-tiba saja ponselnya berdering, [name] mengambil ponsel yang di saku celananya. Dia melihat siapa orang yang berani menelpon dirinya.

            [PINK SEPERTI BABI 🐷]

"Kenapa si pink tiba-tiba menelpon? Apa karena aku telat? Semoga saja tidak marah" Gumam [name], dia menggangkat telpon dari pria pink itu.

"Kau kemana saja?!?! Ini sudah telat!! Kenapa kau belum datang [name]?!?! "  [Name] mendengarkan suara DG yang berteriak-teriak, menghembuskan nafas pelan dan mencoba untuk sabar.

"Jangan beteriak, itu merusak gendang telinga ku! Apa kau bisa menunggu sebentar? Aku sedang di coffee shop" [Name] benar-benar di buat pusing dengan perilaku manusia satu ini.

Masih banyak berkas yang harus ditangani DG, tapi malahnya DG memberikan semua berkas itu kepada  [name]. [Name] sangat kewalahan kemarin, dia harus lembur sampai jam 12 lebih. Tapi dia mencoba bersabar, belum lagi dia juga harus membuat jadwal DG.

"Kenapa kau selalu membeli coffee?lain kali aku akan menyetok kan coffee yang banyak supaya kau tidak beli coffee lagi di coffee shop!" Ucap DG sedikit berteriak. [Name] mencoba sabar sekali lagi.

" Iya iya, sebentar lagi. Jadi tunggu" Jawab gadis itu, dia sudah bosan dengan perilaku DG. Walau baru beberapa hari bekerja, tapi dia sudah sangat muak.

Jika ini tidak karena uang yang di brankas, maka [name] tidak akan bekerja sebagai asisten DG.

"Hmm! Aku tutup telponnya. Cepat datang, ya! " Ucap pria itu sebelum menutup telpon.

"[Name]! Ini pesanan mu sudah jadi" Bumjae memberikan kotak kardus yang dalamnya ada coffee pesanan [name].

"Berapa totalnya? " [Name] mengeluarkan kartu ATM, uang yang ada didalam brankas sebagian [name] taruh di ATM. Supaya aman.

"Totalnya jadi 20 ribu won. Tadi aku melihat mu berbicara dengan orang di telpon, dia siapa [name]? " Tanya Bumjae.

"Dia bosku! Dia orang yang sangat menyebalkan, aku tidak suka dia " Jawab [name].

"Ini, aku harus segera pergi. Jika tidak dia akan terus mengomel, aku tidak suka itu" Bumjae mengambil kartu ATM dari tangan [name].

"Tunggu sebentar ya" Pria bertelinga besar itu pergi ke kasir, menggesek kartu milik [name]. Lalu kembali lagi ke [name].Bumjae mengembalikan kartu itu, sebelum [name] pamit pada Bumjae. Gadis itu berjalan keluar dari coffee shop.

[Name] sampai di depan gedung PTJ, dia masih berjalan dengan santai akhirnya dia tiba juga di depan pintu rungan DG. Di bukalah pintu itu perlahan, [name] mengintip dari balik pintu tersebut. Tidak ada DG yang duduk di kursi kerjanya.

[Name] mulai berpikir tidak ada DG? Berarti dia tidak di omelin olehnya karena telat.

"Berarti aku aman, hehe" Gumam [name]. Dari tadi dilihat oleh pria pink itu, dia ada di dekat [name] mungkin jarak mereka hanya 1-2 centi.

Tapi [name] tidak mengetahui DG di dekatnya, karena dirinya terlalu fokus mengintip jadi tidak merasakan DG di dekatnya.

"Kata siapa kau aman? " Ucapan DG mengagetkan [name], perlahan [name] yang mengintip kantor DG memalingkan pandangan menatap DG.

Obsesion With Me [Lookism X Readers] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang