Welcome, Sweety!
Selamat bertemu dengan Biavora dan Mas Fadit!•••🍓•••
Matahari terbit dari ufuk timur pagi ini walaupun jam dinding menunjukkan angka 8. Bia bersyukur masih bisa hidup dan melanjutkan aktifitasnya seperti biasa. Namun suara keras berdengung di telinganya seperti biasa."Kak! Bangun Lo! Ya Tuhan Kak Bia!"
Bia mengerjapkan matanya lalu mengusap liur yang menetes karena saking enaknya tidur."Iyuh jijik Kak, pantesan nggak punya pacar. Ogah banget punya pacar jigongan kayak gitu." Gerutu adiknya, Bio yang sedari tadi mencoba membangunkannya.
"Apasih Lo? Masih pagi gini juga! Ini hari minggu Bio, gue masih mau tidur!"
Dengusan langsung terdengar keras, "Tidur aja terus sampe nggak usah bangun! Gue panggilin Papa tau rasa, Lo!"
Dengan setengah hati, gadis manis berambut coklat ikal itu beranjak dari tempat tidurnya. Dia berdecak, "Ck! Iya bawel! Punya adik gitu amat sama kakak sendiri. "
"Bodoamat! Gue kebawah dulu. Udah ditunggu sama Mama sama Papa, Bye!"
Bibir Bia menye menye mendengar adiknya berkata seperti itu.
Adiknya memang hanya 2 tahun lebih muda darinya. Bia merupakan siswi SMA kelas 12 sedangkan adiknya kelas 10. Bia kadang juga muak jika sekolah harus berangkat bersama Bio. Bawaan Bio yang selalu positif sangat berbanding terbaik dengan dirinya yang urakan dan centil.
•••🍓•••
"Kakak mimpi apa semalam sampai baru bangun? "
Pertanyaan horor itu langsung terdengar ketika Bia turun tangga menuju ruang makan rumahnya."Kakak mimpi ketemu sama Aladdin, Pa. Dia mau nikah sama Bia katanya." Ceplos Bia asal sambil duduk di kursi makan.
Papanya mencebik, "Aladdin apaan? Jin nya aja takut Kak kalau ketemu kamu. "
"Papa udah dong, Bia nya baru bangun juga. Biarin dia makan dulu biar sadar 100 persen. " Sindir Mamanya halus.
Wah kalau seperti ini Bia kalah telak. Dia berdehem sejenak, "Bio mana? Tadi kan baru aja bangunin Kakak, sekarang udah ngilang? "
"Kakak sih ketinggalan apdet. Jam 8 baru bangun. Ayam Papa aja udah bangun dari subuh tadi. " Papa Bia, Damar memang sangat hobi memelihara ayam. Apalagi ayam jago.
Bahkan dari cerita yang Bia dapatkan dari Simbahnya, dulu ketika Mama Bia, Anya ngidam saat hamil Bia, ingin makan ayam jago Papanya saja, Papanya demam 3 hari tidak sembuh sembuh. Walhasil Mamanya harus mencarikan ayam jago yang bentukannya persis dengan jago yang dimasak saat itu. Baru papanya bisa sembuh seperti sediakala.
"Iya Pa, Iya. Maaf, lain kali pas di mimpi Bia bilang sama Aladdin nya, biar Bia bangun dulu baru nikah sama Bia. "
Mamanya terlihat sangat sibuk dari tadi membuat teh dan menyiapkan roti kering. Dahi Bia mengkerut heran.
"Buat siapa, Ma?"
"Buat tetangga baru depan rumah. Ganteng lho, Kak. Mana udah mapan." Mata mamanya berbinar cerah saat menceritakan tetangga barunya itu. Bia jadi penasaran.
"Ha? Mama udah kenalan? "
Mamanya mengangguk, "Udah, dong. Lumayan lho, Kak. Boleh tuh digebet. Sopan banget deh pokoknya, Mama suka!"
"Ehm, udah belum itu Ma, teh nya. Biar Papa bawa keluar." Papa Bia terlihat mendengus dan panas ketika Istrinya mengakui bahwa dia menyukai tetangga baru tersebut. Mentang mentang suaminya ini sudah tua.
"Papa keluar aja sana! Nanti biar Mama yang bawa keluar ini makanannya. Kasian Bio harus bantu bantu. Papa malah enak enakan disini."
Bia menahan tawanya, "Papa kan takut encok, Ma."
"Enak aja dibilang encok! Papa ini masih kuat, ya! Gendong Mama mu aja masih kuat! " Setelah mengatakan itu, Ayah Bia segera keluar rumah dengan menggebu gebu.
"Yuk, Mama mau kenalin kamu sama tetangga baru. Siapa tau bisa kecantol, kamu. Heran Mama setiap pulang bawanya pasti anak geng motor."
Bia nyengir lalu mengikuti mamanya keluar rumah. Bia kira mereka akan pergi ke rumah tetangga barunya itu. Ternyata Ayah dan adiknya ada di halaman rumahnya sendiri.
Rumah Bia bisa dikatakan memang luas. Tidak heran sebenarnya, Papa Bia sendiri merupakan seorang pengacara, sedangkan Mamanya mempunyai usaha catering.
Halaman rumahnya yang luas dan terlihat asri, apalagi disana juga terdapat kursi untuk menikmati suasana halaman rumah. Yang sekarang diduduki oleh 3 orang laki laki yang 2 diantaranya adalah Papa dan Adiknya.
"Nak Fadit, udah lama disini? " Mamanya bertanya centil sambil membawa nampan berisi makanan dan teh yang sudah disiapkan tadi.
Lelaki yang tadi di panggil dan membelakangi mereka menoleh,
YA TUHAN!
Mulut Bia menganga saking kagetnya. Jantungnya menggedor gedor tidak jelas, matanya membola. Dia terpana, ini manusia apa titisan pangeran Disney?
"Bia, mulutnya!" Mamanya mendesis tepat disamping telinganya. Sumpah Mama Bia merasa sangat malu sekarang. Hilang sudah harapannya mempunyai menantu seperti Fadit.
"Ha? Apa, Ma? Dia siapa? Ganteng banget!" Tangan Bia membungkus kedua pipinya sendiri. Matanya berbinar sepeti menemukan harta karun di dalam peti. Dia memindai Fadit dari atas kebawah dan sebaliknya.
Dengan segera dia mendekat tepat didepan lelaki yang dipanggil Mamanya 'Fadit' tersebut sambil menjulurkan tangan kanannya.
"Halo! Nama kamu siapa? Aku Justicia Irilia Biavora! Panggil aku Bia! Aku anaknya Papa Damar sama Mama Anya. Aku suka Disney, yang nggak aku suka itu Horor! Aku suka banget sama bubur ayam! Aku nggak suka terong! Ohh lagi lagiii aku juga nggak suka sama Bio! Dia cerewet, sering bangunin aku sambil teriak teriak! Dia kayak monyet. Aku nggak suk-"
"Bia!" Papanya segera menegur Bia keras. Bio terlihat menahan tawanya,
"Sabar ya, Mas. Kakakku kalo lagi kumat emang begitu. Sembuhnya kalo udah ketemu sama Mena Massoud. "
Bia reflek menatap tajam adiknya. Namun tatapan tajam itu seketika berubah ketika dia melihat senyum manis semanis buah apel milik mas tetangga barunya yang kini membalas jabatan tangannya,
"Nama saya Madda Faditya Erlangga. Kamu bisa panggil saya Fadit. "
Senyum manis itu tertular, "Hai, Mas Fadit. "
Perkenalan singkat itu tanpa sadar akan menjadi kisah panjang yang akan membuat Bia terbang tak terbatas lalu terhempas tak berdasar.
•••🍓•••next?
Instagram : strawbeeisweet
KAMU SEDANG MEMBACA
He Makes Me Fly
RomanceBia adalah seorang remaja yang masih ingin main main. Akan tetapi tetangga depan rumahnya, Fadit terlalu sulit untuk dilewatkan. Meskipun Fadit jauh lebih tua 10 tahun darinya. "Mas Fadit suka apa aja selain kucing?" Fadit terlihat berfikir sejenak...