F. E. S. T. I. V. A. L.

14 2 0
                                    

3 Agustus 2005

Suara bising petasan, tawa anak anak bergema diseluruh festival malam ini, semuanya nampak bersenang senang dengan keluarga, teman, bahkan pacar mereka.

Lampu lampu bersinar dengan terang, para gadis tampil dengan cantik menggunakan kimono bermotif, semua tantangan permainan berhadiah tersedia.

Banyak penjual makanan, minuman khas, dan hadiah tangan seperti manik manik, accessories rambut, bunga bunga dan masih banyak lagi.

Malam ini benar benar menyenangkan.

Takemichi, Hinata, Emma, dan Draken. Semuanya nampak bersenang senang di festival, Takemichi dan Draken bertaruh tentang hadiah utama boneka untuk Emma dan Hinata.

Emma dan Hinata nampak memberi dukungan, gemas sekali, seperti pasangan muda pada umumnya.

"Yaks! Draken - kun! Jangan bermain curang" kesal Takemichi ketika lengan nya tersenggol oleh Draken.

"Heh! Baka! Kau saja yang terlalu mendekat padaku" bela Draken

Keempat anak itu tertawa bersamaan sungguh menyenangkan ketika seperti ini.

Eh!

Hinata berbalik dan membungkukan badan ketika lengannya tidak sengaja menyenggol seseorang dibelakangnya.

"Gomen, gomenasai" Hinata mendongkak dan menggigit bibir bawahnya ketika melihat gadis dihadapannya.

Gadis dihadapannya menatap malas pada minuman boba yang terjatuh. Hinata berdesis, saat tatapan mata itu beralih padanya.

Takemichi menarik mundur Hinata dibelakangnya, kemudian menatap gadis itu. Tatapan mata emerald itu terlihat sayu dan malas, ekspresi nya sangat datar seolah tidak marah karena Hinata menjatuhkan minumannya.

Gadis itu tidak seperti menikmati festival, dia hanya menggunakan celana hitam pendek sepaha, baju putih yang bahkan tidak bisa menutupi perut, jaket hitam bercorak awan merah yang terlihat sedikit oversize, dan yang paling unik adalah rambut warna merah muda milik gadis itu, terlihat sangat cocok dengan gadis dihadapannya.

Gadis itu memiringkan kepalanya kemudian menyugar rambut merah mudanya dengan jari tangan, "hati hati nona, kau tidak tau apa yang akan kau alami jika ceroboh" ujarnya, kemudian berlalu begitu saja.

Takemichi menatap gadis itu sejenak, "nee Hinata - chan, apa kau tidak papa? Apa kau lelah? Ingin pulang??" Tanya nya pada Hinata.

Hinata hanya menggeleng kecil, "Ayo kita pulang saja, sudah mulai gerimis, akan menyebalkan jika Emma sakit dan Mikey membunuhku" Draken berujar sembari menggandeng Emma.

Takemichi dan Hinata mengikuti dibelakang, hujan mulai turun, menyebalkan sekali. Mereka berempat berjalan menuju parkiran, yah setidaknya untuk berteduh sejenak.

"Draken!"

Mereka berbalik, menatap Pehyan yang berdiri dibelakang mereka, dengan seragam Touman dan Selempang Putih yang biasanya mereka gunakan saat tawuran.

"Pehyan? Kenapa kau menggunakan itu?" Draken mengerutkan kening melihat Pehyan yang menatap mereka dengan tajam.

"Pehyan, kenapa serius sekali?" Emma memiringkan kepala.

Draken berdecih, pasti karena urusan Pah, "Peh, kau membenciku karena penolakan ku? Kau mau bertengkar sekarang?" Draken bergerak maju, bersiap untuk melawan Pehyan.

Tepat ketika Draken didepan Pehyan tiba tiba saja seseorang muncul dibelakangnya, membawa sebuah tongkat dan bersiap untuk memukulnya.

Bruk!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SANO DATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang