Tangis yang pecah

378 29 52
                                    

Pagi buta dengan cuaca yang cukup dingin membuat Beyla terbangun, ia mendapati Hesa yang masih tertidur lelap disampingnya.

"Owh, Shit.." Umpat Beyla, Hesa cukup membuatnya sedikit kesal, sambil menyeka rambut panjangnya, "lengah dikit, tidur seranjang." sambung ucapannya pelan.

Ia menarik selimut yang ia pakai dan Beyla pasangkan dibadan Hesa, dan menyeka rambut Hesa menutupi dahinya sendiri. Beyla bergegas untuk pergi ke kamar mandi sebelum Hesa terbangun, ia keluar dari kamar dan beranjak masuk ke kamar mandi.

"Hesa punya sikat gigi belum dipakai gak ya?" gumamnya sambil melihat ke berbagai sudut.

Ia menemukan laci yang tertutup, Beyla mencari apa yang ia inginkan, dan-matanya berbinar saat apa yang ia inginkan tercapai, ada sikat gigi yang masih terbungkus rapih, ia membuka kotak sikat gigi itu, dan membawanya ke wastafel. Sebelum kegiatan rutin paginya ini dimulai, Beyla mencepol rambutnya, ia menghadap cermin dan melihat muka bantalnya.

"Hmm, not bad bengkak dikit gak ngaruh." Beyla sang love self.

"Nice

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nice." Beyla tersenyum sedikit melihat hasil dump selfienya.

Hari ini dia harus kembali ke kuliah mengejar satu matakuliah umum, yang memang tidak terjadwal rapih, sesuka dosennya saja bisanya kapan Beyla berangkat. Ia melihat jam menunjukan pukul 6 pagi. Sedangkan kelas akan di mulai jam 9 pagi. Beyla menghitung jam, karena ia berniat akan membuat sarapan untuk Hesa dahulu.

"30 menit cukup kali ya, masak sebentar." Pikirnya.

Ia menyelesaikan kegiatannya dahulu, bangun mendahului Hesa dan menyikat gigi, kegiatan sikat gigi setiap pagi dilakukan dari kebiasaan kecilnya. Dulu papanya yang sering mengajak Beyla membiasakan kegiatan itu. Sebab papanya mengatakan,

"Bebe kalau bangun bobo harus sikat gigi, biar gak bau Naga."

Beyla saat itu masih sangat kecil, dengan polos bertanya,
"Memang aku bau Naga, Pa?"

Papa menggeleng,
"Enggak sih, takutnya aja nanti ketemu sama orang Bebe belum mandi di bilang bau Naga."

Dan akhirnya kata-kata itu selalu diterapkan sampai besar, ya meski Beyla yang sudah besar kalau ingat itu hanya seperti sedikit dibodohi, tapi tidak apa itu salah satu pelajaran baik.

Mengingat itu membuatnya terkekeh geli,
"Papa, kangen deh." Ujarnya pelan, sambil beranjak keluar kamar mandi karena kegiatannya sudah selesai.

Beyla mendekati area dapur, bersih sekali. Ia melihat ke setiap sudut dapur sampai ke kompor tanam yang Hesa miliki, tidak ada minyak tumpah sedikitpun.

"Hesa jarang masak kali ya," Pikirnya, ia membuka lemari pendingin yang cukup besar dan melihat seisinya.

"..." Beyla terdiam.

The Hottest Man (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang