3. Tinggal Bersama

62 12 0
                                    

Ini adalah minggu sore, biasanya seseorang akan memanfaatkan waktu singkat ini untuk bersantai dikarenakan besok sudah mulai kembali beraktivitas di kantor atau di sekolah.

Namun aku tidak bisa melakukan itu karena hari ini Akiko-san dan Saki-san akan mulai tinggal bersama dirumah ini, itulah kenapa ayahku sangat sibuk dari pagi buta.

"Yuuta, apa kau melihat pengharum ruangan?"

"Ada di jendela, aku meletakkannya disana."

"Ah ketemu, terima kasih ... Mm? Apa kau tidak merapikan kamar Saki-chan?"

"Ayah, aku sudah merapikannya semalam dan tadi pagi sudah ku semprotkan pengharum ruangan juga, jadi tugasku sudah selesai disini."

Aku menatap datar ke Ayahku yang terlihat sangat gugup, fakta kalau ia merasa khawatir membuat ketidaknyamanan untuk istri dan putri barunya sebenarnya sangat lucu tapi juga merepotkan karena akulah yang harus membantunya setiap saat.

"Oh bagus, jangan sampai adik barumu merasa jijik dengan kamarnya."

"Ia justru akan lebih jijik melihatmu seperti itu(bercanda)."

"Kau tau itu tidak lucu sama sekali, aku sangat gugup saat ini, kau tahu!?"

"Ayolah, memangnya siapa kau ini, pak tua? Gadis SMA?"

Aku membuat guyonan saat melihat tingkahnya itu, namun harus kukatakan kalau ia seperti gadis sma yang mendapati kunjungan kamar sama pacarnya untuk pertama kali.

Namun melihatnya terus bekerja seperti itu membuatku tidak tahan lagi, jadi aku bangkit dan menepuk pundaknya sebelum memaksanya kembali ke meja makan lalu menyuruhnya duduk.

"Ayo tenangkan dulu dirimu, Akiko-san tidak akan merasa kecewa dengan kerja kerasmu atau hanya karena ada satu kesalahan kecilpun darimu, kau tahu? Jadi tenangkanlah dirimu sejenak."

Lalu kusajikan secangkir teh untuk menenangkannya.

"... Terima kasih Yuuta, kau memang selalu bisa kuandalkan."

"Ayolah jangan bersikap menjijikkan seperti itu, kau membuatku merinding, tahu."

Aku berhasil menenangkan ayahku ini, meski bisa saja kulakukan saat siang hari tapi kurasa ia akan panik kembali setelah beberapa saat jadi sengaja kuatur sedikit mengenai waktunya agar ia bisa tenang diwaktu yang sudah ditetapkan, ya begitulah pikirku.

Bel berbunyi, tandanya para tamu telah datang dirumah, inilah saatnya menampilkan sikap yang baik.

"Yuuta, kau pergi sambut mereka, aku akan bersiap-siap dulu."

"Baiklah."

Ayah kembali ke kamarnya, ia sepertinya ingin berganti pakaian yang layak untuk menyambut para wanita ini, jadi aku tidak masalah untuk keluar lebih awal.

"Maaf membuat kalian menunggu...?"

"Kami disini!"

Aku membuka pintu dan memberikan sapaan yang ramah namun aku terkejut dengan barang bawaan mereka, Akiko-san membawa terlalu banyak kantong belanjaan dan ada juga ditangan Saki-san.

"Ayo masuk, aku akan membantu membawakan barang bawaan kalian."

Aku segera menawarkan diri, tidak baik membiarkan wanita terlalu lama mengangkat barang bawaan, aku namun saat aku siap membawa barang bawaan ditangan Akiko-san, Saki-san justru menatapku dengan tatapan permintaan maaf.

"Aku benar-benar terbantu, terima kasih Yuuta-kun~"

Akiko-san seperti biasa, ia benar-benar sangat lugas dalam berkata dan memiliki sikap yang sangat periang, benar-benar wanita yang menawan.

Kami di dalam sekarang dan Akiko-san mulai memuji keharuman ruangan yang sangat semerbak ini.

"Bau jeruk, ini sangat harum~"

Namun aku melihat kepuasan diwajah Akiko-san, ini sangat bagus karena perjuanganmu tidak sia-sia, ayah.

"Ini benar-benar bersih, kau membersihkannya dengan sangat baik."

Saki-san juga memujiku, ada rasa senang dan bangga di hatiku ini karena mereka menyukainya dan memuji diriku ini.

"Karena ada anggota keluarga baru, jadi kami sedikit lebih membersihkannya."

"Seperti yang dikatakan Taichi-san, kau benar-benar suka bersih-bersih."

"Aku hanya menjalankan moto keluargaku, 'Didalam rumah yang bersih, terdapat kehidupan yang sehat' karena itu aku suka bersih-bersih."

Apa yang kukatakan setengah membual namun perkataan seperti itu pernah kudengar juga, namun apakah aku suka bersih-bersih maka jawabannya adalah ya dan tidak.

Aku akan membersihkannya bila berantakan tapi tidak akan terlalu bersih karena aku sendiri adalah orang yang sibuk, ditambah lagi akan ada saat dimana aku tidak memiliki mood untuk bersih-bersih.

"Apa kau selalu menjaganya sebersih ini?"

"Tidak menjamin, kecuali aku lenggang atau ada acara khusus di rumah, aku baru akan membersihkannya sebersih ini."

Saki-san bertanya dan mendengar perkataanku yang jujur, ia mengangguk seolah ia setuju dengan itu, bukankah itu artinya Saki-san juga suka kebersihan seperti ini?

"Aku tidak menyangka kalau Taichi-san juga melakukan ini, ia selalu terlihat keren dan bergaya, namun untuk berpikir ia bahkan membuat rumahnya sebersih ini."

Akiko-san tertawa kecil dan mengatakan sesuatu yang membuatku cukup terkejut, ini pertama kalinya bagiku mendengar kalau ada orang yang mengatakan kalau ayahku itu keren dan sangat trendy, padahal ia biasanya selalu terlihat tidak dapat diandalkan.

"Senang mendengarnya."

Aku hanya bisa menjawab dengan sopan, mungkin ayahku melakukan itu untuk menarik minat Akiko-san dan karena itu ia membeli banyak barang terbaru yang harganya tidak murah.

'Benar-benar menghabiskan uang untuk seorang wanita.'

....

Scene berganti dengan ayahku muncul dengan cara yang memalukan, ia melompat dari kamarnya dan menyambut Akiko-san dan Saki-san dengan perkataan yang kaku.

Aku bahkan dapat melihat kalau ia tanpa sengaja menggigit lidahnya sendiri, ini sangat memalukan untuk kuceritakan tapi untungnya Akiko-san dapat menerimanya dengan riang.

"Akiko-san, Ayase-san, aku membuatkan kue untuk kalian di meja, bila kalian tidak keberatan bisa bersantai dulu sambil menikmati kuenya."

"Ah ya kuenya, Akiko-san, Saki-chan ayo makan dulu kuenya, kalian pasti lelah berjalan jadi istirahat dulu."

Aku menawarkan kue yang kubuat khusus untuk hari ini, aku tidak tau apakah mereka menyukai coklat atau tidak tapi kuharap mereka menyukainya.

Ayahku juga menawarkan hal yang sama, ia mungkin lupa untuk menyajikan minuman dan makanan untuk tamu, oh maksudku untuk anggota baru kita.

"Wow, apa kau bisa membuat kue, Yuuta-kun?"

"Ya, aku mempelajarinya karena hobi saja."

"Itu sangat menakjubkan, kuenya juga terlihat sangat cantik."

Baik Akiko-san dan Saki-san terlihat puas dengan kue buatanku, ini menyenangkan karena ada orang lain yang memuji kue buatanku.

"Namun Asamura-kun, apa aku bisa melihat kamarku terlebih dahulu?"

"Um, baiklah aku akan mengantarnya."

Saki-san sepertinya ingin membereskan tugasnya lebih awal agar bisa bersantai lebih awal juga, jadi aku tidak keberatan untuk membantunya.

Akiko-san sepertinya juga memiliki pemikiran yang sama, itulah kenapa ayah memasukkan kembali kue buatanku ke kulkas, rasanya agak sedih saat kue buatanku di anggurin setelah di puji seperti itu.

Sudahlah, mungkin setelah ini mereka baru akan memakannya, masih ada waktu jadi jangan berkecil hati terlebih dahulu karena tidak nyaman untuk dilihat sama mereka berdua.

Aku terus memberikan sugesti agar aku merasa nyaman sendiri, ini agar aku tidak menunjukkan kekecewaanku di hadapan orang lain terutama ke keluarga baruku ini.

Has A Flat Stepsister In A New LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang