Ayura membuka matanya ketika hawa dingin terasa di kakinya. Berbanding terbalik dengan rasa hangat yang terasa di lengannya.
Seperti ada seseorang bertubuh hangat yang berada begitu dekat dengannya. Dengan refleks Ayura mendekati hawa panas itu dan hendak memeluknya.
Namun tiba-tiba kesadaran muncul di dalam pikirannya dan membuat Ayura membuka matanya cepat.
Memang siapa yang bertubuh panas kecuali dirinya di sini ?
Ayura membuka matanya dan pandangan pertanyaan yang dilihatnya adalah sosok pria dengan kaos putih polosnya tengah tertidur lelap.
Dengan cepat Ayura memundurkan tubuhnya dan bahkan sangking cepat gerakannya. Ayura hampir jatuh tetapi dirinya lebih dulu menyeimbangkan dirinya.
Ayura menatap Devan yang terlihat begitu lelap dalam tidurnya. Bahkan pria itu terlihat begitu tenang dan seolah tak terganggu dengan grasa grusu Ayura barusan.
Tunggu ... Kenapa pria itu di sini dan hey ini bahkan bukan kamar apartemen Catarina.
Bukankah Ayura tinggal di sana sebelumnya ?
Lalu kenapa di tidur disini ?
Ingatan Ayura seketika berputar tentang pertemuannya dengan Tuan Nicholas. Setelah itu Devan datang dan membawanya pulang.
Setelahnya Ayura tak ingat kejadian apa yang terjadi karena rasa kantuk sudah menyerangnya lebih dulu.
Lalu di sini ia berakhir ? Apakah ini kamar Devan ?
Tatapan mata Ayura langsung terpaku pada semua interior kamar yang terkesan simpel dan bersih. Tipikal kamar pria yang begitu maskulin.
Ayura menolehkan kepalanya mencari tas miliknya dan menemukan benda itu berada di sofa ujung kamar.
Ia menatap jam yang tergantung yang menunjukkan pukul enam sore dan rasa panik langsung menyerangnya.
Sialan! Ia bahkan tidak kembali bekerja!
Rasa panik langsung melingkupi hatinya dan membuatnya hendak turun dari ranjang dan berniat mengambil tasnya.
Tapi sebuah tangan lebih dulu memegang lengannya dan membuat Ayura menoleh.
Devan terlihat mengernyitkan keningnya dan kedua mata itu perlahan terbuka. Menatap Ayura dengan kedua mata yang terlihat mengantuk itu.
"Kau mau kemana ?" Suara serak Devan sukses memberikan reaksi berlebihan pada tubuh Ayura.
Sialan! Bagaimana bisa suara pria terdengar begitu seksi saat bangun tidur ? Atau hanya Devan saja ?
"Aku... Aku meninggalkan kantor tadi dan ini sudah jam 6. Catarina pasti mencariku"
Devan terlihat tersenyum dan bukannya serius menanggapi ucapan Ayura yang terlihat panik.
Pria itu mengusap wajahnya pelan sebelum mendudukkan tubuhnya dan menatap Ayura dengan tatapan geli.
"Kau khawatir karena meninggalkan kantor padahal kau baru saja tidur seranjang dengan pemilik perusahaan tempatmu bekerja ? Kau tak perlu mengkhawatirkannya, Ayura"
Ucapan Devan sukses membuat kedua pipi memerah dan Ayura memilih mengalihkan pandangan matanya.
Melihat hal itu Devan tertawa dan mengangkat kedua tangannya. Melakukan peregangan yang sialnya malah di tatap Ayura lamat-lamat.
Ia terlalu terpaku dan menikmati pemandangan otot-otot Devan yang mengecap di kaos putih polos di tubuh pria itu.
Sampai akhirnya suara Devan menyadarkan Ayuda yang sibuk dengan pikirannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped By Mr. Gay
Romance"Kau menyelidiki diriku ?" Bisikan itu terdengar begitu pelan dan membuat sosok pria di depannya tersenyum kecil. Senyuman yang membuat jantung Ayura berdebar kencang. Devan terlihat berdiri dari tempatnya dan bergerak mendekatinya. Posisi Ayura yan...