01||Yupi Bia

1 0 0
                                    

Haii
-strawbeeisweet-
•••🍓•••

Mungkin, hari ini adalah hari paling bahagia bagi Bia meskipun hari ini hari Senin. Bagaimana tidak? Ditangannya sudah ada bingkisan lucu dan imut yang berisi Milku dan yupi. Bisa ditebak bahwa bingkisan itu akan dia berikan terkhusus untuk Fadit.

"Tuh kan, lucu gemes gini kayak Bia." Gumamnya sambil tersenyum gemas.

"Kak, gue nebeng ya! Ban motor gue bocor."

Bibir Bia mengerucut kesal. Apaan sih adiknya ini menganggu ketenangan pagi yang cerah. Dia menengok kearah pintu kamarnya. Disitu, adiknya sudah siap dengan seragam rapi dan lengkap. Karena hari ini senin, maka di sekolahnya akan diadakan apel terlebih dahulu.

"Hm. Nanti dulu, gue mau ke rumah Mas Fadit. Mau nganter ini." Ucapnya sambil mengangkat bingkisan yang sudah ia siapkan.

Bibir Bio menganga, "Ebuset Kak, niat bener Lo?"

Bio mendekat ke kasur kakaknya. Aneh sekali Kakaknya, padahal jam sudah menunjukkan pukul 06.30 tetapi kakaknya masih santai santai duduk di kasur dengan dasi yang masih belum rapi.

"Iya lah, kan buat my sweet sunshine. Yaudah kalo gitu sana Lo! Minggir! Gue mau siap siap dulu!"  Usir Bia kesal.

"Gue tunggu dibawah. Awas aja Lo Kak kalo kita sampe telat!"

•••🍓•••

"MAS FADIT! INI BIA! BIA ANAKNYA PAPA DAMAR SAMA MAMA ANYA!"

Teriakan Bia yang menggelegar membahana bahkan dari planet Saturnus saja pasti bisa terdengar.

Bia merasa bahwa hari ini sudah lumayan siang, tapi anehnya kenapa gerbang milik Mas Faditnya masih tertutup rapat tanpa cela. Mau tidak mau dirinya harus mengeluarkan jurus jitu teriakan harimau gonggongnya yang super duper membahana.

Cklek

"Loh? Bia? Saya kirain tadi siapa." Fadit tersenyum ramah seperti biasa. Masih untung Bia tidak dikira orang gila habis teriak kesetanan seperti tadi.

Dengan nafas yang masih belum stabil, Bia mencoba membalas senyuman Fadit,
"Hehe, good morning Mas Fadit. Mas Fadit nggak kerja, ya? Kok belum berangkat jam segini?"

Pantas saja kan kalau Bia bertanya seperti itu. Lelaki didepannya ini masih santai menggunakan kaos oblong dengan celana chino hitam selutut.

"Saya biasanya berangkat jam 8,Bia. Sini ayo masuk ke dalam." Jawab Fadit sambil membuka pagarnya dan mempersilahkan Bia.

Kontan Bia menggeleng ribut, "Eh eh, nggak usah Mas, makasih. Ini, Bia cuma mau nganter emm, sedikit hadiah buat Mas Fadit."

Fadit menatap bungkusan totebag berwarna pink yang disodorkan Bia ,"Loh? Kok malah repot repot segala, Bia."

Senyum malu malu langsung Bia pertunjukkan, siapa tau Fadit bisa kecantol, kan?

"Ah, enggak lah. Cuma sedikit makanan buat Mas Fadit, kan sekarang kita tetangga. Siapa tau besok bisa lebih dari tetangga."

Fadit terkekeh melihat tingkah malu malu Bia. Aduh, kalau begini kan Bia jadi makin baper,
"Makasih ya, Bia. Bingkisannya saya terima. Sini ayo masuk dulu sarapan, saya baru saja selesai masak." Tawar Fadit dengan sangat ramah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

He Makes Me FlyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang