Chapter 1

166 7 6
                                    

                               Awal

           ___________________________

      Song Hangyeom hanya seorang supervisor di salah satu cabang restoran Omega yang cukup terkenal dengan makanan yang enak ,,tempat yang nyaman juga estetik,, banyak kalangan anak muda datang hanya untuk sekedar menikmati suasana restoran dengan memesan makanan ringan atau di disebut nongkrong,,tidak hanya kalangan anak muda para orang tua,pejabat bahkan artis pu pernah datang dan makan di restoran ini,,para pengusaha pun sering datang ke restoran untuk meeting karena memang di restoran ini ada VIP room. Song Hangyeom sudah menduda sejak 5 taun lalu sekarang umurnya 32 tahun,, pernikahan yang baik berujung pengkhianatan karena kesalahannya sendiri,, eits bukan dia yang berkhianat tapi mantan suaminya,,hanya Hangyeom sadar bahwa ada adil sikapnya yang membuat Kim jaehan yang merupakan mantan suaminya berpaling darinya dan lebih memilih sahabat yang dia percayai Shin yechan.

"Sebinah kau sudah menyiapkan ruang VIP untuk pesanan jam 12 siang nanti??" Hangyeom bertanya sambil berjalan kearah sebin,,ini sudah jam 11 siang dia harus memastikan semuanya sudah beres karena yang memesan ruangan adalah pelanggan setia restoran mereka.
"Sudah kwa Jang nim,,hanya tinggal menunggu mereka datang." Sebin menjawab sambil tersenyum.
"Oke."jawab Hangyeom sambil mengangguk kan kepalanya."jangan lupa periksa lagi semuanya." Ucap Hangyeom sambil menepuk bahu sebin.
"Siap kwa jang nim." Sebin berucap sambil tersenyum dan memamerkan jempolnya.
Sebagai kapten Sebin punya tanggung jawab memastikan semuanya berjalan lancar di restoran,, sebin ingin menjaga kepercayaan yang Hangyeom-nim berikan padanya karena sudah mengangkatnya menjadi seorang kapten,, sebenarnya sebin agak tidak enak memanggil Hangyeom-nim dengan sebutan pak karena jujur dilihat dari segi manapun pak Hangyeom lebih terlihat muda ditimbang dia yang umurnya masih 28 tahun,, apalagi kalau berdiri sejajar kadang dia merasa insecure,, entah perawatan seperti apa yang Hangyeom-nim pakai sampai sampai wajah dan kulitnya terlihat begitu indah,,bahkan mungkin kalau Hangyeom-nim mendaftar menjadi idol dia akan mudah mendapatkan banyak penggemar dengan wajah tampannya itu,, ingin bertanya merek perawatan apa yang di pakai tapi malu dan segan,,bukan karena Hangyeom nim orang yang tertutup dan menjaga batasan dengan bawahannya,, bahkan terkadang dia juga bercanda dengan kami hanya saja Hangyeom-nim belakangan ini mengeluarkan aura jangan mendekat atau kau akan tamat. Entah siapa yang sudah membuat kwa Jang nim kita ini bermood jelek selama hampir sebulan ini,, dan membuat kami gampang terkena omel,,padahal sebelumnya auranya sangat baik beberapa bulan kebelakang,,bahkan ketika restoran sibuk penuh dengan reservasi dan pelanggan mood kwa Jang nim tidak seburuk ini.

Hangyeom berjalan ke arah etalase makanan ringan untuk melihat lihat,, barang kali ada kekurangan entah apa itu bukan kah dia harus mengecek apalagi sekarang mau jam makan siang pasti restoran sibuk,, karena sudah memastikan semua aman Hangyeom kembali berjalan ke ruangannya.

POV Hangyeom

Setelah melihat persiapan dan mengecek restoran aku kembali berjalan keruangan ku. Jujur saja aku sedang tidak fokus bekerja belakangan ini,, tapi itu bukan berarti menjadi alasanku melalaikan tugas yang sudah dipercayakan padaku. Setelah sampai ruangan aku melihat meja Kevin kosong mungkin dia sedang ke toilet,,aku masuk ruangan ku dan duduk termenung di kursi ku,, memikirkan banyak hal yang sudah terjadi selama 9 tahun ini,,aakkh rasanya kepalaku mau pecah apalagi aku sedang menghindari bocah itu,, bocah yaaah haha apa pantas dia disebut bocah padahal umurnya 25 tahun aku terkikik geli memikirkan itu,, bukan tanpa alasan aku menghindari nya tapi setelah ciuman itu aku benar benar tidak punya muka untuk bertemu dengan nya,,aku ingin menangisi sikap ku yang malah membalas ciuman itu seakan aku haus belaian,, kenapa aku membiarkan dia melakukan hal sejauh itu padaku,,dan kenapa aku merasa tidak bisa menolaknya,, aku belum pernah merasa tidak bisa berkutik didepan seseorang yang bahkan umur nya dibawah ku,,haaaaah aku menghela nafas sambil mengacak acak rambut ku sendiri. Aku kacau hanya gara gara bocah itu,,bocah yang dulu sudah ku anggap adik sendiri,,iyyah dulu karena sekarang entahlaah aku bingung dengan perasaan ku sendiri,,apa benar sikap ku kemarin karena aku sudah terlalu lama sendiri ?sudah waktunya kah aku mencari pasangan?
End pov

Tok tok tok
Suara ketukan pintu menyadarkan kan hangyeom dari lamunan panjangnya.
"Masuk"seru Hangyeomy pada orang dibalik pintu. " Owh Kevin" ucap hangyeom dalam hati.

"Kwa Jang nim,, ini laporan Minggu ini".ujar Kevin sambil menyerahkan laporan.

"Okeh. Terimakasih"melihat Kevin masih berdiri dan menatap nya membuat Hangyeom bingung dan mengangkat alisnya seolah bertanya 'apa masih ada lagi?'

"Ekh emmh itu kwa Jang nim gwenchana?"

"Emmh tentu,wae?" Hangyeom bertanya karena bingung dengan pertanyaan Kevin barusan

"Owwh tidak,tidak papah kwa Jang nim ,, kalau begitu saya keluar,,permisi."
Kevin membungkuk dan berbalik badan berjalan menuju pintu,, sebelum benar benar keluar ruangan Kevin berbalik ''kwa Jang nim,, ada baiknya anda bercermin terdahulu sebelum keluar nanti." Berusaha menahan senyum Kevin keluar dengan hati hati. Bingung dengan apa maksud Kevin Hangyeom berdiri berjalan sedikit dimana tempat kaca berukuran besar berada, saat berkaca Hangyeom mengerti kenapa Kevin berkat seperti itu. Merapikan tatanan rambutnya dan kembali duduk untuk bekerja berusaha menahan malu karena kejadian barusan.

"Haaaaaaaaah" Hangyeom menghela nafas dan menepuk kedua pipinya setelah merasa lebih baik "fokus sekarang waktunya bekerja bukan memikirkan bocah itu" ujar Hangyeom dalam hati.

Waktu berlalu tanpa terasa waktunya pulang. Hangyeom Membereskan mejanya dan membawa tas,, tidak lupa bercermin takut hal yang tidak diinginkan terjadi lagi,,Hangyeom keluar dan langsung di sambut oleh Kevin yang masih berkutat dengan komputer nya. Menyadari Hangyeom keluar ruangan dan bersih pulang Kevin hanya tersenyum dan membungkukkan badannya memberi hormat. Melihat itu Hangyeom hanya sedikit mengangguk dan berusaha menahan malu karena hal yang terjadi tadi.

Berjalan keluar ruangan Hangyeom menghampiri Tedong. Melihat Hangeom berjalan kearahnya secara refleks Tedong tersenyum dan melihat jam 17.15 ternyata sudah waktunya kwa Jang nim nya pulang " pulang sekarang kwa Jang nim" tanya Tedong,, sedikit mengangguk kan kepala "titip restoran yaah" Hangyeom berucap sambil memasang sarung tangannya dan berjalan perlahan melihat ke sekeliling restoran yang bisa dijangkau penglihatan nya untuk memastikan semuanya baik sebelum dia meninggalkan restoran ini.

"Siap kwa Jang nim, tidak usah khawatir,,hati hati dijalan"
Ujar Tedong yang berjalan mendahului Hangyeom untuk membukakan pintu keluar untuk hangyeom.

Kalian pasti bertanya tanya siapa Tedong ini,, bukannya tadi Sebin yaah tangan kanannya itu,,kenapa berpamitan pada Tedong bukan Sebin,,tentu saja karena Sebin sudah pulang jam 4 sore tadi karena hari ini Sebin kebagian shift pertama yakni jam 6 pagi dan Tedong shift ke tiga yakni jam 2 siang,,jadi Tedong ini adalah partner Sebin mereka sama sama tangan kanannya Hangyeom dalam mengurus restoran Omega ini.

Hangyeom berjalan menuju sepeda motor kesayangannya,, kenapa tidak mobil?? Bukan tidak punya yaaah itu hanya karena Hangyeom sedang malas menyetir,, apalagi ketika sedang banyak pikiran Hangyeom lebih suka naik motor,, membelah jalanan dengan kecepatan yang cukup memacu adrenalin bisa mengurangi sedikit beban pikirannya saat ini.

Setelah memarkirkan motornya hangyeom langsung masuk lift dan menekan angka 19 yang merupakan lantai apartemen nya yang sudah dia tempati kurang lebih 9 tahun ini.

Ting
Bunyi lift yang menandakan bahwa Hangyeom sudah sampai tujuan,, merasa sangat lelah hangyeom berjalan dengan lemas keluar dari lift merasa ingin cepat sampai dan merebahkan badannya yang terasa ingin remuk,,tapi apakah keinginannya itu akan terpenuhi??
berjalan sedikit lalu berbelok dan betapa kagetnya dia melihat seonggok manusia yang berdiri di depan pintu apartemennya.
Orang yang sebulan ini Hangyeom hindari yaaah benar bocah itu,, bocah yang dulu Hangyeom anggap adik sendiri.

"Hyuk-ah."Berdiri cukup lama memandangi orang itu tanpa sadar Hangyeom membisikkan namanya.

Suara yang begitu kecil seperti berbisik masih bisa terdengar oleh yang punya nama,,mungkin karena keadaan lorong apartemen yang sunyi.

"Gyeomii Hyung" dengan lantang yang di panggil secara berbisik itu menoleh dan memanggil namanya dengan penuh percaya diri berjalan menghampiri yang lebih tua.

Bersambung......

😭😭😭😭Ini adalah cerita pertama ku tulisan pertama ku,gugup banget apa bisa yaah nulis tapi aku coba mudah mudahan gak garing yaah😭😭😭 semoga suka .... lanjut enggak nya gimana respon kalian nanti eheheheh bye bye...

,

My Medicine✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang