PROLOG

178 17 3
                                    

Assalamu'alaikum, annyeong

Za kembali dengan genre cerita sedikit berbeda dari karya karya Za sebelumnya

Just info, cerita 'SAGARA ALBIRRU' ini udah ada di tiktok dalam bentuk AU. Cuma yang versi AU nya gak se-detail ini dan masih banyak gantung juga alurnya. Makanya Za berniat buat versi wattpad nya, semoga aja kalian suka ya.

Btw, absen dong kalian tau cerita ini dari mana?

-----

Di bawah langit senja yang mulai memerah menutupi sisi bumi, seorang pemuda dengan wajah tampan, rahang tegas dan mata sipit yang memiliki manik berwarna hazel, berdiri di samping sebuah makam. Rambutnya yang hitam legam tertiup angin sepoi-sepoi, terkadang menutupi sebagian wajahnya yang putih bersih. 

Di genggaman tangannya, tergenggam beberapa tangkai bunga berwarna cerah, sepintas seperti warna pelangi yang sedang di genggam nya.

Matanya terpejam, bibirnya sedikit terkatup, hatinya seakan sedang berbisik, melepas rindu dan kerinduan yang tak terucapkan, hanya bisa terukir di hatinya yang terdalam.

Saat matanya terbuka, pandangannya tertuju pada sebuah buket bunga segar yang terletak di atas makam.  Senyum tipis terukir di bibirnya, sebuah nama terlintas di benaknya.  "Pasti papa abis jengukin lo, kan?"  Gumamnya pelan.  "Papa masih sayang banget sama lo, makanya sampai di hari yang spesial ini, papa dateng."

"Tapi, hari ini bukan cuma hari spesial Lo aja, ini juga hari spesial buat gue. Hari dimana kita berdua sama sama dilahirkan ke dunia. Tapi kenapa? Kenapa papa cuma nemuin lo? Papa bahkan sampai sekarang gak pernah cari kembaran lo ini," ucapnya pelan, suaranya mulai sedikit bergetar menahan tangis.

Ia menunduk sejenak untuk menyembunyikan bulir bening yang hampir menetes dari mata sipitnya. Lalu mencium bunga-bunga di tangan nya dengan lembut dan meletakkannya di atas makam.

"Bahagia di surga ya. Tunggu gue, kalau seandainya udah waktunya gue pulang, lo harus jemput gue. Minta juga sama Allah, supaya nantinya kita dipertemukan di surga-Nya." Pemuda itu berdiri tegak, matanya menatap langit senja yang perlahan gelap.  Ia berbalik, meninggalkan pemakaman dengan langkah gontai, meninggalkan kesedihan yang terukir di hatinya.

------

Tangan kekar bergerak pelan, mengoleskan obat merah pada luka yang ada di lengan.  Luka itu masih terasa perih, mengingatkannya pada kejadian dua hari lalu.

BRAK! Suara motor menghantam sebuah mobil dari belakang, membuat pemuda itu tersentak.  Ingatannya kembali ke jalanan yang ramai, saat motornya menabrak sebuah mobil dari belakang.  Aroma minuman keras masih terasa di tenggorokannya.

Tubuhnya terhempas ke semak-semak pinggir jalan, meninggalkan luka di lengan dan telapak tangannya.

"S*alan!" Umpatnya, sambil mencoba bangkit.  Kepalanya masih terasa pusing, namun rasa bersalah menggerogoti hatinya.

"Maaf, Pak. Saya gak sengaja," ucapnya terbata-bata, sambil berjalan sempoyongan mendekati mobil yang ia tabrak tadi.

Pintu mobil terbuka, seorang pria paruh baya dengan sorban melilit di lehernya keluar dengan seorang pemuda di belakangnya.  "Kamu gak apa-apa?" tanya pria paruh baya itu, dengan nada khawatir.

SAGARA ALBIRRUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang