Edgar, berlari di lorong rumah sakit mencari ruang rawat aqilla. tadi sebelum benar benar pergi dari rumahnya ia menyempatkan diri untuk melihat CCTV.
Dan ternyata disaat aqilla tenggelam nathan, lah yang menolongnya. tapi sejak kapan mereka dekat?
Insting nya mengatakan bahwa nathan pasti membawa aqilla ke rumah sakit terdekat. karna itu ia berlari mencari ruangan nomor 37, yang tadi sempat ia tanyakan ke revisionis.
"Semoga belum berlambat," batin Edgar cemas.
Setelah menemukan pintu nomor 37 Edgar, langsung masuk kedalamnya. Ia mencari ke seluruh sudut ruangan, Tapi hasilnya nihil. ruangan itu benar benar kosong. Tidak ada satupun orang yang ia temuin di ruangan itu. Apa revisionis itu berbohong padanya? Atau sebenarnya ia salah ruangan?
Edgar, langsung pergi berlari dari ruang itu, menuju revisionis itu "Mbak ko ruangan 37 kosong?!."
"Maaf mas, pasien di ruangan itu memang baru saja pergi sekitar 7 menit yang lalu," ujar revisionis itu.
"Mbaknya kenapa ga bilang?!," kesel Edgar pada revisionis itu.
"Maaf mas, tapi saat mas mencari ruangan 37, pasiennya saat itu datang kesini bersama teman-temannya, dan keluar," jelas revisionis itu
Edgar mengacak rambutnya frustasi. Ia harus mencari aqilla kemana lagi?. "Apa mungkin dia pulang ke apartemennya ya?," batin Edgar
Setelah itu Edgar, langsung keluar dari rumah sakit itu menuju apartemen berlian, tempat aqilla. Selama di perjalanan perasaannya campur aduk, ia sedikit gelisah, khwatir, dan marah, pada dirinya sendiri.
Orang tuanya memang benar, ia sebego itu untuk tidak mempercayai aqilla. ia harusnya mencari tahu terlebih dahulu tentang kebenaran sebelum memutuskan sesuatu seperti itu, dan disini ia baru menyadarinya bahwa ia mencitai aqilla, Ia lebih nyaman kalo bersama aqilla dibandingkan dengan kayla.
Apa ia bisa menyelesaikan masalah ini sendiri? Dan membalikan keadaan seperti semula? Bahkan ia sendiri pun tidak yakin akan hal itu.
Sesampainya Edgar di apartemen aqilla, ia langsung masuk kedalam untuk naik ke apartemen aqilla yang ada di atas.
Setelah sampai di depan pintu apartemen aqilla, ia langsung di buat heran dengan apartemen itu. Pintu apartemen itu terlihat sedikit kebuka, apa jangan jangan aqilla ada didalam? Dengan cepat Edgar langsung masuk kedalamnya.
Mencari cari aqilla kesemuanya sudut ruangan, tapi hasilnya tetap nihil, terus kalo memang tidak ada orangnya kenapa pintu apartemen kebuka?
Edgar melihat ke samping tempat tidur aqilla, disana ia melihat satu buku yang menarik perhatiannya.
Buku itu terlihat seperti buku diare. Apa ini buku diare miliki aqilla? Edgar duduk di tepi kasur lalu membuka halaman pertama buku itu. Satu persatu ia membaca kata kata yang tertulis rapih didalamnya. Semakin ia membacanya semakin teriris hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GarQil {Revisi}
Teen FictionHamil di luar nikah? Di saat umur nya baru menginjak 18 tahun? Bahkan dengan cowok yg sudah memiliki kekasih?! *** siapapun pasti tidak ada yang mau bernasib sama seperti Aqilla, gadis malang yang pulang dari Jerman ke Indonesia, berniat untuk me...