Wajah Jaemin semakin mendekat hingga Minju tak dapat lagi menghindar saat kepalanya menyentuh kaca mobil. Ia tidak melawan, sungguh Minju menantikan ini sejak pertama menjalin kasih.
Deru nafas Jaemin menguar menerpa wajah rona milik Minju, netra yang beradu saling memberi sinyal kegelisahan di antara mereka.
Mata Jaemin seketika menggelap, menatap dalam gadis yang begitu ia jaga selama ini, belum pernah mereka sedekat ini sebelumnya karena Jaemin menghormati Minju begitu dalam.
Selama ini Jaemin menunggu waktu namun persetan dengan situasi yang membuat penantiannya terasa sia-sia. Minju terlalu berharga untuk ia sentuh seutuhnya.
Namun kini Jaemin ingin egois, memutus kalimat berharga itu dengan cara memiliki Minju seutuhnya, ia ingin mengikat dan memeluk gadis di hadapannya untuk waktu yang lebih lama lagi.
Minju memejamkan matanya, pikirannya kalut setelah Jaemin mendekatinya perlahan, selama pacaran tiga tahun lamanya belum pernah keduanya sedekat ini tanpa jarak. Jaemin sempat berjanji untuk tetap menjaga gadisnya sampai keduanya terikat secara resmi oleh Tuhan.
Mata Jaemin ikut terpejam selang Minju memejamkan matanya lebih dulu, ia memutuskan untuk mengambil bibir gadisnya untuk yang pertama.
Jaemin memagut, menyesap bahkan menggigit bibir ranum milik Minju. Ia sangat menikmati walaupun pemiliknya terasa kesulitan untuk menyeimbangkan permainan Jaemin.
Jemari Jaemin menahan tengkuk Minju agar ciuman mereka tak lepas dan semakin dalam, entah saliva siapa yang mengalir ke dagu Minju.
Keduanya gelap mata bahkan Minju mulai melenguh tak karuan karena pertama kali dalam hidupnya merasakan hal aneh yang tak terbayang akan secandu ini nantinya.
Jaemin kembali memagut dan sesekali menyesap labium lawannya yang mulai membengkak dan memerah. Bahkan deru nafas keduanya terdengar semakin cepat dan kencang, permainan Jaemin semakin gila, tak peduli bahwa Minju memerlukan waktu untuk mengambil nafas atau tidak.
Ia sudah memulai dan bisa dipastikan ia akan mencandui benda itu dikemudian hari.
"Maaf," ucap Jaemin.
Bibirnya saling terlepas, Jaemin menjaga jarak sedikit melihat keadaan Minju yang terlihat kacau, nafas yang tak teratur, rambut yang kusut, bahkan bibir bengkak dan basah di sekitar.
Jaemin mengelus membersihkan area bibir Minju yang basah karena saliva mereka. Minju kembali memejamkan matanya saat sentuhan itu sedikit demi sedikit beringsut pada bibirnya, wajahnya sedikit meringis saat jemari Jaemin menekan bibirnya yang membengkak.
"Jaem, kenapa kamu melakukan itu?"
Minju berucap dan dengan reflek Jaemin mengambil tangannya kembali dari wajah Minju, ia bungkam dan mulai gusar dengan perasaannya sendiri.
"Apakah aku boleh mendapatkan ini kembali, walaupun kita sudah putus lama?"
Pertanyaan dari Minju membuat Jaemin mematung berusaha keras mencerna maksud di balik kalimat Minju, seharusnya ia marah dan kecewa bukan malah menagih dan membuat Jaemin merasa menjadi orang paling brengsek.
"Kau suka?"
Jaemin memastikan dugaannya, berharap yang keluar dari mulut Minju hanyalah satire semata, karena ia tidak mau Minju sebaik ini pada pria brengsek sepertinya.
Minju mengangguk namun dengan wajah yang datar. "Tapi kenapa kau baru melakukan ini setelah kita putus? Aku pernah mendengar seseorang yang sudah lama bersama harus siap memberikan sesuatu paling berharga dalam dirinya. Aku padahal sudah siap Jaem, tapi kenapa memulai setelah semuanya berakhir? Apa waktu saat kita bersama tidak terasa menyenangkan bagimu? Atau justru aku di sini yang tidak menyenangkan untukmu? Kau hanya menganggapku gadis polos kan Jaem, kau juga menganggapku gadis tol---"
Satu sesapan kembali Jaemin berikan, ia membungkam bibir gadisnya saat hatinya tak lagi mampu menopang kalimat-kalimat menyakitkan yang terlontar dari bibir gadis yang selama ini ia cintai bahkan sampai saat ini 'mungkin'. Tapi, lagi-lagi Jaemin perlu perbandingan. Hatinya berkecamuk bimbang setengah mati.
Memilih antara yang sudah lama singgah atau yang baru menetap namun terasa menyenangkan.
______
"Minju! Kenapa hari ini berangkat terlalu siang?"
Hayoon berteriak saat menemukan batang hidung yang sejak tadi ia cari. Padahal sudah hampir seminggu Minju selalu datang begitu pagi.
Minju tersenyum lebar, suasana hatinya entah mengapa terasa menyenangkan semenjak kemarin sore. Walaupun setelah ciuman terakhir itu tak ada lagi obrolan ataupun penekanan tentang hubungan mereka tapi Minju tampak menerimanya. Mungkin benar, mereka harus memberi ruang masing-masing untuk saat ini dan Minju percaya bahwa Jaemin akan berubah sepenuhnya dan kembali menjadi miliknya dalam waktu dekat.
Ia berpikir bahwa Jaemin sedang bermain-main dengannya namun setelah perlakuan Jaemin di mobil kemarin berhasil merubah pikiran dan perasaan Minju padanya. Minju berpikir bahwa Jaemin tidak akan pernah mampu untuk meninggalkannya.
Hayoon membantu Minju berjalan yang sedikit kesulitan dengan kruknya namun berkat suasana hatinya yang sedang membaik, semuanya dapat melihat bahwa senyuman lebar itu menandakan bahwa Minju adalah wanita paling bahagia untuk saat ini.
Namun saat ia berbelok menuju kelasnya, tanpa sengaja ujung netranya memandang hal yang seharusnya tidak ia turuti untuk menangkap dua sosok di sebelahnya lebih jelas lagi.
Minju mengalihkan seluruh atensinya pada pasangan yang saling mengapit mesra kedua tangan mereka bahkan pipi wanitanya tampak menempel manja pada dada bidang prianya. Begitu juga dengan si pria, tangan kekarnya melingkar penuh pada pundak sang wanita bahkan sesekali menepuk kepalanya dan tanpa ragu mengecupnya.
Jaemin dan Karina semakin menampakkan kedekatannya tanpa canggung terhadap keadaan dan situasi, mereka menikmati dan hal itu begitu terpancar dari mata Jaemin yang tampak berbinar saat mengelus sayang kepala Karina.
Senyum Minju kembali redam, perasaannya kembali kalut dan keyakinannya kembali runtuh.
Minju telah dihajar, dimasa bahkan dileburkan oleh permainan yang entah sejak kapan dimulai olehnya. Selesai, ia tidak akan lagi memberi, mengasihi bahkan mencintai pria yang menghilangkan warasnya untuk kedua kalinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Like We Just Met || JAEMIN
FanfictionMemilih antara yang sudah lama singgah atau yang baru namun terasa menyenangkan. -Jaemin