Sedang asik memandangi Liel dengan pakaian yang ia pilih, Arsen dikejutkan dengan pintu kamar yang tiba-tiba terbuka. Walaupun ia terkejut, namun wajahnya tetap menampilkan raut muka datar.
Liel pun sama, ia begitu terkejut hingga tangan nya secara tak sadar bergerak menutup kedua matanya.
"Kau membuat kelinci kecil ku terkejut Pak tua" ucap tegas Arsen melihat siapa yang datang.
"Ah, kau terkejut Kitty? Maafkan daddy karena mengejutkan kucing ini hm?" Pinta Barra setelah mendengar ucapan pedas Arsen.
"Dan kau, berhenti memanggil ku Pak tua. Aku Daddy mu" titah Barra terhadap Arsen.
"Terserah Ku." Setelah mengatakan itu Arsen beranjak keluar dari kamar, setelah merasa bahwa Liel Aman karena ada Barra.
Barra yang melihat itu sontak menghembuskan nafas kasar, bagaimana pun ia adalah seorang ayah kandung dari Arsen.
"Daddy tak apa?" Tanya Liel dengan Nada khawatir.
"Daddy tak apa sayang" ucap Barra menenangkan kekhawatiran Liel.
"Oh ya, ini kue untuk kucing kecil ini" ucap Barra menyerahkan Kotak yang berisi kue coklat.
"Untuk Liel? Tetapi Liel tidak berulang tahun daddy~" jawab Liel membalas pemberian Barra.
"Dengar, kue bukan hanya untuk orang yang berulang tahun Kitty. Daddy bisa membeli semua toko kue jika Liel mau" penjelasan dan tawaran Barra paparkan kepada Liel.
"No, Liel tidak" Liel hanya menjawab tawaran terakhir Barra.
Barra yang mendengar Hal itu tersenyum tipis. Tak salah ia memilih orang, biasanya jika orang lain diberi tawaran itu tak Akan menolak. Tetapi lihatlah kucing kecil ini, ia bahkan tak ragu untuk berkata tidak.
"Makanlah kitty, tetapi jangan semuanya. Kita sebentar lagi akan makan malam" jelas Barra.
"Eung" Liel hanya mengangguk kan kepalanya.
Liel membuka Kotak yang lumayan besar itu dan melihat isi didalamnya dengan Mata yang bersinar dan hati yang berseri-seri.
"Coklat! Liel suka coklat!" Ucap semangat Liel setelah melihat Rasa kue itu.
"Suka? Makanlah" ucap Barra mengusap lembut kepala itu.
"Liel akan memakannya dibawah" ucap Liel.
"Berikan kue nya, kitty akan keberatan membawanya" Tawar Barra memberikan tangan.
Liel segera menempatkan kue itu dengan hati-hati takut terjatuh kedalam genggaman Barra.
"Ingin digendong?" Tawar Barra lagi.
Liel bingung, Barra memegang kue yang lumayan besar itu. Lalu bagaimana ia akan menggendong Liel?
"Tangan yang satu ini akan kuat mengangkat Kapas Kitty" ucap Barra menebak isi pikiran Liel.
"Kapas, Liel bukan Kapas" ucap Liel menolak untuk dikatakan Kapas.
"Terlalu mirip" jawab Barra melihat persamaan keduanya. Putih, halus, lembut, dan yang pasti ringan.
"Jadi, mau?" Tanya Barra memberi penawaran lagi.
"No, Liel akan Jalan Saja" tolak Liel berjalan menuju pintu kamar.
"Baiklah kitty, jangan berlari" ucap Barra memperingati.
Setelah melewati banyak Tawar-menawar tadi kini mereka berdua, Yang tak lain adalah Barra dan Liel sudah duduk didepan televisi besar di ruang tamu.
Barra melihat Liel yang menikmati kue coklat itu. Ingatkan ia untuk menggaji lebih Demian karena sudah mengingatkannya untuk membeli kue coklat.
"Daddy, terima kasih Liel sangat menyukai kue ini" ucap Liel berterima kasih kepada Barra.
KAMU SEDANG MEMBACA
B'BIEL (TIDAK SELESAI)
RomanceGabriel, pemuda 13 tahun yang bekerja untuk menjalani hidup. Gabriel, ya hanya Gabriel tanpa nama belakang. Seorang perempuan, ah tidak dia seorang pemuda yang cantik hampir menyamai perempuan, atau bahkan perempuan akan dikalahkan kecantikan nya ol...