11. Berkecamuk

1.1K 124 27
                                        

Sudah seminggu sejak kejadian masa itu, baik Sagara, Abimanyu dan Dewa masih belum bisa mendapat kabar pasti tentang keberadaan Karen saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah seminggu sejak kejadian masa itu, baik Sagara, Abimanyu dan Dewa masih belum bisa mendapat kabar pasti tentang keberadaan Karen saat ini. Sagara sempat bertanya pada beberapa guru di sekolah, perihal tentang Karen. Dan mereka semua menjawab dengan jawaban yang sama, bahwa Karen telah di keluarkan dari sekolah. Saat ini pun, tidak ada yang tahu keberadaan anak itu.

Karena hilangnya Karen masih menjadi tanda tanya, akhir-akhir ini pun Dewa jadi semakin akrab dengan Sagara dan Abimanyu. Ketiganya sering kali bersama, entah itu hanya sekadar mengobrol biasa di depan kelas, atau makan siang bertiga di kantin. Pemandangan itu menjadi pertanyaan bagi para siswa-siswi yang lain. Hanya saja, tidak ada satu pun di antara mereka yang berani bertanya langsung kepada ketiganya.

"Selama hampir enam tahun kenal Karen, ini pertama kalinya dia hilang tanpa kabar. Dan bahkan nggak bisa gue hubungi. Karena Karen nggak akan pernah bikin gue khawatir. Biasanya, dia selalu berusaha untuk cari cara biar gue tau kondisi dia. Ini pertama kalinya. Setiap malem gue selalu nggak bisa tidur, kepikiran dia terus." ucap Dewa membuka suara. Semua orang juga bisa melihat dengan jelas ada jejak hitam di bawah matanya. Bukti bahwa ucapannya bukan hanya sekadar omong kosong belaka.

"Orang-orang yang gue suruh untuk nyari Karen, sampai sekarang juga belum kasih kabar pasti. Entah dimana dia, gue juga nggak tau. Apa dia masih hidup, atau ...,"

"Dia pasti baik-baik aja!" Abimanyu menyahuti ucapan Sagara. "Gue memang nggak sedeket itu sama dia, tapi gue yakin, dia nggak kenapa-kenapa. Mungkin sekarang lagi berusaha cari cara untuk kabur dan ketemu kita. Kita nggak ada yang tau, 'kan?"

"Ada masa dimana, rasanya gue pengin banget nanya langsung sama Nadikta atau Nada." gumam Dewa. "Cuma mereka yang tau Karen dimana."

"Percuma. Mereka nggak akan jawab. Yang ada, mereka bakal playing victim lagi." Sagara berdecih setelahnya. Cukup muak hanya dengan membayangkan wajah kedua orang itu.

"Terus urusan Abeng gimana? Gue denger-denger, si Analika juga belum balik, 'kan, ke sekolah?" Dengan cepat, Abimanyu mengalihkan pembicaraan.

Setelah meneguk minuman nya sampai habis, kemudian Sagara membalas. "Rasa-rasanya, gue kaya nggak kenal Abeng. Udah dua kali gue ngomong sama dia, tapi, susah. Dia tetep keras kepala. Bahkan nggak ngerasa bersalah sama sekali. Dia juga tau apa alasan Analika yang nggak mau masuk ke sekolah sampai detik ini. Tapi, dia tutup mata. Gue yakin, dia ngelakuin ini bukan atas dasar mencari keadilan buat Analika aja, tapi memang untuk melampiaskan rasa nggak suka dia ke Karen."

Tangan Dewa mengepal di atas meja. "Dari awal udah gue duga." ucapnya. "Tapi gue masih segan buat bilang sama lo. Karena gimana pun, Abeng itu temen lo. Dan juga, gue nggak mau lo berpikir kalau gue cuma dateng untuk ngadu domba antara lo dan Abeng."

Kini Sagara alihkan pandangannya pada Dewa. "Gue juga masih berusaha selidiki itu. Entah, lah, perasaan gue sendiri bilang, kalau ada sesuatu yang janggal dari kasus ini."

 |✔| Karen Laka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang