Sudah terhitung 3 bulan sejak Wooyoung membuka matanya di dunia ini. Tapi bagaimanapun juga Wooyoung sudah lebih dulu hidup selama 24 tahun sebagai manusia biasa, hal-hal yang menyangkut second gender masih terasa baru dan asing baginya. Wooyoung masih membutuhkan arahan dari Yeosang untuk memberitahunya apa yang harus ia lakukan untuk menghadapi situasi-situasi yang menyangkut tentang second gendernya.
Dan selama itu juga Wooyoung menyembunyikan fakta kalau jiwa yang menempati tubuh ini adalah jiwa Wooyoung yang berbeda dan berpura-pura menjadi seseorang yang mengalami amnesia.
Wooyoung mempelajari tentang istilah alpha, beta dan omega dari Yeosang. Yeosang bilang, karena Wooyoung seorang alpha dia mengalami yang namanya rut. Yeosang memberitahu Wooyoung untuk tetap tinggal di apartemen saat rutnya datang. Katanya, feromon seorang alpha akan menjadi lebih kuat saat rut. Dari yang Wooyoung simpulkan dari penjelasan Yeosang, setiap alpha dan omega memiliki scent yang disebut feromon. Feromon seorang alpha akan beraroma maskulin sedangkan feromon omega beraroma manis dan segar. Wooyoung selalu dibuat takjub dengan itu.
Yeosang bilang, Wooyoung boleh meminum supressant yang Yeosang berikan kalau Wooyoung merasa sudah tidak kuat menahan sakit saat rut. Alasannya karena Wooyoung masih belum menemukan matenya, jadi dia harus mengatasi rutnya sendirian. Wooyoung juga mengakui kalau rasanya sangat menyakitkan. Tapi Wooyoung lebih sering menahannya karena Yeosang menyarankan untuk tidak sering meminum supressant karena obat itu memiliki efek samping.
Wooyoung sangat berhati-hati karena untuk sementara dia yang akan menempati tubuh ini dan sampai pemilik aslinya kembali, Wooyoung akan menjaga tubuh ini dengan baik. Setelah itu dia akan kembali ke tubuh aslinya.
Wooyoung meregangkan badannya dan berjalan menuju balkon apartemen yang sudah menjadi spot favoritnya. "Tapi semenjak gue hidup di tubuh ini nggak ada satu orang pun yang bisa gue sebut keluarga ngunjungin gue disini. Bodo amatlah, repot juga kalo gue ikut ngurusin hal kayak gitu."
Wooyoung merapikan rambutnya yang diterpa oleh angin, "Gue jadi kangen ayah sama ibu. Apa mereka hidup dengan baik? Apa gue masih punya kesempatan buat balik?" Wooyoung memperhatikan beberapa orang yang berlalu lalang dibawahnya.
"Ehh, gue barusan ngeliat laki-laki hamil. Lucu deh."
__.
Di lain tempat lain ada seseorang yang baru saja menginjakkan kakinya di negara tempat kelahirannya setelah 12 jam berada di pesawat.
"Pak Kim! Senang bertemu denganmu lagi." Dia menyerahkan kopernya kepada seseorang yang ia panggil Pak Kim.
"Selamat datang Tuan. Bagaimana perjalanan anda?" Pak Kim membungkukkan badannya.
Mereka berdua berjalan bersama menuju mobil yang sudah pak Kim siapkan untuk menjemput tuannya.
"Menyenangkan."
San masuk kedalam mobil setelah pak Kim membukakan pintu untuknya, "Anda mau langsung diantar ke rumah, Tuan?"
"Tidak, antarkan aku ke apartemen Jongho."
"Baik, Tuan."
__.
Jongho memarkirkan mobilnya dan berjalan menuju lobby perusahaan tempat kekasihnya bekerja. Netranya langsung menemukan sang kekasih sedang berbincang dengan teman rekan kerjanya. Jongho melingkarkan tangannya di pinggang kekasihnya, "Sayang."
Yang dipanggil langsung menolehkan kepalanya terkejut, "Jongho! Ngagetin aja."
Jongho mengelus pinggang Yeosang, "Yuk pulang."
"Okey, aku pulang dulu ya." Yeosang berpamitan kepada temannya.
"Itu Jongho bukan sih?"
"Ya iya? Gimana sih? Masa kamu nggak denger Yeosang manggil dia Jongho?"
"Bukan ish, masa kalian nggak tau itu lo Jongho penyanyi yang belum lama ini debut terus lagunya langsung booming itu. Yang pernah ku bilang pas Tuhan pembagian bakat nyanyi dia antri paling depan karena saking bagusnya suara dia."
"Jadi itu dia. Aku nggak nyangka bisa ketemu Jongho sedeket ini."
"Lebih kaget lagi ternyata dia matenya Yeosang."
__.
Mereka berdua sudah sampai di apartemen milik Yeosang. Jongho mengantar Yeosang sampai di depan unitnya, "Yang, masuk gih."
Yang disuruh masuk malah diam didepan pintu. "Sayang mau nginep? Mumpung besok libur. Apalagi kamu mau comeback kan? Kamu nanti pasti bakalan sibuk sama kerjaanmu." Yeosang menampilkan ekspresi sedihnya.
Jongho mengecup bibir Yeosang, kekasihnya sungguh menggemaskan. "Yaudah yuk masuk."
Sedangkan di apartemen Jongho ada seseorang yang sedang mengomel karena sang pemilik apartemen tidak kunjung datang, "Mana si Jongho jam segini belum pulang."
__.
Jongho memasukkan pin apartemennya. "Lah seingetku kemarin lampu apartemen udah aku matiin sebelum pergi."
Jongho melepas sepatunya, "Apa pak Kim mampir kesini ya? Eh tapi kan pak kim selalu ngomong dulu kalo mau kesini soalnya yang tau pin apartemen kan cuma aku sama Yeosang hyung." Jongho seketika merinding. "Angker ni apartemen."
Saat Jongho melewati ruang tamu hendak menuju kamarnya, tiba-tiba ada seseorang yang berjalan santai keluar dari arah dapur, "SHIBAL! ANJING! KAGET HYUNG! AISH SHIBAL!" Jongho memegangi dadanya sendiri.
"Shibal-shibal aja kamu nggak ada sopan-sopannya ya sama yang lebih tua." Ucap San sambil membawa semangkuk sereal di tangannya.
"Ya hyung nggak bilang kalo pulang."
"Nanti aja ngobrolnya, pesenin makan dek, laper."
__.
"Hyung kapan nyampe korea? Kok nggak ngabarin? Kan aku bisa jemput hyung di bandara."
"Hyung baru nyampe semalem. Kalau hyung ngabarin kan bukan kejutan lagi namanya. Lagipula ada pak kim yang udah siap jemput."
"Gegayaan banget kejutan. Eh tapi hyung bakal disini berapa lama?"
"Hyung disuruh ngurus perusahaan papa yang ada disini. Jadi hyung bakal menetap lama di Korea."
Dengan mulut yang masih penuh dengan makanan, Jongho mentap San dengan ekspresi terkejut, "HYUNG? YANG BENER?!"
"Iya Jongho. Telen dulu makananmu sebelum bicara."
Jongho dengan susah payah menelan makanan di mulutnya, "Hehe maaf. Kita udah lama banget nggak ketemu. Aku beneran masih nggak percaya."
Tatapan San berubah sendu, "Hyung minta maaf karena Hyung pergi ninggalin kamu disini dan baru bisa nemuin kamu sekarang."
"Nggak usah minta maaf. Aku ngerti kok alesan hyung ninggalin aku disini. Karna papa kan?"
"Aku pengen kamu bebas ngejar mimpi kamu disini, tanpa ada tekanan dari papa buat nerusin bisnisnya."
"Makanya, aku yang seharusnya bilang makasih dan minta maaf sama hyung karena hyung harus ngorbanin mimpi hyung buat nerusin bisnis papa supaya aku bisa ngejar mimpiku."
"Hyung bakal usahain apapun buat kebahagiaan kamu dan hyung sama sekali nggak menyesal ngelakuin itu semua, jadi kamu nggak usah minta maaf."
Jongho meletakkan alat makannya, "Aku boleh peluk nggak?"
San tertawa dan ikut meletakkan alat makannya. Dia membuka lebar tangannya mempersilahkan Jongho untuk memeluknya. Jongho langsung menghambur ke pelukan San. "Arkh dek, hyung gak bisa napas."
Jongho terkekeh, "Lebay, tapi makasih udah nepatin janji yang hyung buat."
"Makasih juga karena udah berhasil mujudin mimpimu kayak yang hyung minta."
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Second Meeting - Sanwoo abo
Fanfiction"Transmigrasi ke dunia ABO? kayaknya gue udah gila." - Wooyoung. Top sn, hj, mg, jh Bot wy, sh, yh, ys