"Lyala bantu pak, bawah bola ini ke gudang belakang ya,""Iya pak"
"Lah pak, ini ada anak cowo kok gak suruh mereka aja sihhh," kesel Shasa.
"Kamu melawan perintah saya?"
"Saya potong nilai kamu!!""Mampus siapa suruh melawan pak Anto...hahaha"
"Apa si gas elpiji diam dehh, gak usah ikut campur. Harusnya lo sadar diri kaleeee,"
"Apa loo, pak yang nyuruh, ngapain juga gua bantu-bantu,"
"Idihh lakik gak ada kepekaannya, mana ada cewek yang mau deket"
"Apa lo bilang??? Gua seganteng ini," ucapannya sambil menata rambutnya ke samping.
"HUEKKK.... MUNTAH BANGET GUE,"
"Coba sekali lagi...,"
"HUEKKKK.... MUNTAH BANGET GUE ,"
"OH NGAJAK BERANTEM SI SASA SANTAN,"
"APA SASA SANTAN???"
"CANTIK GINI SAMA'IN SAMA SASA SANTAN,""Kepedean lo anak setan,"
Berujung mereka kejaran satu sama lain, aku hanya bisa menggeleng kepala pusing. Mirip anak TK yang gak kebagian permen saat di bagi.
Semua anak yang ada di lapangan sama dengan-ku hanya menggelengkan kepala ada juga yang tertawa melihat sikap berdua, sudah biasa Sahsa dan Ragas bertengkar seperti ini mereka Seperti kucing dan tikus.
"Udahlah sha, kita bawah bola ini ke gudang yok,"
Masih dengan aksi kejar-kejaran yang gak berujung, aku melihat Ragas menarik Shasa menjauhi lapangan dan terlihat sha yang memberontak sambil memanggil nama-ku tapi tidak di pedulikan oleh Ragas yang terus menariknya.
"Udahlah nyerah aja aku sama tu anak berdua,"
Dengan berat hati aku membawa bola ini sendiri ke gudang belakang sekolah yang jaraknya gak terlalu jauh dari lapangan.
✰✯✮✭✬
Saat dia membuka pintu gudang yang berderit, ruangan itu tampak gelap dan dingin. Saat Lyala masuk untuk menaruh bola-bola di rak, dia melihat sesosok tubuh yang familiar di sudut ruangan.
Kali ini, dia terlihat lebih parah dari sebelumnya.Penampilannya lebih berantakan dari biasanya. Rambutnya yang acak-acakan menutupi sebagian wajahnya yang terlihat memar dan yang paling mengkhawatirkan, darah segar menetes dari hidungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI UJUNG SENJA
RandomJika orang bertanya apa yang paling kamu takutkan di dunia, maka jawaban-ku adalah Kehidupan. "Tidak ada yang pernah tahu apa yang akan terjadi kedepan, takdir mengalir begitu saja dan kita mengikuti jalannya takdir yang melekat di dalam diri." ...