Special part: Independence day in Komp. Duri Bengkok
Happy Independence day! 🇮🇩
@@@
Agan menyemprotkan parfum ke tubuhnya setelah rapi dengan beskap dan blankon yang membuatnya tampak seperti bapak hajat pada pernikahan jawa. Pada hari kemerdekaan ini, komplek Duri bengkok mengawali serangkaian acara dengan karnaval sepeda hias anak-anak dan mereka akan berkeliling ke seluruh komplek dan jalan besar di depan sana.
Para panitia berjanjian menggunakan baju adat. Itulah sebabnya hari ini Agan memakai pakaian adat jawa yaitu beskap dan blankon dengan bawahan celana bahan hitam. Tadinya, Saka menyarankan untuk menggunakan kain jarik yang dililit, tapi Agan keburu menolaknya karena takut ribet saat bertugas nanti. Kebayang Agan harus berlarian ke sana ke mari untuk mengurusi peserta. Yang ada dia sulit bergerak karena kain yang dipakainya.
"Kagak ah! Ntar jalan gua kayak pinguin lagi. Lu tau sendiri ntar gua wara-wiri. Susah!"
"Kayak pinguin sih kagak, palingan kayak orang yang abis sunat jalannya." Saka terkikik geli.
"Yeu, kocak!"
Begitulah kira-kira saat Agan menolak saran Saka.
Tak berselang lama, suara dering ponselnya terdengar. Agan langsung mengangkat telpon tersebut.
"Halo—"
"Agan kamu di mana?! Ini anak-anak udah pada nungguin." Suara Gia mengisi indera pendengarannya. Gia yang waktu lalu setuju untuk ikut berpartisipasi menjadi panitia lomba itu pun langsung Agan angkat menjadi wakil ketua panitia.
Agan pun keluar dari kamar dengan tergesa-gesa. Hapenya ia jepit di antara telinga dan bahu, "sabar, Geulis. Masih di rumah nih. Agan ke sana."
"Ya udah hayuk, buruan ya."
"Iya, Geulis."
Telepon pun diputus oleh Gia. Kemudian, Agan sibuk memakai sepatunya dengan terburu-buru karena Gia sudah memburu-buruinya. Pantas saja rumah sepi dan tidak terdengar suara berisik Kia. Ternyata anak itu sudah berangkat ke lapangan. Abah juga tidak ada di rumah. Entah ke mana Abahnya itu sekarang.
"Awi, gua berangkat!" seru Agan setengah berteriak.
Awi yang sedang duduk santai di depan teras hanya mengangguk kecil dan menatap Agan yang punggungnya makin menjauh dari pandangannya.
@@@
"Jangan berebutan ya, semuanya dapet kok." seru Gia pada anak-anak di depannya yang kini berbaris demi bingkisan dari panitia. Perempuan yang kini rapi dengan kebaya janggan warna putih itu pun membagikan bingkisan berisi makanan kepada anak-anak kecil yang nantinya ikut berkeliling dalam karnaval mereka.
"Mbak Gia, kardus yang di sana dibuka lagi nggak?" tanya Sasya, rekan panitianya.
"Tunggu yang ini abis dulu aja kali ya, Sya." kata Gia sambil menunjuk kardus yang dia pegang.
"Kakak aku mau ... aku mau!"
"Iya, sabar ya, Sayang. Ini dibagiin, kok." Gia memberikan satu bingkisan ke anak kecil tadi.
Di tengah-tengah, Gia membagikan bingkisan, Tiara datang bersama Kia. Gadis itu langsung berbinar begitu melihat Kia.
"Dedek Kiaaa." serunya sambil berjongkok untuk menyelaraskan tinggi Kia.

KAMU SEDANG MEMBACA
Agen Agan ✔️
FanficDia bukan seorang raja ataupun seorang pangeran. Dia hanyalah seorang Agan. Pemuda penjaga sebuah agen yang pernah bermimpi menunggangi seekor kuda putih dan bertemu seorang gadis cantik yang disinyalir seorang putri. Namun ketika terbangun, yang...