5

1.4K 87 3
                                    

Jendral masuk kedalam kamarnya setelah selesai berbincang dengan sang bos. Tapi saat di dalam kamar, Jendral malah tidak mendapati istrinya dimana mana. Sepertinya Kirana sedang berada di dalam kamar mandi, Jendral memilih untuk berjalan kearah ranjang lalu mendudukkan dirinya di sisi ranjang.

Bertepatan setelah bokongnya terduduk di sisi ranjang, pintu kamar mandi terbuka menampilkan Kirana yang sudah mengganti tank top nya menjadi sebuah lingerie dress. Jendral yang mendengar pintu kamar mandi nya terbuka pun refleks mendongak dan detik itu juga sekujur tubuh Jendral membeku.

Dia menelan air liurnya saat melihat lekuk tubuh sang istri yang di balut dengan lingerie. "S-sayang.."

"Mas.. aku tadi beli baju ini. Menurut mas gimana?" Tanya Kirana pada sang suami sambil menunduk malu.

"K-kamu.. cantik banget sayang" ucap Jendral yang mulai membasahi bibir bawahnya sendiri sambil menatap tubuh kirana dari atas hingga kebawah.

'Tahan Jendral! jangan sampe lo jadi kaya binatang terus merkosa istri lo sendiri!'

Jujur saja, melihat respon Jendral yang tidak sesuai ekspetasinya itu membuat hati Kirana seakan diremas.

"h-hiks.."

Jendral yang tadinya lagi melamun membayangkan hal kotor dengan tubuh Kirana pun langsung tersadar saat mendengar isakan kecil dari istrinya. Jendral jadi panik bukan main saat ngeliat istrinya mulai menutupi wajahnya sambil terisak.

"Kamu kenapa sayang? ada yang sakit? kenapa hm?" tanya Jendral lembut seraya berdiri dari duduknya.

"Kayanya mas emang beneran gak tertarik sama aku hikss.. buktinya, pas aku pakai baju kaya gini mas cuman diam hikks- hhik"

"Maafin mas kalau respon mas kaya gini"

"Pantesan mas gak pernah mau nyentuh aku sama sekali, ternyata gara gara badan aku gak bagus.. hikss.. hikss.. mas Jendral pasti jijik sama badan aku" Isak Kirana, ngebuat Jendral makin merasa bersalah mendengar kata kata sang istri.

"Sshh.. kamu salah paham sayang. Badan kamu bagus, seksi. Jangan ngomong gitu lagi ya" Jendral berusaha menyingkirkan kedua tangan Kirana yang menutupi wajahnya.

Jendral pun mulai menangkup wajah Kirana yang terlihat kacau dan langsung menghapus air mata istrinya dengan menggunakan jempol miliknya.

"Kamu pengen tau alasan mas gak pernah nyentuh kamu?"

Kirana terdiam menunggu kelanjutan kalimat suaminya.

"Mas takut kamu masih ngerasa canggung. Lagi pula pernikahan kita juga baru jalan satu bulan, mas takut kamu gak nyaman kalau mas nyentuh kamu sembarangan"

"Mas tau kita udah nikah.. tapi kamu paham kan maksud mas sayang?— asal kamu tau selama ini mas juga selalu nahan diri supaya gak nyentuh kamu. Mas pengen nunggu kamu bener bener siap dulu dan nerima mas sebagai suami kamu bukannya sebagai pasangan yang dipaksakan" jelas Jendral sambil menatap dalam mata Kirana berusaha meyakinkan sang istri.

Kirana menatap mata Jendral mencari dimana letak kebohongan tapi dia sama sekali tidak menemukannya.

"Mas kira aku gak nerima mas? sejak awal kita nikah aku udah terima mas sebagai suami aku! sampai sekarang pun aku juga udah buka hati untuk mas" balas Kirana.

"Mas minta maaf ya karena gak peka, maaf karena bikin kamu sampai nangis kaya gini gara gara salah paham" ucap Jendral tulus meminta maaf kepada sang istri.

Kirana cuman diam, ngebuat Jendral kembali buka suara.

"Yaudah kamu maunya mas kaya gimana hm?"

"Aku mau kita jalanin pernikahan kaya pasutri pada umumnya! mesra mesraan, ciuman, pokoknya ngelakuin hal romantis lainnya!" ucap Kirana menjabarkan semua keinginannya selama ini.

Jendral terkekeh, "Jadi sekarang mas udah dapat izin nih?"

Kirana tanpa ragu langsung mengangguk.

Dan tepat setelah itu, Jendral menyatukan kedua belah bibir mereka membuat kirana yang  mendapatkan serangan tiba tiba itu langsung membelalakkan matanya. Namun saat bibir jendral mulai bergerak melumat bibirnya, kirana memejamkan matanya untuk membalas ciuman suaminya.

Jendral perlahan mulai membalik tubuh sang istri lalu menjatuhkannya diatas ranjang kemudian menindihnya. Tautan bibir mereka pun saat ini masih belum terlepas, bahkan Jendral sudah memperdalam ciuman mereka dengan melesakkan lidahnya masuk kedalam rongga mulut Kirana.

"mmhhm~"

Setelah puas menawan bibir istrinya, Jendral melepaskan pangutan mereka. Keduanya saling bertatapan satu sama lain. Jendral sendiri rasanya ingin kembali mencium sang istri, tapi saat melihat wajah Kirana yang sudah memerah dengan nafas terengah engah membuat Jendral tidak tega.

"Boleh gak mas malam ini ngelakuin itu?" tanya Jendral meminta izin kepada Kirana.

Kirana tidak langsung menjawab, ia mengigit pelan bibir bawahnya karena takut mengatakan hal ini pada sang suami.

"Mas.."

"Tapi aku lagi datang bulan" cicit Kirana ngebuat Jendral menghembuskan nafasnya kasar.

Padahal tinggal sedikit lagi tapi di detik detik terakhir Karina baru mengatakannya kalau malam ini dia tidak bisa melakukannya. Jendral mau marah tapi dia tidak tega melihat wajah Kirana yang terlihat takut menatapnya.

Kirana sendiri sebenarnya merasa tidak enak sekarang, dia tidak berekpetasi akan sampi sejauh ini bersama Jendral. Makanya dia memilih untuk diam diam saja. Tapi nyatanya sekarang sang suami harus menahan hasratnya sendiri karena Kirana belum bisa disentuh malam ini.

"Kenapa gak bilang daritadi sayang?" tanya Jendral.

"A-aku kira kita gak bakal sejauh ini mas.. maaf" sesal Kirana.

Jendral menghembuskan nafasnya kasar, kemudian mulai beranjak dari atas tubuh Kirana. "Yaudah kamu istirahat aja sekarang, mas harus ngurus sesuatu dulu" Setelah memberikan kecupan selamat malam kepada sang istri di keningnya, Jendral langsung ngacir masuk kedalam kamar mandi untuk mandi air dingin.

'gapapa malam ini kamu aku izinin lolos, liat aja pas kita bulan madu nanti. Beranjak dari kasur pun gak akan aku biarin Rin'

Nah loh.

Sebaiknya Kirana mempersiapkan staminanya saat mereka honeymoon nanti.





















Gagal pecah telor🤣🤣

siapa disini yang nunggin pasutri ini pecah telor??

Mas Jendral ; JenrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang