Bab 1 : Lost In A Haze

414 91 11
                                    

Cahaya lampu menyala dengan terang, orang-orang memadati sebuah tanah lapang luas seperti sekumpulan semut menemukan permen, di panggung megah terlihat beberapa orang tengah sibuk menyiapkan alat musik agar konser kali ini berjalan dengan lancar.

Bian Nianzhen berdesakan dengan penonton yang tidak sabar memasuki tempat konser. Pria muda dengan kacamata bulat dan rambut agak berantakan akhirnya bisa bernafas lega ketika berhasil melewati padatnya antrian, ia pergi ke tempat VIP yang terlihat nyaman.

Bian Nianzhen meletakkan tasnya, ia mengeluarkan sebuah kendi kecil. “Zhou Yan, kita sudah ada disini.”

Jari-jari ramping dengan kapalan berwarna merah muda menggenggam sedikit erat kendi di tangannya. Senyum kecilnya berkembang. Matanya mengawasi panggung yang diterangi oleh lampu-lampu terang, menunjukkan hingar bingar serta kesombongan.

Teriakan riuh yang membuat telinga Bian Nianzhen terasa hampir pecah segera terdengar ketika seorang pria menaiki panggung membawa gitarnya.

Sebenarnya penampilan pria itu terbilang biasa saja. Ia hanya mengenakan kemeja hitam yang lengannya dilipat sampai siku, celana kain berbahan mahal yang terlihat jatuh dan tepat membungkus kaki jenjangnya, gitar hitam mengkilap dengan aksen warna putih gading, dua kancing bagian atas terbuka memperlihatkan sedikit dada padatnya.

Tetapi pria itu adalah Ren Kai, seorang penyanyi yang sejak awal debutnya sudah mencuri perhatian banyak orang. Ren Kai memiliki warna mata kebiruan yang didapat dari ibunya yang berasal dari Eropa. Lagu-lagu Ren Kai kebanyakan berisi kritikan kehidupan sosial dan romantis yang dibalut dengan bahasa yang tidak berlebihan. Seleranya sangat cocok untuk laki-laki.

Oleh sebab itu Ren Kai memiliki fans seimbang antara laki-laki dan perempuan.

Banyak yang mengatakan bahwa Tuhan menciptakan laki-laki yang membuat perempuan kecewa, jadi Tuhan mengirimkan Ren Kai sebagai tanda permohonan maaf.

“Selamat malam!” Suara Ren Kai dalam, para gadis berteriak heboh berusaha sekeras mungkin agar suaranya mencapai telinga Ren Kai.

Ren Kai tertawa kecil mendapat antusiasme sebesar itu, ia mulai memetik gitarnya. Berteriak lantang bahwa konser sudah resmi dimulai.

Bian Nianzhen tidak pernah datang ke konser, tempat yang begitu berisik dan suara alunan musik keras membuat jantungnya terasa hampir melompat beberapa kali.

Ren Kai menyanyi dengan sangat baik, suaranya selalu stabil, petikan gitarnya membuat fans menggila. Ren Kai menikmati konser sebagaimana fansnya juga menikmati konsernya.

Konser selama dua jam ditutup dengan kepuasan penonton.

Ren Kai turun dari atas panggung, membiarkan asisten mengambil gitar kesayangannya, asisten lain dengan sigap mengusap keringat dan memberinya air mineral.

Ren Kai sangat tinggi untuk rata-rata pria di Negaranya. Asisten itu harus sedikit berjinjit agar bisa mengusap kening Ren Kai.

“Ada seorang penonton yang memohon untuk bertemu denganmu.”

Seorang wanita dengan kemeja putih muncul, suara sepatu haknya beradu dengan keributan belakang panggung. Wanita itu mengapit seputung rokok yang tersisa setengah.

Ren Kai menaikkan salah satu alisnya. “Tolak saja, moodku sedang tidak begitu baik.”

Wen Li menghela nafas kecil, menghisap rokoknya sekali dan menghembuskan asapnya. “Dia datang membawa abu milik sahabatnya yang sangat ingin menonton konsermu. Temui saja, ini bagus untuk citramu.”

Wen Li adalah manager Ren Kai. Ia tahu betul bahwa Ren Kai adalah orang yang sedikit sulit. Apalagi setelah konser, Ren Kai sering dalam mood buruk setelah konser.

[BL] Soft As The RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang