Keluarga

1.9K 177 45
                                    




Gais mau ceritaaaa...
Dulu kan aku pernah bilang ya kalau Kamu dan Negara bakal di terbitkan, nah aku memutuskan untuk batal ☺ waktu itu aku deal sama ethernity publishing kalo kalian tau itu sekitar bulan april lalu mereka hubungi aku

Pertama aku merasa tulisanku ga sebagus itu sampai kalian harus beli, kedua aku juga kasian mungkin ada yang harus nabung buat beli e book aku.. Jangan lah aku merasa ga se wort it itu lagian kalo sampai di terbitkan aku merasa kalo aku mengambil keuntungan dari kesuksesan dan ke viralan beliau beliau ini jadi mungkin karya karya yang masuk kategori Original by Didi yang akan di pertimbangkan masuk penerbitan mungkin ya.. Jelas yang hambalang series ga akan terbit bisa liat infonya di bio aku udah aku perbarui kemarin 🥳 akhirnya ga males bikin bio

Gais... Doain semoga aku istiqomah ya.. Dari pada kalian baca cerita aku berbayar mending uangnya kalian masukin kotak amal di masjid atau kasih ke orang orang yang lebih membutuhan, atau bisa kalian belikan jajanan dan makan bareng orang orang tersayang ☺

Aku makasih banget ga nyangka cerita aku bakal di baca ampe ratusan ribu orang dan di follow ratusan orang padahal kalo di pikir pikir isinya cuman buat seneng seneng aja, aku seneng baca dan seneng nulis gais trus ketemu sama kalian yang doyan baca crita receh aku jadi terharu lah aku 🤗 makasih ya

Jangan lupa kalau punya uang 2000 perak aja minta tolong kasih ke Masjid anggep aja ongkos kalian baca cerita aku ntar pahalanya bagi 2 kalian sama aku 🤣 jangan di ambil sendiri pahalanya wkwkwk

Selamat membaca cintaaa ❤








"Mas.. Sebenernya lu tau ga? Yang lu cium cium itu bini gua?" Sinis Agung melihat Salsa di cium Rajif yang notabennya kakak kandungnya sendiri Rajif, Salsa dan Nadya duduk di sofa halaman belakang kediaman Bapak Presiden ke 8 Indonesia itu dengan posisi Rajif di tengah di apit dua wanita cantik berhijab di kanan kirinya

"Lu siapa emangnya? " Bukan menjauh Rajif justru menyenderkan kepalanya di pundak Salsa dan melingkarkan tangannya di perut sang Adik yang mulai membuncit mengandung buah hati pertama pasangan Agung dan Salsa

"Abi titus ini lese tan Ayah? " (Abi tikus ini rese kan Ayah?) sepertinya Agung baru saja mendapat satu pendukung

"Rese emang Abi tikus ini ya.. Mba Djiwa sebel sama Abi juga? Ayah sebel banget liatnya.. Ayah gebukin boleh ga? " Agung mendapatkan satu suporter dengan wajah bulat yang lucu dan yang terpenting satu frekwensi

"Jangan main sama Abi Ayah.. Tinggal aja" Kening kecil mengkerut lucu

"Amit amit ya Dekkk... Semoga besok Dedek lahirnya se cakep Abi, Ami, Bunda jangan kayak Ayah ya.. Cerewetnya jangan kayak Mba Djiwa ya" Nadya hanya bisa terkekeh melihat tingkah kekanakan suaminya yang terkadang di luar nalar

"Menurut lu kalo gua bales elus elus perut Mba Nadya perasaan lu gimana? " Geram Agung yang posesif, ia cemburu pada kedekatan kakak iparnya dengan sang istri padahal sejak lama jauh sebelum mereka menikah Rajif dan Salsa memang sedekat itu

"Coba aja.. Ntar ponakan gua lahir tinggal gua bilang aja kalo Bapaknya bunuh diri" Baik Nadya dan Salsa memukul lengan Rajif bergantian untuk memberi peringatan agar cara bercanda dua laki laki itu tidak melewati batas

"Bunuh dili itu apa Ami? " (Bunuh diri itu apa Ami?) keempat orang dewasa itu mendadak bungkam tak ada satupun dari mereka menjawab penasaran si sulung

"Bunuh dili itu apa Ami? " (Bunuh diri itu apa Ami?) keempat orang dewasa itu mendadak bungkam tak ada satupun dari mereka menjawab penasaran si sulung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Unspoken Word 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang