bab 2. Dalam Hutan

59 9 0
                                    

"Terima kasih, Kak," ucap Babe.

"Sudahlah, tidak perlu berterima kasih. Ngomong-ngomong, hari ini kamu ada kegiatan diluar sekolahkan?" tanya Gap.

"Iya, pak Sean bilang, hari ini kami akan menjelajah hutan untuk mengenal kehidupan alam." Babe menjawab dengan santai.

"Oh." Gap kembali menanggapinya dengan singkat.

Suasana kembali hening, tidak ada seorang pun yang bicara lagi. Sampai akhirnya, mereka tiba di sekolah. Bus berhenti tak jauh dari gerbang sekolah. Babe dan Gap turun dari bus setelah membayar.

"Wah, sepertinya semua sudah berkumpul!" kata Gap begitu melihat beberapa siswa kelas 2 sudah berkumpul di halaman.

"Kak, aku pergi duluan," ujar Babe.

"Tunggu dulu, Beb!" Gap menahan tangan Babe dan menatapnya dengan pandangan sedih.

"Ada apa, Kak?" Ekspresi di wajah Babe terlihat bingung.

Gap tidak menjawab dan malah menatap Babe dengan pandangan sedih dan khawatir. Seolah takut ditinggal oleh Babe.

"Apa maksud ekspresi wajahmu itu?!" tanya Babe sambil memasang ekspresi kesal.

"Aku sedih karena adikku akan pergi sendirian," jawab Gap seraya memeluk Babe.

"Sudahlah, aku bukan anak kecil lagi! Sebaiknya kau cepat masuk ke dalam, atau kau akan terlambat!" Babe begitu kesal sambil melepaskan pelukkan Gap.

"Baiklah, Beb. Jika ada apa-apa cepat beritahu aku. Atau jika ada yang membuat masalah denganmu, katakan saja. Biar aku yang mengurusnya nanti." Gap mengalihkan pandangannya kearah tiga siswa yang sedang berkumpul.

Babe mengikuti pandangan Gap dan langsung paham maksud ucapannya. Selama ini, Babe memang sering mendapat perlakuan tidak mengenakan dari tiga temannya dan hanya Gap yang selalu melindunginya.

"Kau jangan khawatir, mereka tidak akan menyakitiku." Babe berusaha menenangkan Gap sambil menyentuh bahu kanannya dengan lembut.

Gap hanya diam menatap Babe dengan pandangan yang sulit diartikan. Rasa ingin sekali Gap ikut, tapi dia berbeda kelas.

"Sudahlah, aku harus berkumpul dengan teman-temanku. Sampai jumpa," balas Babe seraya berjalan menjauh.

Babe segera menghampiri teman-temannya yang sudah berkumpul di depan bus. Beberapa murid perempuan sedang asyik mengobrol di depan bus. Mereka tertawa riang sambil bercanda ria.

"Hai, Beb. Baru datang ya?" tanya Fay, salah satu teman perempuan Babe.

"Iya, Fay. Apa semua sudah berkumpul?" Babe bertanya balik dengan ramah.

"Sepertinya semua sudah datang, tinggal menunggu para guru saja." May menjawab dengan santainya seraya melirik kearah sekolah.

"Hmm, kalau begitu aku masuk duluan," ujar Babe.

"Kamu duluan aja, nanti kami menyusul," balas Fay sambil tersenyum.

Babe segera masuk ke dalam bus dan mencari tempat duduk yang sekiranya masih kosong. Setelah memperhatikan kursi, akhirnya Babe menemukan tempat yang kosong. Dia pun segera kesana sambil tersenyum.

Saat melihat Babe masuk, tiga siswa ikut masuk ke dalam bus. Salah satu dari mereka melihat Babe yang sedang menaruh barangnya di bagasi, tersenyum penuh arti pada rekannya. Senyuman seperti kode pada teman-temannya.

"Ayo, kerjain dia," bisik siswa di depan.

"Iya, ayo!" balas rekannya.

Mereka bertiga berjalan menghampiri Babe dan dengan sengaja mendorong Babe hingga terjatuh ke kursi dan semua barang bawaannya terjatuh ke lantai bus.

Angel's SincerityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang