Yang Kurasa

85 5 4
                                    

Lee mendapat hukuman seumur hidup atas penculikan yang ia lakukan pada Harin Ilari.

Hukuman itu memang terlihat sangat ringan namun keluarga Raveen sudah menyiapkan panggung untuknya di dalam penjara.

Bisa di bilang, ini akan menjadi neraka untuk Lee.

Bum-Sik Jung tidak bisa berbuat apa-apa untuk anaknya dan dia memberikan sebuah pulau pribadi untuk keluarga ILARI sebagai ganti rugi atas perbuatan Lee.

2 minggu berlalu.

Jaeun tengah duduk di ruang tamu rumah Harin. Hari ini dia bertemu dengan Nenek Harin, di temani oleh pamanya Choi Raveen.

"Kamu benar-benar sesuatu yang tak terduga, variabel yang harusnya bisa di abaikan namun siapa sangka bisa menjadi batu permata." ucap nenek Harin.

"Terima kasih atas pujiannya. Saya tidak bisa melewatkan kesempatan yang sudah Tuhan berikan. Saya sangat mencintai Harin, tolong restui kami." jawab Jaeun.

"Kamu berbicara seperti itu seolah tidak tau apa yang sudah paman mu lakukan."

Jaeun terkekeh. "Tolong maafkan cara saya yang menyelesaikan masalah ini dengan riuh."

Nenek Harin terkejut dengan pengakuan Jaeun, ternyata dia sudah merencanakan hal ini jauh-jauh hari.

Lebih tepatnya bertahun-tahun yang lalu.

"Aku bisa merestuimu namun bagaimana dengan kelangsungan keluarga ILARI jika hal ini terjadi?"

Ah dia sedang membicarakan penerus.

"Untuk itu kamu tidak perlu khawatir, di Thailand ada kota namanya The Fams, disana mereka mengembangkan bayi tabung dengan canggih, yang terfokus pada anak laki-laki. Dengan itu keluarga ILARI tidak perlu khawatir tentang penerus." jawab Choi.

"Lalu kenapa dulu keluarga Raveen tidak melakukan hal itu?"

"Kami ini di kutuk, hal itu tidak akan bisa mematahkan kutukannya. Harus langsung dari garis keturunan yang melahirkan anak perempuan."

Nenek Harin mengangguk.

"Jadi, apa Halmeoni akan merestui kami?" tanya Harin.

"Huft.. baiklah, sudah seperti ini mau bagaimana lagi? Aku merestui hubungan kalian dan kalian berdua boleh menikah."

Jaeun bersorak senang, dia lupa sedang di depan nenek Harin.

"Sayang.." ucap Harin menyadarkan.

"Ehem, terima kasih nek. Saya tidak akan pernah mengecewakan anda, saya akan menjaga Harin sampai maut memisahkan."

"Lulus sekolah dulu, kuliah, kerja baru kalian menikah. Masa-masa sekolah itu sangat menyenangkan, jadi jangan sampai menyesal."

"Nee.." jawab mereka bersamaan.

"Kalau sudah tidak ada yang perlu di bicarakan, apa Harin boleh berbicara dengan Jaeun?"

"Ya Harin, kamu bisa bawa dia."

"Terima kasih Halmeoni. Ayo sayang.." mengenggam tangan Jaeun.

Jaeun mengikuti Harin dengan senang.

"Anak-anak itu, langsung pergi setelah di restui."

"Ya namanya juga anak muda."

"Kau benar." nenek Harin tersenyum.

Harin dan Jaeun duduk di halaman belakang.

Ada beberapa bunga yang tertanam disana, terlihat sangat cantik dan memanjakan mata.

"Akhirnya semua ini berakhir." ucap Jaeun lega.

Yang Kurasa (i'm in love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang