SECOND IDEA

132 13 11
                                    

Hallo Sayang. Aku kembali lagi dengan ide baru tuk siapa yang mau ngerjain.

Silahkan di komen bagi siapa yang mau mengambil ide dari secuil ketikan kami ini dan tag akun kami RiNunew & Chained_Girl (pemilik ide & penulis), jika cerita sudah di tayangkan.

|

Pemeran utama harus ZeeNunew.

|            ●           |

Tentukan judul sendiri

Ku ukir senyum di akhir aktifitasku yang lumayan padat hari ini. Jam dinding berdenting, menandakan sekarang sudah pukul 12 malam dan itu adalah alaram yang selalu mengingatkanku untuk pulang tepat waktu. 'tunggu kakak naa. Kakak sudah berjalan keluar dari toko. Kamu sudah makan?' itulah awal dari ucapanku pada adik kesayanganku saat panggilan kami terhubung beberapa menit yang lalu. 'baiklah! Tunggu lima belas menit lagi.' Dan demikian akhir kalimat yang terucap dariku, sebelum kuputuskan panggilan telepon kami.

Aku adalah anak pertama, sekaligus tulang punggung keluarga sejak meninggalnya Ayah kami karena kecelakaan saat Ibu melahirkan Ally. Hari dimana kita seharusnya berbahagia, justru menjadi hari yang begitu penuh air mata juga duka besar bagi keluarga kecil kami. Ayah yang pulang terburu-buru sebab mendengarkan kabar jika Ibu akan operasi lebih cepat di malam itu, justru menjadi korban dari tabrakan beruntun sebuah mobil pengangkut barang. Yang akhirnya menjadi penyebab, kami harus kehilangan Ibu juga di usia 3 hari Ally.

Sejujurnya bukan hanya kami. Malam itu menjadi malam yang kelam untuk masyarakat di kota Bangkok. Banyak yang menjadi anak yatim piatu, janda ataupun duda dalam satu waktu. Ibu yang saat itu berada dalam ruang Operasi, seolah menuntutku secara tidak langsung agar bisa bertahan karena kabar duka tersebut. Hingga satu jam operasi berjalan dengan lancar. Suara tangisan Ally kecil membuatku sedikit merasa legah, namun dengan deraian air mata yang masih tiada berhenti. Terlebih lagi, saat itu hatiku masih gusar menunggu datangnya kabar dari ruang operasi yang lain, dimana Ayahku juga sedang menjalani Operasi karena kecelakaan besar tersebut.

Yang berakhir gagal. Ayah pergi untuk selamanya.

Bruk

"Oh Lord!" Aku terperanjat kaget karena seseorang menabrakku dan berhasil membuyarkan lamunanku dari sekelebat bayang-bayang masa lalu.

"Sorry," sesal orang itu.

Ku tatap dia dari atas hingga ke bawah, lalu kembali lagi pada wajahnya, "kak Zee?" Kaget! Itu sudah pasti tersirat dari expresi wajahku saat ini. Dimana bibirku terbuka kecil dan mataku membulat sempurna.

Zee Pruk. Dia teman masa kecil sampai remajaku. Anak dari sahabat Ayah yang dulu juga adalah orang yang selalu bermain bersamaku dan selalu mengekoriku kemana saja aku pergi. Hanya saja, kami terpisah saat Ayahnya memutuskan untuk pindah tempat ke luar Negri.

"Nunew?"

"Kak, ini beneran kamu?"

Dia mengangkat bahu pongah.

"Cih ... Kakak tidak pernah berubah." Kesal rasanya melihat tingkahnya itu. Tapi Astagah! "Aku sangat merindukanmu kak." Aku tetap juga memekik kegirangan dan memeluknya erat.

"Hahaha ... Meluknya jangan nyekik donk Nhu." Dia merenggut, tapi sedikit di awali dengan tawanya yang berat dan rendah.

Kurenggangkan pelukanku dan aku tersenyum malu, "sorry. Habisnya Nhu kangen banget. Kakak kapan baliknya? Kirain bakal nggak bisa ketemu lagi."

Dia terkekeh lagi dan mengacak rambutku gemas. "Kaaak!" Protesku kesal. Seharusnya dia tahu, rambut adalah bagian dari anggota tubuhku yang paling kubenci orang lain menyentuhnya, kecuali karena sesuatu — tanda kutip.

"Aku harus menghabiskan waktu selama tiga jam hanya untuk rambut ini."

"Hahaha berlebihan sekali. Kamu mau kemana?"

"Pulang," jawabku singkat sambil kembali melangkah meninggalkannya.

Dia mengekoriku lagi.

"Kamu akan pulang? Darimana saja hingga pulang selarut ini?"

Aku tidak lagi menjawab. Bukan karena masih merasa kesal padanya. Tapi, enak saja rasanya jika dia penasaran seperti itu. Hitung-hitung, itulah balasan untuknya tadi.

"Dear? aku sedang bertanya loh."

Aku tahu sekarang! Melihat dia hanya mengikutiku dan tidak pergi kemana-mana, atau terlihat akan pergi kesuatu tempat. Maka bisa di pastikan, "kakak sudah tahu semuanya. Dasar stalker. Dan apa-apaan panggilan itu. Padahal sudah lama nggak ada kabar ... Cih." Aku berdecih. Rasanya geram juga jika mengingat dia tidak mengabariku sejak enam tahun yan lalu.

"Ops. Aku ketahuan? Nggak seru siih. Kamu marah? Sorry."

"Aku sedang marah kak."

Dia menarik tanganku hingga punggungku membentur dadanya. Sialan! Jantungku berdebar sangat keras sekarang. oh Lord! Jangan sampai dia menyadari hal ini

"aku merindukanmu cantik," bisiknya dengan dagu yang sudah bertengger manis di bahu kiriku. Aku bersemu sekarang. Tidak dapat menjawab ataupun mengelak, serta marah sebab tingkahnya.

cup

shit! "Kaaak."

"Hmmm? Kenapa?"

"Berhentilah! Ini di jalan umum." Bisikku, berdegup kencang.

"Berarti boleh jika kita hanya berdua? Bagaimana jika kita pulang ke rumahmu lebih cepat? Aku akan bermalam disana malam ini."

B L U S — otak dan bagian tubuhku tidak lagi tertolong sekarang!

Inilah hubungan kami yang sebenarnya. Hanya aku dan dia yang tahu. Kami menyimpan rahasia besar dari semua orang, sejak usiaku genap 17 belas dan kak Zee saat itu berusia 19 tahun. Berawal dari rasa penasaran, berakhir menjadi kesenangan. Bukan sebagai sahabat atau teman biasa, juga bukan saudara atau kekasih. Kami berdua, are mutually beneficial friends. Hubungan kami sudah seperti sepasang kekasih. Tapi tidak bisa di katakan seperti itu, sebab tidak ada kepastian tentang hal tersebut. Aku dan Kak Zee tidak pernah meresmikan hubungan kami sampai di tahap sana.

|           ●           |

Silahkan lanjutkan, uraikan dan tambahkan ide Anda. Yang mau boleh komen agar ceritanya tidak ke up sama lebih dari satu orang. Bab ini nantinya akan kami beritahukan jika sudah menemukan pemilik barunya.

BEBAS berkarya dan berfantasi dengan alur pribadi Anda untuk melanjutkan. Dengan Syarat komentar di bawah jika ingin mengambil idenya.




Bersama :

Chained_Girl
&
RiNunew

Chained_RANDOM IDE (Room Berbagi Ide)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang