35. Pelengkap Kasih

579 60 8
                                    

Waktu terus bergulir sama seperti biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu terus bergulir sama seperti biasanya. Jordi dan Syifa sedang menjalani persidangan atas kasus-kasus mereka. Begitu pun dengan Nadikta yang juga harus mempertanggung jawabkan semua tindakannya, bersama dengan beberapa teman-temannya yang juga terlibat—termasuk Abeng.

Pada saat itu, Abeng menjadi saksi mata atas pembullyan yang menimpa adik sepupunya sendiri. Namun Abeng justru tetap bungkam, dan diam-diam membantu melindungi pelaku.

Karena usia Nadikta dan Abeng sudah 18 tahun, sehingga keduanya bisa terkena hukum pidana, atas tuduhan tindakan perundungan/bullying dan pelecehan. Sedangkan untuk kasus Jordi, masih membutuhkan beberapa tahapan sidang lagi, untuk akhirnya menentukan hukuman pasti bagi laki-laki itu.

Untuk Syifa sendiri, juga masih melakukan berbagai tahap persidangan karena tindak kejahatan yang Syifa lakukan tidak se-sederhana itu. Atas kasus ini, banyak melibatkan berbagai pihak, yang tentunya membuat Hakim harus benar-benar memutuskan hukuman yang tepat dan adil.

Karen masih setia menyimak hasil persidangan mereka, meskipun waktu sudah bergulir selama hampir 60 hari. Dan selama itu pula, opini publik belum sepenuhnya padam. Baik Jordi, Syifa dan Nadikta, masih sama-sama menjadi perbincangan bagi masyarakat. Kekecewaan yang mereka rasakan, tidak dapat di bohongi lagi, sehingga menimbulkan berbagai opini dan kritik tajam.

Namun, siapa pun tidak bisa menyalahkan orang-orang ini. Atas tindakan kejahatan yang di lakukan oleh ketiganya, memang sudah sepatutnya mendapatkan sanksi sosial sebagai akibat dari efek yang mereka timbulkan.

"Ren, makan dulu!!"

Suara teriakan itu membuat Karen tersentak dari lamunan. Menoleh ke arah dapur, Karen diam-diam tersenyum tipis kala melihat punggung tegap seseorang. Itu ayah. Seminggu yang lalu, tuntutan ayah telah di cabut, dan akhirnya akibat bukti-bukti yang menunjukkan bahwa ayah nya tidak bersalah selama ini, laki-laki itu di bebaskan.

Kini mereka memilih untuk memulai semuanya dari awal. Membeli rumah yang tidak jauh dari area perumahan Jaka. Jaka juga banyak membantu selama ayah nya baru saja keluar dari penjara. Karen bersyukur, benar-benar bersyukur tentang semua ini. Setelah banyak badai yang ia lalui, akhirnya kebahagiaan lah yang menjadi hadiah nya.

"Iya, Yah, ini aku makan."

Harju baru saja mencuci tangannya, kala melihat Karen berjalan mendekat. "Habis ini, tolong antar ke rumah nya Jaka, ya? Ayah dengar Juwi lagi ngidam mau makan sayur asam. Jadi tadi Ayah masakin sekalian."

"Siap, Yah!"

"Kapan teman-teman kamu bakal main ke sini?" tanya Harju, setelah menarik kursi di hadapan putranya.

"Mungkin habis selesai ujian nanti. Sekarang mereka lagi pusing sama ujian-ujian itu, Yah."

Setelah mengambil beberapa lauk untuk dirinya sendiri, Harju kembali membuka suara. "Oiya, kamu juga bakal ngambil Ujian Paket C, 'kan?"

 |✔| Karen Laka Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang